CARITAU JAKARTA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Bromo yang diakibatkan foto prewedding dengan menggunakan flare atau suar oleh pasangan dari Surabaya, berbuntut panjang. Belum lama ini, kuasa hukum pasangan tersebut justru akan melaporkan balik petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) atas dugaan kelalaian.
Hasmoko, kuasa hukum dari pasangan yang melakukan foto prewedding dan 4 kru wedding organizer (WO), mengatakan, kelalaian yang berdampak terbakarnya kawasan TNBTS tidak hanya terletak pada kliennya. Ia menyebutkan, kelalaian pihak pengelola wisata Gunung Bromo, BB TNBTS juga termasuk di dalamnya.
"Setelah kami investigasi, tentunya akan ada langkah-langkah hukum dari kami melaporkan pihak-pihak terkait, berkaitan dengan tidak adanya sistem keamanan kepada pengunjung termasuk juga fasilitas umum," kata Hasmoko.
Ia menyampaikan hal tersebut disampaikan usai menghadiri pertemuan permintaan maaf kepada tokoh masyarakat Suku Tengger di Kantor Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Jumat (15/9/2023).
Hasmoko menyebut, fasilitas umum yang adalah (APAR) atau fasilitas siaga jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran. Menurutnya, hak-hak para wisatawan diabaikan oleh pengelola atau petugas TNBTS.
"Kami akan kaji untuk melaporkan kelalaian tersebut agar ke depannya bisa lebih bagus dan lebih tertib lagi. Kalau kita amati, kalau melihat dari kelalaian itu, orientasinya hanya kepada bisnis semata," ungkap Hasmoko.
Baca Juga: Waspada Karhutla, BMKG Deteksi 278 Titik Panas di Kalimantan Timur
Kuasa hukum lainnya, Mustaji, mengatakan, dari kajian dan penelusurannya, kesalahan mutlak tidak hanya dilakukan oleh kliennya saja. Melainkan, juga ada kesalahan dari pengelola wisata Gunung Bromo.
"Yaitu adanya kelemahan dari petugas TNBTS sendiri. Di mana aturannya dalam pengelolaan wisata ini harus ada pengawalan atau imbauan kepada pengunjung, jadi setalah pengunjung bayar tidak langsung dibiarkan berkeliaran," ungkap Mustaji.
Hal tersebut mengakibatkan pengunjung bisa tidak tahu hal yang harus dilakukan dan hal larangan. Beda lagi jika sudah ada pengawalan, termasuk memeriksa barang bawaan yang dikhawatirkan menimbulkan risiko dan harus menyesuaikan juga dengan situasinya.
"Petugas itu harusnya begitu, jangan hanya menerima tiket lalu dilepas begitu saja, tapi SOP pengamannya bagaimana. Jadi klien kami tidak tahu dampak dari flare ini, oleh karena itu kami dalam hal ini juga akan mengambil langkah hukum," ucapnya.
Kerusakan Lahan Capai 504 Hektare
Sementara itu, kerusakan lahan yang diakibatkan kebakaran tersebut diperkirakan mencapai 504 hektare.Berdasarkan data Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), total kerusakan akibat kebakaran adalah akumulasi beberapa kali kejadian kebakaran di kawasan tersebut.
"Untuk total luasan area terdampak kebakaran sekitar 504 hektar," kata Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS Septi Eka Wardhani di Malang, Jumat (15/9/2023), seperti dikutip dari Antara.
Kebakaran yang terjadi di kawasan Bromo saat ini sudah sepenuhnya padam. Meskipun begitu, petugas gabungan masih melakukan pengawasan untuk memastikan tidak ada lagi api yang muncul.
Sebagai catatan, selama pada periode Agustus-September 2023 terjadi kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Bromo beberapa kali. Pada 29 Agustus 2023 pukul 23.30 WIB merupakan kali pertama kebakaran terjadi pada kawasan tersebut, tepatnya di wilayah Bantengan.
"Untuk saat ini sudah padam semua," tuturnya, sebagaimana dikutip dari Antara.
Dalam beberapa hari ke depan, pihak BB TNBTS juga akan melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk kembali membuka akses wisata ke taman nasional itu demi memastikan keamanannya.
BB TNBTS telah beberapa kali menutup dan membuka akses wisatanya akibat kebakaran lahan. Namun, pada 6 September pengelola menutup total seluruh akses wisata ke kawasan tersebut akibat kebakaran yang dipicu suar atau flare yang dinyalakan pengunjung saat foto prewedding.
Adapun kawasan Bromo adalah salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur, dengan angka kunjungan 318.919 wisatawan pada 2022. Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar. Meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,85 miliar. (IRN)
Baca Juga: Dilanda Karhutla, Sampit Diselimuti Kabut Asap dan Jarak Pandang Hanya 10 Meter
kebakaran hutan Balai Besar TNBTS gunung bromo taman nasional bromo tengger semeru karhutla Flare Prewedding
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024