CARITAU PARIS – Sihir Lionel Messi dulu pernah dipuji kala ia bermain di Camp Nou, markas Barcelona, tempat ia lahir dan menjelma menjadi salah satu pemain terbaik di abad ini. Perlahan sinarnya mulai sirna saat ia memutuskan untuk melanjutkan kariernya di Paris, bersama tim kaya raya Paris Saint Germain (PSG). 

Bermain bersama banyak pemain bintang malah membuat sihir Messi tak mumpuni. Selain Messi, PSG punya Neymar, Kylian Mbappe, Sergio Ramos, Angel Di Maria, dan masih banyak lagi. Ada banyak prediksi, kenapa Paris jadi layaknya kota mati bagi Messi. 

Setidaknya ada dua masalah yang membuatnya menderita dan terpuruk bersama PSG di musim ini. Dikontrak selama dua tahun hingga 2021, Messi digadang-gadang akan jadi mesin gol baru buat Paris. Nyatanya pemain berjuluk La Pulga itu masih seret gol. 

Hingga 13 laga bersama PSG di semua ajang, Messi baru mampu menorehkan empat gol. Jumlah yang sangat sedikit jika dibanding dengan ketajamannya saat dulu masih jadi El Messiah buat Barcelona.

Tak hanya tumpul, Messi pun minim assist. Sejauh ini, total ia hanya berperan tiga assist untuk timnya.

Sejumlah laporan menyebutkan, rapor buruk itu itu karena Messi kesulitan melakoni musim pertama di PSG. Dikutip dari Le10sport, setidaknya terdapat dua alasan yang membuat Messi terpuruk dan menderita sampai dengan saat ini.

Salah satu alasan yang mengakibatkan peran Messi tidak optimal di PSG adalah taktik bermain yang diberikan Pochettino.

Mantan kapten Barcelona itu tidak merasa nyaman dengan strategi milik eks pelatih Tottenham tersebut. Sejauh ini Pochettino belum menemukan formula yang tepat untuk striker 34 tahun tersebut.

Faktor kedua yang membuat Messi kesulitan di PSG adalah kehidupan di Paris. Teman dekat Messi, Luis Suarez, menyebut La Pulga tidak terbiasa dengan cuaca dingin di Prancis, terlebih lagi ketika salju turun.

Kehidupan di ibu kota Prancis itu juga tidak membuat Messi dan keluarga nyaman. Ya, Paris memang seperti jadi kota mati untuk Messi.