CARITAU JAKARTA - Upaya rekonsiliasi Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP, Megawati sangat sulit dilakukan. Bahkan, hingga Jokowi mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden.
Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona. Menurutnya ideologi keduanya yang berbeda menjadi faktor sulitnya rekonsiliasi keduanya terealisasi.
"Garis demarkasi antara ideologi Jokowi yang lebih pragmatis dengan ideologi Megawati yang teguh dan berprinsip, saya kira sulit didamaikan," kata Mikhael Bataona di kutip Kamis (25/1/2024).
Menurut dia, sejak pencalonan Gibran melalui cara yang melawan konstitusi atau disebut sebagai manipulasi hukum di MK sampai Ketua MK yang paman Gibran dijatuhi vonis sanksi etik berat, memperlihatkan bahwa Jokowi sudah dengan tegas meninggalkan PDIP dan Megawati yang menentang cara-cara menerobos hukum demi kekuasaan seperti itu.
"Itulah yang saya kira menjadi basis utama prinsip ideologis mengapa Jokowi berbeda dengan Megawati dan PDIP. Jadi, ini bukan sekadar persoalan pribadi Jokowi atau Megawati, tapi persoalan prinsip-prinsip dasar ketatanegaraan, demokrasi, dan prinsip dasar negara hukum," ujarnya.
Menurut dia, Megawati yang terus menerus menyampaikan ketegasannya yang berhadap-hadapan dengan kekuasaan adalah bagian dari prinsip ideologis itu, yaitu menjaga Demokrasi dan Konstitusi.
"Maka, ketika Jokowi merasa tidak lagi membutuhkan PDIP, Megawati, dan sebagian besar pendukungnya di Pilpres 2019, karena anaknya Gibran maju bersama Prabowo, tentu saya kira wajar dan rasional," katanya.
Itulah bagian lain dari politik praktis dan perebutan kekuasaan yang terkadang kasar dan tidak lagi mengenal kawan atau lawan.
"Tapi bagi Megawati dan PDIP, saya membaca bahwa prinsip dan positioning mereka adalah terus menjaga demokrasi dan konstitusi meski harus menelan pil pahit dengan berhadap-hadapan dengan Jokowi di Pilpres ini dan pasti akan terus ke depannya pasca Pilpres," kata Bataona.
Sehingga menurut saya, peluang rekonsiliasi itu sulit dan sangat berat. Peluangnya sangat kecil. Meskipun peluang itu ada, tetapi semua inisiatipnya harus dimulai dari Jokowi. (DID)
presiden jokowi rekonsiliasi megawati soekarnoputri pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...