CARITAU SURABAYA – Perekonomian Jawa Timur triwulan I-2023 terpantau melanjutkan perbaikan dengan tumbuh 4,95% dibandingkan periode saama tahun lalu (year on year/yoy).
“Pertumbuhan didorong oleh menguatnya konsumsi baik belanja Pemerintah maupun Rumah Tangga serta meningkatnya kinerja sektor perdagangan,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Doddy Zulverdi, dalam Bincang Bareng Media di Surabaya, Selasa (6/6/2023).
Baca Juga: BI dan Pemprov Jatim Undang 13 Investor Asing di Forum EJID 2024
Namun demikian, kata Doddy, perlambatan investasi serta menurunnya kinerja ekspor menahan laju pertumbuhan ekonomi Jatim untuk tumbuh lebih tinggi lagi.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga konsumsi masyarakat serta mendorong kolaborasi fiskal pusat dan daerah dalam rangka mendukung perbaikan kinerja investasi.
“Pada triwulan II-2023, kinerja ekonomi Jatim terindikasi melanjutkan perbaikan sejalan dengan potensi keyakinan konsumen yang membaik, Prompt Manufacturing Index (PMI) yang masih tinggi di atas 50% (ekspansi), tren penjualan eceran yang positif, prognosa produksi tanaman pangan dan hortikultura yang meningkat, serta peningkatan kinerja mayoritas kegiatan usaha sektor prioritas,” papar Doddy.
Perbaikan ekonomi tersebut disertai dengan laju inflasi gabungan kota/kabupaten pada Mei yang kembali turun menjadi 5,02% (yoy) dibandingkan April 2023 (5,35%, yoy).
Penurunan ini diharapkan dapat berlanjut dan mencapai rentang sasaran inflasi nasional, meskipun terdapat tantangan menjelang HBKN Idul Adha.
Sinergi dan kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim diharapkan akan dapat mengendalikan inflasi jelang momentum Hari Raya Idul Fitri 2023.
Lebih lanjut Doddy menyampaikan bahwa kinerja intermediasi perbankan Jawa Timur pada April 2023 menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terutama pada kredit kelompok korporasi dan rumah tangga.
Terkait perkembangan sistem pembayaran, BI Jatim terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran, diantaranya melalui transaksi e-commerce dan uang elektronik yang tercatat tumbuh positif.
Minat penggunaan transaksi non-tunai masyarakat Jatim juga meningkat sejalan dengan perkembangan QRIS yang menggembirakan.
Per April 2023, Jawa Timur berhasil memenuhi 28,01% dan 43,6% dari target pengguna dan volume transaksi QRIS untuk tahun 2023.
Untuk dapat mencapai target sampai dengan akhir 2023, BI akan terus mengintensifkan edukasi dan literasi kepada masyarakat, termasuk inovasi fitur pada QRIS seperti Tarik Transfer dan Setor, serta QRIS lintas negara yang telah diterapkan dengan Thailand dan Malaysia.
Inflasi 2023
Pada tahun 2023, kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan akan bertumbuh positif pada kisaran 4,6– 5,4% (yoy) disertai laju inflasi IHK yang yang terus menurun ke dalam rentang sasaran.
Faktor yang menjadi pendorong terkendalinya inflasi di tahun 2023 adalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penyakit tanaman yang terkendali sehingga mengurangi risiko gagal panen, optimalisasi penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak sehingga lebih terkendali, dampak kenaikan BBM pada September 2022 yang telah selesai, dan harga komoditas global, khususnya energi yang menunjukkan tren penurunan.
“Meskipun kinerja ekonomi termoderasi, tetapi masih terdapat ruang untuk tumbuh dengan menjaga
konsumsi rumah tangga, mendorong investasi, dan mengoptimalkan industri pengolahan,” imbuhnya.
Doddy Zulverdi menutup paparannya melalui penyampaian rekomendasi 4 strategi kunci untuk tetap menjaga perekonomian Jatim.
Keempat strategi kunci tersebut adalah pertama Penguatan peran Jawa Timur sebagai ekspor industri manufaktur melalui percepatan hilirisasi agroindustri, peningkatan utilisasi kawasan industri, peningkatan ekspor, dan peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan.
Kedua, memperkuat peran Jawa Timur sebagai lumbung pangan nusantara melalui penguatan infrastruktur pangan, pertanian berbasis teknologi, dan kerja sama antar daerah melalui GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) serta perluasan pembiayaan rantai pasok.
Ketiga, penguatan optimalisasi proses digitalisasi ekonomi Jawa Timur meliputi optimalisasi penggunaan QRIS, lokapasar dan perdagangan elektronik untuk UMKM, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP), dan penguatan infrastruktur digital yang lebih merata.
“Keempat meningkatkan inklusivitas ekonomi Jawa Timur melalui pariwisata, UMKM, dan ekonomi syariah,” pungkas Doddy. (HAP)
Baca Juga: HLM Rakorwil TP2DD Jatim Sepakati Pengembangan Inovasi Transformasi Digital dengan Komitmen 5 M
perlambatan investasi ekspor pertumbuhan ekonomi jatim triwulan i 2023 bi jatim
heudgf
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...