CARITAU JAKARTA – Tim Nasional (Timnas) Indonesia berpeluang besar lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023 Qatar, bahkan sebelum bertanding melawan Jepang pada Rabu (24/1/2024) besok. Jika lolos, sejarah tercipta karena kali pertama Indonesia menjejakkan kaki di babak gugur Piala Asia.
Tim Samurai Biru, julukan Timnas Jepang, sebenarnya dihadapkan pada situasi sulit menjelang laga melawan Indonesia besok malam. Hal itu terkait skenario calon lawan yang akan dihadapi di babak 16 besar. Jika menang lawan Indonesia dan finis sebagai runner-up Grup D, maka Jepang bakal menantang juara Grup E yang hampir pasti ditempati Korea Selatan.
Sementara jika merebut status peringkat tiga terbaik, Jepang ‘hanya’ akan bertemu Juara Grup A atau Grup B yang kemungkinan direbut oleh Qatar dan Australia. Meski semua lawan di babak gugur tidak ada yang ringan, namun tak bisa dipungkiri Korsel adalah lawan yang lebih sulit dikalahkan ketimbang dua tim di atas.
Oleh sebab itulah, muncul semacam prediksi bernada canda, bahwa Jepang akan sengaja mengalah dari Indonesia hanya agar merebut posisi ketiga terbaik, demi menghindari bertemu Korsel di babak 16 besar. Ketakutan Jepang beralasan karena rekor pertemuan, Tim Samurai Biru lebih sering kalah ketika bertemu Korea Selatan.
Dari 81 kali pertemuan, mereka hanya mampu memenangi 16 laga. Sementara Korea Selatan menang 42 kali, serta 23 laga lainnya berakhir imbang. Jadi jika melihat rekor pertemuan antara Jepang vs Korsel, pantas saja jika muncul isu Jepang bakal sengaja mengalah dari Indonesia untuk menghindari Korsel. Sesuatu yang tampaknya tak bakal dilakukan oleh Timnas Jepang.
Timnas Garuda sudah empat kali tampil di Piala Asia, yaitu pada 1996, 2000, 2004, dan 2007. Penampilan pertama Indonesia adalah saat melawan Uni Emirat Arab di Piala Asia AFC 1996. Selama turnamen, Indonesia hanya mencetak satu poin dari hasil imbang 2-2 melawan Kuwait. Skuad yang dilatih oleh Danurwindo itu kemudian takluk 2-4 di tangan Korea Selatan, dan di laga terakhir Widodo Cahyono Putra dkk menyerah 0-2 dari Uni Emirat Arab.
Penampilan kedua Timnas terjadi di Lebanon pada gelaran Piala Asia AFC 2000. Timnas hanya memperoleh satu poin dari tiga pertandingan, dan lagi-lagi, dari pertandingan melawan Kuwait yang berakhir tanpa gol. Indonesia membuat rekor yang lebih tinggi di Piala Asia AFC 2004, setelah berhasil mengalahkan Qatar dengan skor 2-1 untuk mencatat kemenangan pertama Indonesia dalam sejarah turnamen. Kemenangan itu tentu saja tidak cukup untuk membantu mereka lolos ke babak kedua, setelah kalah 0-5 dari tuan rumah Tiongkok dan 1–3 dari Bahrain.
Empat tahun kemudian, Timnas Indonesia berhasil lolos kembali di Piala Asia 2004. Indonesia berada satu grup dengan Tiongkok, Qatar dan Bahrain, di mana mereka memenangkan satu-satunya pertandingan melawan Qatar dengan skor 2-1, namun harus tersingkir dengan hanya meraih tiga poin.
Pada Piala Asia AFC 2007, Indonesia menjadi tuan rumah bersama dengan Malaysia, Thailand dan Vietnam, yang merupakan pertama kalinya dalam sejarah Piala Asia AFC, kompetisi diselenggarakan oleh empat negara sekaligus.
Pada pertandingan pembuka turnamen, Indonesia menghadapi Bahrain dengan gol-gol yang dicetak oleh Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas untuk mengamankan kemenangan 2-1. Namun dalam dua pertandingan berikutnya, Indonesia mengalami kekalahan 2-1 dari Arab Saudi dan kalah tipis 0-1 dari Korea Selatan sehingga Indonesia gagal lolos ke babak gugur.
Kini 16 tahun berselang, Bendera Merah Putih kembali berkibar di Piala Asia 2023. Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Garuda berpeluang menorehkan sejarah untuk pertama kalinya lolos ke babak gugur. Kemenangan 1-0 atas Vietnam di laga kedua Grup D membuka lebar peluang tersebut.
Asnawi Mangkualam dkk bahkan memiliki empat pintu atau skenario yang bisa dilalui untuk lolos ke babak 16 besar Piala Asia.
Skenario pertama adalah laga match day ketiga di Grup B antara Suriah vs India yang akan digelar pada Selasa (23/1/2024) malam berakhir imbang. Jika ini terjadi, maka Suriah tidak akan bisa menggeser Indonesia pada peringkat ketiga terbaik karena hanya mengoleksi dua poin.
Jika Suriah ternyata berhasil menang, maka masih ada skenario kedua yang bisa diharapkan Indonesia untuk lolos. Skenarionya, laga antara Hongkong vs Palestina di Grup C berakhir imbang. Laga ini juga akan digelar pada Selasa (23/1/2024) malam atau sehari sebelum Indonesia berlaga melawan Jepang.
Jika ternyata Palestina mampu meraup tiga poin dari Hongkong, maka Indonesia harus melakoni skenario ketiga untuk lolos. Skenario ketiga adalah Indonesia tidak boleh kalah dari Jepang, karena tambahan satu poin dari hasil seri akan membuat posisi Indonesia di peringkat ketiga terbaik tak mungkin digeser tim lain dengan raihan total empat poin dari hasil sekali menang, sekali imbang, dan sekali kalah. Laga Indonesia vs Jepang akan digelar pada Rabu (24/1/2024) pukul 18.30 WIB.
Satu skenario terakhir masih bisa diharapkan jika Asnawi dkk takluk dari Jepang. Dengan raihan tiga poin, Indonesia masih berpeluang lolos ke babak 16 besar, jika laga di Grup F antara Kyrgistan kontra Oman yang digelar Kamis (25/1/2024) berakhir imbang. Jika ini terjadi maka Oman tak mungkin menggeser Indonesia karena hanya punya koleksi 2 poin.
Terlepas Indonesia diuntungkan dengan hasil pertandingan tim lain, namun Timnas Indonesia tetap harus memperjuangkan nasibnya sendiri untuk lolos ke babak 16 besar. Itu artinya, anak asuh Shin Tae-yong minimal harus meraih hasil imbang untuk memastikan satu tiket ke babak gugur agar mengoleksi nilai 4. Meskipun berat, pengamat sepak bola Ronny Pangemanan mengatakan dalam sepak bola semua bisa terjadi.
“Kalau untuk meraih tempat ketiga, paling enak, paling gampang, kita bermain imbang. Apalagi kalau kita menang, ini luar biasa. Walaupun orang banyak mengatakan sulit, tapi dalam sepak bola semua bisa terjadi. Irak mampu mengalahkan Jepang dengan 2-1 di mana Jepang lebih diunggulkan. Bahkan Irak sempat unggul 2-0 sebelum Jepang mencetak gol di penghujung laga lewat Wataru Endo,” kata Ropan, sapaan akrabnya dalam tayangan di akun YouTube pribadinya, @Bung Ropan seperti dikutip Caritau.com, Selasa (23/1/2024).
Peratndingan Jepang vs Indonesia berlangsung di Al Thumama Stadium. Di atas kertas, Indonesia kalah segala-galanya dari Tim Samurai Biru. Dari 15 kali pertemuan, Tim Garuda hanya mampu menorehkan lima kali kemenangan, dua kali imbang, dan 8 sisanya berujung kekalahan.
Rekor Indonesia menghadapi tim dari Asia Timur juga sangat buruk. Tercatat Tim Garuda tak pernah sekalipun menang setiap kali bertemu tim Asia Timur di Piala Asia. Indonesia tiga kali kalah dari Korea Selatan dan dua kali kalah dari China dengan rekor kebobolan 17 kali dalam lima pertandingan.
Satu-satunya fakta yang bisa menghibur, Shin Tae-yong pernah sekali mengalahkan Jepang saat masih melatih Timnas Korea Selatan. Momen itu terjadi di ajang Asia Football Championship 2017. Bertanding di Ajinomoto Stadium pada 16 Desember 2017, Taeguk Warrior menang dengan skor 4-1.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY) dikenal suka bereksperimen dalam menentukan formasi tim. Bahkan di laga melawan Vietnam, ada tiga pemain yang ia rotasi bukan di posisi aslinya. Mereka adalah Justin Hubner, Sandy Walsh, dan Rafael Struick.
Rafael Struick yang sejatinya merupakan penyerang sayap diturunkan sebagai penyerang tengah. Justin Hubner yang merupakan bek tengah dimainkan menjadi seorang gelandang bertahan bersama Ivar Jenner.
Kemudian posisi Justin Hubner justru diisi oleh Sandy Walsh yang sejatinya merupakan bek kanan. Eksperimen itu terbukti berhasil. Dalam formasi 4-2-3-1, Tim Garuda bermain rapih dan efektif untuk meredam setiap serangan Vietnam.
Melawan Jepang, STY sebaiknya tetap menggunakan formasi The Winning Team melawan Vietnam. Akan terlalu riskan jika kembali melakukan perombakan saat menghadapi Jepang. Kuartet lini belakang yang dihuni Asnawi Mangkualam, Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Pratama Arhan sudah cukup solid untuk diandalkan untuk menahan gempuran Tim Samurai Biru. Mereka ditopang oleh duet gelandang Ivar Jerner dan Justin Hubner yang juga punya insting bertahan cukup baik.
Ada kabar STY akan mencoba memainkan Shayne Pattynama di laga lawan Jepang. Namun Shayne kabarnya tidak akan dimainkan sebagai fullback kiri melainkan sebagai gelandang bertahan.
Kemungkinan jika opsi ini yang diambil, STY akan menggantikan Ivar Jerner atau menggeser Justin Hubner kembali ke posisi aslinya sebagai bek tengah untuk menggantikan Jordi Amat yang mengalami cedera patah hidung di laga lawan Vietnam.
Di lini depan, kemungkinan besar tidak ada pemain yang dirombak. Rafael Struick tetap diplot sebagai ujung tombak, ditopang tiga gelandang serang Marcelino Ferdinan, Egy Maulana Vikri, dan Yakob Sayuri. Egy sendiri hampir pasti akan diturunkan oleh STY setelah dirinya dibawa oleh sang pelatih untuk menghadiri sesi konfrensi pers resmi sebelum pertandingan.
STY dikenal punya kebiasaan membawa pemain yang akan diturunkan sebagai starter ke sesi konferensi pers. Sebelumnya ia membawa Asnawi Mangkualam di konferensi pers lawan Irak, sementara di laga lawan Vietnam ia membawa Jordi Amat untuk menemaninya menjawab pertanyaan para awak media.
Pelatih Timnas Irak, Jesus Casas mendapat banyak pujian usai timnya sukses membuat kejutan dengan mengalahkan salah satu favorit juara, Jepang. Tim Samurai Biru yang datang dengan rekor 11 kemenangan beruntun di semua ajang, bertekuk lutut di hadapan Irak dengan skor 2-1.
Meski banjir pujian, namun Jesus Casas menilai itu adalah kemenangan biasa. Meski ia ikut bersuka cita bersama rakyat Irak yang menilai kemenangan itu sebagai hari bersejarah buat mereka.
Jelang laga melawan Jepang, Casas pun memberikan bocoran untuk Timnas Indonesia. Menurut dia, jika menghadapi tim sekelas Jepang, maka yang dibutuhkan adalah keseimbangan antara petarung dan kualitas permainan.
“Menurut saya, pertandingan yang sempurna itu tidak ada. Mustahil untuk mendapatkan pertandingan yang sempurna. Tapi kami hampir mencapai kesempurnaan (di laga lawan Jepang-red),” kata Casas dikutip Caritau.com dari France24.
“Sepak bola adalah pertarungan. Anda harus kompetitif, jika tidak, mustahil memenangkan pertandingan. Saya memilih pemain yang bisa menjadi petarung, tapi pemain bagus juga,” imbuh dia.
Yang dimaksud Casas petarung yang bagus adalah, dalam sebuah tim, harus memiliki para pemain yang bisa diandalkan untuk bertarung fisik dan mental, tapi juga pemain yang punya skill bagus untuk diandalkan merusak konsentrasi lawan dengan kemampuannya.
Indonesia sendiri punya pemain sekelas Asnawi yang dikenal petarung handal di lapangan. Sementara Marcelino Ferdinan bisa diandalkan karena punya speed dan skill di atas rata-rata. Kemampuannya bahkan kerap dipuji pelatih lawan.
Asnawi dan Marcelino bisa jadi tulang punggung Tim Garuda di laga lawan Jepang besok malam. Hasil imbang sudah cukup untuk meloloskan Tim Merah-Putih ke babak 16 Besar sekaligus menorehkan tinta emas untuk Indonesia di kancah Asia. Semangat Tim Garuda! (DIMAS ELFARISI)
Baca Juga: PSSI Teken Kerja Sama dengan Mandiri Inhealt Terkait Asuransi Pemain Timnas Indonesia
Baca Juga: Pemasangan VAR di Liga 1 Ditunda, Erick Thohir: SDM Wasit Kita Masih Kurang
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...