CARITAU SURABAYA – Sejalan dengan PLN memaparkan langkah konkrit implementasi melalui RUPTL paling hijau, dekarbonisasi pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai komitmen mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
“Melalui skenario percepatan ini, PLN menargetkan penambahan EBT sebesar 75% dan meningkat 3,5 kali lipat pada tahun 2030,” kata General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Agus Kuswardoyo dalam Roadshow Just Energy Transition, Selasa (27/2/2024).
Tak hanya itu, PLN juga melakukan captive grid di Jawa Timur untuk sektor makanan & minuman, manufaktur, pulp & kertas serta petrokimia. Potensi dari berbagai sektor yang bisa kita genjot untuk penggunaan energi hijau ini sekitar 240 MW.
"Tidak berjalan sendiri, PLN menggandeng IPP untuk pengembangan EBT di Jawa Timur yang kita susun roadmap nya hungga 2040. Untuk Jawa Timur kami berfokus pada upgrade kapasitas pembangkit di 32 lokasi hingga tahun 2027, penggantian baterai menjadi lithium ion di 22 lokasi dan dedieselisasi Hybrid PLTS di 10 lokasi kepulauan," terang Agus.
Sementara itu untuk mencapai transisi energi yang berkeadilan, Agus menambahkan tata kelola perusahaan yang baik dan berkelanjutan serta dampak sosial harus turut diperhatikan.
"Keterlibatan swasta dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan yang hijau dan dampaknya terhadap perkembangan ekonomi daerah juga perlu turut dipertimbangkan. Saat ini, PLN merencanakan 51,5% pembangkit merupakan EBT dan 64,8% porsinya dikembangkan swasta," terang Agus.
Di Jawa Timur kondisi kelistrikan terkoneksi dengan Jawa Bali, daya mampu sebesar 9.999 MW dengan beban puncak sebesar 6.502 MW dan cadangan daya 2.259 MW. Turut berkontribusi energi bersih di Jawa Timur sebanyak 23 pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga sampah, dan pembangkit listrik tenaga minihidro.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan Just Energy Transition Partnership Indonesia (JETPI), Adhityani Putri menyatakan kesiapan sinergi erat bersama PLN melalui pendanaan global untuk mengakselerasi proyek transisi energi.
"Mengapa proses transisi energi itu harus berkeadilan karena mempertimbangkan kehidupan dan penghidupan masyarakat terdampak di setiap tingkat perjalanan transisi energi sehingga tidak ada satu pun yang tertinggal," pungkas Adhityani. (HAP)
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...