CARITAU JAKARTA – Ketua Umum Relawan TIK Jawa Timur, Novianto Puji Raharjo, menyebut ruang digital yang aman dan beretika dapat diterapkan oleh masyarakat dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.
Bagi Novianto, meski Indonesia merupakan negara berdemokrasi, namun warganet tetap perlu mengedepankan etika saat berjejaring di ruang digital. Warganet harus patuh pada aturan yang berlaku seperti menjauhi perundungan (bullying), hate speech, dan hoax.
Baca Juga:
Ahli Peringatkan Masyarakat Agar Hati-hati dalam Bermedia Sosial
Warganet juga perlu diingatkan bahwa ruang digital bukanlah arena interaksi satu arah, melainkan interaksi yang melibatkan banyak orang.
Untuk menanamkan etika di ruang digital, Novianto mengatakan, generasi muda perlu dilibatkan dalam digitalisasi kebudayaan, misalnya acara-acara pertunjukan budaya dengan kemasan milenial.
"Kalau ruang digital aman dan etis nikmatnya luar biasa. Baca informasi tidak ada
hoax dan adu domba, informasi menyejukkan. Orang kangen baca informasi karena menjadi tambah pintar, bukan menghancurkan,” kata Novianto Puji Raharjo dalam webinar Makin Cakap Digital 2022 wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, dalam siaran pers yang diterima Selasa (9/8/2022).
“Sehingga mereka tertarik. Itu sudah mulai banyak dilakukan. misal di Yogyakarta. Ada modifikasi, dan dari sana kemudian kita berharap anak-anak muda mulai melirik kembali budaya sendiri dan mulai menyenangi budaya mereka. Sehingga akhirnya generasi muda tidak berkiblat ke asing, tapi fokus ke kebudayaan kita yang luar biasa,” kata Novianto.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61,8 persen dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori "Sedang".
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Program itu didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan SiberKreasi.
Acara itu diramaikan Komite Edukasi Mafindo, Julita Hazeliana M, S.E, Ketua Umum Relawan TIK Jawa Timur, Novianto Puji Raharjo, S.Kom, M.I.Kom, serta Key Opinion Leader (KOL) dan figur publik Fanny Fabriana.
(RIO)
Baca Juga:
Lawan Hoaks, Akademisi Imbau Masyarakat Lebih Hati-hati Saat Menerima Informasi