CARITAU JAKARTA – Persalinan pertama para aktris ternyata sama dramatisnya dengan kebanyakan perempuan. Louise Anastasya bahkan harus menjalani persalinan lebih awal setelah jatuh terduduk di kamar mandi gara-gara kecapekan setelah jalan-jalan ke mal.
Louise Anastasya (38) melahirkan sang buah hati pada 26 Februari 2021 di Rumah Sakit Brawijaya, di bialangan Antasari, Jakarta Selatan.
Isteri Eugenio Cimolin ini sangat antusias membicarkan proses lahir anak pertama yang bernama Francesco Liam Cimolin.
Baca Juga: 'Sri Asih' Jadi Ajang Unjuk Kebolehan MMA dari Aktor Randy Pangalila
“Ceritanya panjang, Mas,” ujar Louise memulai obrolan dengan caritau.com beberapa waktu lalu.
Anak pertama Louise sebenarnya diperkirakan lahir pada awal Maret, atau di minggu ke-39 kehamilan. Namun kenyataan berkata lain, karena anak Louise ternyata lahir lebih cepat dua minggu.
Bayi Louise harus lahir lebih cepat bermula ketika Louise jalan-jalan ke mal untuk membeli berbagai kebutuhan sang calon buah hati. Sebenarnya saat itu, orangtua Louise sudah berkali melarangnya beraktivitas dan memintanya istirahat di rumah.
Namun karena bosan dan jenuh, Louise tetap memaksakan diri pergi ke mal.
“Aku ini orangnya enggak bisa diam. Padahal sudah dilarang, tapi ngotot pergi,” ujarnya.
Sepulang dari mal pada sore hari, Louise langsung mandi. Tapi sial, Louis lupa mengenakan sandal dan kebetulan lantai kamar mandi licin sehingga dia terpeleset dan jatuh terduduk.
“Waktu itu perut aku sakit banget. Waktu itu aku diam saja dan enggak bilang siapa-siapa, termasuk ke suami. Aku sengaja nahan sakit sendiri. Terus sampai kamar aku angkat kaki buat ngilangin sakit dan berdoa semoga ini baik-baik saja,” ujarnya.
Jatuhnya Louise ternyata mengakitbatkan ketuban pecah dan belum disadarinya. Dia tetap menyimpan kecelakan yang dianggapnya sepele dan mencoba tak ambil pusinng.
Sehebat-hebatnya Louise bisa easy goingmenyikapi kejadian, masalah akhirnya muncul juga. Jam 3 dini hari, Louise merasa ada yang aneh karena merasa seperti air membasahi badannya saat tidur. Awalnya dia mengira sekedar rembesan air kencingnya.
Louis pun segera membangunkan sang suami dan memberitahu yang dijawab suami bahwa ngompol mungkin efek kandungan. Meski tak puas atas jawaban suami, Louis tak ingin mendebat dan memutuskan kembali tidur meski ternyata matanya sulit terpejam.
“Aku heran, kok aku bisa ngompol sih? Tapi pas mau jalan ke kamar mandi, airnya banyak jatuh tapi warnanya putih. Aku lihat google, oh ternyata ini namanya air ketuban yang pecah,” ujarnya.
Menahan Sakit Tujuh Jam
Setelah merasa yakin ketubannya pecah, Louise kembali membangunkan suami. Dan suaminya terkejut kemudian segera melarikan ke RS Brawijaya sekitar pukul 05.30 wib.
Sesampai di rumah sakit, Louise dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan langsung dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, pihak rumah sakit meminta Louise menjalani operasi caesar.
Persoalannya, Louise harus menunggu sampai dokter datang. Louise dan suami gelisah dan berulang kali bertanya kapan dokter datang. Mereka mendapat jawaban bahwa operasi baru bisa dilakukan jam 10.00 wib
“Aku itu nahan sakit dari jam 3 sampai jam 10 pagi. Bayangin tujuh jam. Aku deg-deg’an karena sempat denger kalau air ketubannya habis, anaknya bisa infeksi,” papar Louise.
Proses menjalani operasi ternyata juga harus menjalani berbagai prosedur karena masih dalam kondisi pandemi. Louis dan suami diminta tes antigen dua jam sebelum operasi berlangsung.
Laiknya proses bersalin yang ditemani suami, Louise pun membayangkan suaminya akan ikut mendmpingi selama dia bersalin. Alih-alih ditemani, Louise ternyata harus menjalani operasi sendiri karena hasil tes covid suaminya belum keluar.
Louise dan suami sempat memohon agar tetap diizinkan untuk menyaksikan proses kelahiran anak pertama mereka, namun suster di dalam ruang operasi menolak dengan alasan keselamatan.
“Suasanya mencekam banget. Aku merasa sendirian. Kelimpungan dan malah badan basah. Aku mohon ke suster supaya suami aku boleh ikut. Tapi tetap saja enggak boleh. Suster coba menenangin. Dokternya juga merayu suster-suster agar mengizinkan suaminya masuk, tapi tetap enggak boleh,” jelas Louis.
Setelah dibius, rasa kantuk menyerang Louise. Tak ada cara lain yang Louise lakukan selain memejamkan mata.
“Biasanya ada suami ya kalau lahiran sambil genggam tangan istrinya, aku enggak. Sendirian,” paparnya
Sunyi. Senyap. Louise tak sadarkan diri setelah dibius dan baru sadar setelah mendengar suara bayi menangis. Rasa haru menyergap dari segala penjuru. Inilah anak yang selama ini dia nanti setelah menikah pada 28 Juli 2018.
Namun suara tangisan hanya sebentar. Dalam sekejap suasana menjadi hening. Dokter pun heran, apa yang terjadi sampai bayi yang baru lahir ini berhenti menangis. Belum sempat diserahkan kepada pelukan ibunya, dokter memutuskan membawa bayi tersebut ke ruang observasi.
“Aku baru tahu setelahnya kalau bayi aku pas digendong dokter itu diam dan kayak suara orang ngos-ngosan. Dokter kaget dan langsung bawa ke ruang operasi,” imbuh Louis.
Melihat bayinya dibawa pergi, pelbagai pertanyaan muncul di kepala Louise. Sontak Louise berteriak dan meminta anaknya yang baru lahir itu.
“Aku kayak setengah sadar itu, bayi saya kok dibawa? Kan anak aku. Aku sama sekali enggak lihat. Aku bingung. Kok lahiran tak seindah kayak yang aku dengar, bayi nangis terus langsung disusuin ibunya. Aku kok enggak? Aku bingung dan enggak bisa tanya ke siapa-siapa. Yang lain pada sibuk,” kata Louis.
Louise nelangsa sekaligus bingung dengan keadaan ini, ditambah sang suami masih belum boleh menenami, Kesedihannya makin sempurna. Setengah mengiba, Louise kembali memohon ke suster untuk bisa bertemu sang suami. Permohonnya dikabulkan.
“Akhirnya aku dpindahkan ke ruang observasi. Baru besoknya dipindahin ke ruangan inap. Sakit banget. Gerak dikit terasa sakitnya,” terang Louis.
Baru pada hari ketiga, Louise diperbolehkan untuk bertemu sang anak setelah dokter memastikan kondisi anak dan ibu sehat. Perempuan yang lahir pada 12 Desember ini merasakan kebahagiaan yang mendalam.
“Aku terharu banget. Aku kayak bertanya-tanya beneran ini anak aku, ini anak yang ada di perut aku. Aku berpikiran kok Tuhan baik sekali ya. Kesakitanku selama ini dibalas dengan kehadiran dia. Aku menanti anak ini dua tahun,” imbuh Louis.
Operasi Cesar Angelica 23 Menit
Kisah lain proses melahirkan disampaikan aktris Angelica Simperler (34) yang mengumumkan sudah melahirkan putera pertamanya pada Rabu, 17 Maret 2021 di RS EMC Sentul, Jawa Barat.
Beberapa jam setelah melahirkan, perempuan yang akrab disapa Angel ini mengunggah foto bertiga dengan suami dan bayi.
“Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah telah Lahir putera kami yang bernama Ryuzi Nara At Tariq dengan selamat dan sehat, pada hari Rabu 17 Maret 2021 pukul 07.23 wib dengan berat 3,2 kg, tinggi 50 cm. Terimakasih atas doa dan dukungannya,” tulis Angel.
Dalam foto yang Angel unggah, pemeran Rachel dalam film ‘Rumah Kosong’ ini masih terlihat kelelahan setelah persalinan. Foto serupa juga diunggah suaminya, Rico Hidros Daeng atau yang akrab disapa Ai Djagger.
Proses melahirkan Angel terbilang cukup unik. Awalnya, Angel dan suami mengharapkan proses kelahiran normal. Maka tak heran Angel dan suami rutin memeriksa kondisi kandungan.
Menurut dokter, hari perkiraan lahir (HPL) berkisar di atas tanggal 20 Maret 2021. Namun saat check-up mendekati HPL, dokter mengatakan kondisi bayi sudah siap untuk lahir.
“Dokter bilang, hari itu harus masuk dan operasi. Pas dicek, bayinya sudah gede 3,4 kg. Air ketubannya juga sudah berkurang. Ya mau gak mau harus secepatnya dikeluarkan,” terang Angel.
Sebenarnya pilihan melahirkan secara normal masih tersedia bagi Angel. Menurut dokter, andai Angel masih ingin melahirkan normal, jalan satu-satunya adalah dengan induksi.
Induksi ditujukan untuk melakukan percepatan atau inisiasi persalinan. Inisiasi ini dilakukan jika ibu hamil belum memasuki fase bersalin.
Angel lantas berdiskusi dengan suami. Selepas berunding, Angel memutuskan operasi caesar guna menghindari risiko.
“Kan ada yang bilang kalau induksi itu sakit banget. Banyak juga soalnya yang sudah induksi dan nggak berhasil, ujung-ujungnya tetap saja caesar. Ya sudah malam itu kami memutuskan pilih caesar,” papar perempuan yang lahir pada 9 Juli 1986 ini.
Angel dan suami kemudian pulang ke rumah untuk mengambil barang-barang keperluan. Pagi harinya, ditemani suami dia pergi ke rumah sakit. Proses operasinya terbilang cepat yakni berlangsung kurang dari 30 menit.
“Aku masuk ruang operasi jam 07.00 pagi. Eh jam 07.23 WIB sudah keluar. Cepat ya,” ujar Angel sambil tertawa.
Meski prosesnya terbilang cepat, bukan berarti Angel tak takut. Menjelang masuk ke ruang operasi, Angel mengaku pikiran aneh sempat hinggap di kepalanya. Maklumlah ini merupakan pengalaman pertama melahirkan. Belum lagi dingin ruang operasi membikin perasaan Angel tak karuan.
“Aku berulang kali bilang ke suster dan dokter, ‘Suami aku mana? Suami aku mana?. Suruh masuk dong, temani aku’,” ujarnya Angel mengenang saat itu.
Suster kemudian memanggil suami dan rasa takut perlahan menghilang saat tahu kehadiran suami di sisinya. Angel merasa lebih tenang. Angel kemudian dibius dan setengah sadar.
“Aku itu setengah sadar. Sempet celeng. Kalau yang lain kan katanya bisa melihat operasi berjalan, kalau aku malah kayak sadar gak sadar. Tahu-tahu anakku sudah lahir saja,” tutur Angel.
Perpaduan Nama Jepang dan Arab
Nama bayinya Ryuzi Nara At Tariq dipilih karena dia menyukai nama yang berbeda dari orang kebanyakan karena berasal dari bahasa Jepang dan Arab.
“Ryuzi artinya penyayang, Nara artinya bahagia kalau bahasa latin, kalau bahasa Jepangnya artinya jagoan atau orang besar. Terus yang terakhir ada bahasa Arabnya, At Tariq yang artinya cahaya yang datang di tengah kegelapan. Intinya yang bagus-bagus lah,” tuturnya.
Proses melahirkan memberi banyak pelajaran baru untuk Angel. Mulai dari belajar teknis mengurus bayi saat masihhamil, hingga bersikap layaknya seorang ibu. Untung saja, Angel banyak diberitahu oleh sang Mama mengenai apa yang harus dilakukan.
“Aku masih banyak belajar, maklum pendatang baru. Seru. Tapi ada juga stressnya. Yang yang jelas, sifat yang harus dimiliki seorang ibu adalah rela berkorban. Waktu sehari tak cukup, kita harus selalu sedia.
Tali Pusar Lilit Leher
Jika dari Louis dan Angel mengisahkan sudut pandang seorang ibu yang merasakan sendiri proses melahirkan bayi ke dunia, Randy Pangalila berkisah bagaimana sang isteri Chelsey Frank melahirkan buah cinta mereka.
Bagi Randy 25 Maret adalah hari yang tak terlupakan. Pasalnya, bayi berjenis kelamin perempuan yang diberi nama Blair Willow Pangalila dengan berat 3,01 kg dan panjang 4,91 cm lahir di RSIA Bunda Jakarta.
Lelaki berusia 30 tahun ini begitu semangat menceritakan momen saat isterinya melahirkan. Sama seperti Louis dan Angel, Randy dan isteri sepakat melahirkan secara normal.
“Dari awal kita sih sepakat penginnya normal. Di minggu-minggu terakhir waktu USG, kami dikasih tahu kalau tali pusar anak saya melilit di leher. Diminta jangan panik sama dokter. Sebenarnya tali pusar melilit itu enggak jadi jaminan kalau lahiran harus caesar, tapi waktu proses persalinan kami ingin menghindari risiko,” jelas aktor yang lahir pada 19 Oktober 1990 ini.
Randy menceritakan kronologis proses persalinan sang istri yang penuh perjuangan. Malam hari menjelang tidur, Randy menyempatkan diri menelepon mertuanya yang berada di Kanada dan setelah itu merasa tenang dan memutuskan tidur.
“Waktu itu sempat hubungi mertua dari jam 11 sampai jam 1 kita video call. Habis itu tidur sekitar jam 1-an,” ujar Randy.
Randy terbangun saat subuh karena isteri mengalami kontraksi tanda ingin melahirkan. Randy langsung menghubungi pihak rumah sakit supaya disediakan kamar persalinan.
“Aku dibanguni isteri dan dia bilang sekarang waktunya. Aku sempat kaget dan panik karena pengalaman pertama. Jadi gak tahu harus apa,” terangnya.
Chelsey mulai mengalami kontraksi aktif yang membuatnya merasa kesakitan sejak pukul 05.00. Sekitar pukul 07.00, dokter datang untuk melihat proses bukaan yang berjalan lancar tanpa ada kendala apapun.
Pada pukul 09.00 wib, Chelsey sudah mencapai bukaan delapan. Dokter kembali melakukan pengecekan. Ternyata, menurut dokter, tali pusar sang bayi melilit leher, sementara, posisi kepalanya masih di atas dan belum turun ke posisi jalan lahir.
Keadaan semakin diperburuk karena ketuban sudah pecah dan terus menyusut. Dokter menyarankan sang istri untuk melakukan operasi. Jalan terakhirnya, persalinan diputuskan dilakukan secara caesar demi menyematkan bayi dan ibunya.
“Anak kita juga nggak turun ke bawah akhirnya diputuskan pesalinan caesar. Isteri jadinya merasakan persalinan normal sama caesar. Padahal tinggal 2 cm lagi dia bisa lahiran normal,” ujar Randy.
Merasakan sakitnya proses melahirkan normal, namun di detik-detik akhir malah berujung caesar membuat Randy menangis ketika mengetahui sakit enam jam yang dirasakan sang istri. Dalam kondisi kebingungan, dia mengenggam tangan istri dan memintanya agar kuat melewati persalinan.
“Saya mau bantu, bantu apa juga. Yang bisa saya lakukan ya bantu dia suruh narik nafas dalam-dalam, genggam tangan dia. Saya support dia dan selalu ada di samping dia,” imbuh Randy.
Rawat Sendiri Tanpa Baby Sitter
Baru pada pukul 09.54 wib buah hati pertama yang ditunggu-tunggu terlahir ke dunia. Bayi laki-laki tersebut dia namai Blair Willow Pangalila, nama yang telah dipersiapkan sejak awal pernikahan yang memiliki arti dataran kosong yang diisi oleh pohon kuat. Randy berharap anak pertamanya itu akan menjadi seseorang yang kuat yang bisa membahagiakan banyak orang.
“Rasanya lega. Awalnya aku takut sekali ngelihat kondisi istriku yang belum tidur dan belum makan. Soalnya pas kontraksi dia mual dan muntah-muntah. Dia lemas sekali. Saya enggak pernah lihat istri saya secapek itu. Saya berdoa ke Tuhan supaya dia baik-baik saja,” tuturnya.
Melihat perjuangan isteri saat melahirkan, membuat Randy paham kalau peran ibu penting sekali. “Makanya kalau masih ada orang yang kurang ajar ke ibunya, keterlaluan sih,” bebernya.
Selain mendapat pelajaran, Randy juga merasakan keanehan lain. Dia mengaku seperti mendapatkan kekuatan saat menemani sang istri dalam proses melahirkan. Rasa kantuk, lelah dan lapar tak sedikitpun dia rasakan. Padahal, dia tidur hanya dua jam sebelum sang isteri membangunkannya. Baru setelah pukul 14.00 wib, Randy baru ingat untuk mengisi perutnya.
“Aneh. Aku kayak dapat kekuatan bagaimana begitu. Suami yang pernah nemani istrinya melahirkan pasti tahu rasanya,” tutur Randy yang menjadi pemain sinetron Cinta Fitri ini.
Randy dan isteri sangat meyakini bahwa anak adalah titipan Tuhan. Maka tak heran, sejak awal tak lama setelah isteri dinyatakan hamil, Randy banyak berdiskusi bagaimana teknis merawat anak ke semua orang yang ditemui. Terrmasuk mulai menyiapkan baju, popok dan segala macam.
Termasuk membuat keputusan untuk mendidik anak tanpa baby sitter. Keputusan diambil mengingat Randy dan isteri ingin menyaksikan tumbuh kembangnya sang anak.
“Kita ingin supaya anak kita itu kenal kita dari dia bayi. Zaman sekarang banyak orang tua yang sebenarnya punya banyak waktu, tapi malah milih pakai baby sitter. Aku enggak menyalahkan, itu pilihan. Tapi kita memilih merawat anak kita sendiri,” jelasnya.
Saat anaknya baru masuk minggu kedua, Randy mengaku begitu menikmati perannya sebagai ayah.
“Seru. Malam-malam begadang nemenin istri ganti popok. Paginya ikut mandiin. Pengalaman yang menyenangkan,” pungkas Randy.(RIO)
angelica simperler melahirkan chelsey frank melahirkan louise anastasya melahirkan randy pangalila
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...