CARITAU SURABAYA -- Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% di Kota Surabaya untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD dan SMP yang sudah berjalan sepekan ini tetap dilanjutkan.
“PTM 100% tetap berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” kata Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh, Rabu (19/2022).
Yusuf menyampaikan kepuusan berdasarkan hasil evaluasi Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya bersama sejumlah pakar di kantor Dispendik Surabaya, Selasa (18/1/2022).
Evaluasi dihadiri pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) dr Windhu Purnomo, Pembina Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jatim Estiningtyas Nugraheni dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim dr Dominicus Husada.
Menurut Yusuf, saat ini belum ada laporan lingkungan sekolah yang terpapar Covid-19. Meskipun pihaknya secara berkala tetap akan melakukan evaluasi bersama pakar epidemiologi, pakar kesehatan masyarakat, IDAI, serta guru dan tenaga kependidikan (GTK).
“Kami ingin orang tua merasa aman dan nyaman ketika menitipkan anak-anak di sekolah. Ini ikhtiar kami bersama untuk memberi layanan terbaik bagi anak-anak di Kota Surabaya,” kata Yusuf.
Seharusya Puncak 40 Hari
Hasil rapat evaluasi menyimpulkan, sejauh ini kasus Covid-19 di Surabaya relatif terkendali. Bidang Pengembangan, Penelitian & Pendidikan IDAI Jatim dr Dominicus Husada mengatakan, kebijakan PTM tetap dapat dijalankan di Kota Surabaya dengan kehati-hatian.
“Belum melihat alasan yang cukup untuk memberi masukan agar PTM dihentikan. Kalau kasusnya melonjak, baru kita lakukan evaluasi kembali,” tegasnya.
Pakar Epidemiologi Unair dr Windhu Purnomo menjelaskan, sejauh ini Indonesia tampak bagus dalam menghadapi Covid-19 varian Omicron. Sebagai perbandingan di negara-negara lain seperti Afrika, Inggris, atau Amerika Serikat, puncak kasus terjadi 40 hari sejak kasus pertama ditemukan.
“Sedangkan di Indonesia, kasus pertama ditemukan pada pertengahan Desember. Seharusnya sekarang ini prediksi puncaknya. Tapi sekarang masih di bawah ambang batas bahaya. Jadi kita tidak usah khawatir dengan Omicron karena ini sudah seperti influenza biasa,” urainya.
Pembina Persakmi Jatim Estiningtyas Nugraheni menyarankan Dispendik Surabaya mengusulkan revitalisasi Kampung Tangguh dan Kampung Wani Jogo Suroboyo sesuai dengan kondisi terkini dalam mendukung PTM.
Sebab dapat membantu mensterilkan lingkungan sekolah dari para pedagang yang dilarang berjualan selama PTM berlangsung.
Selain itu setiap lembaga pendidikan harus memiliki penanggung jawab dan standar yang jelas untuk pelaksanaan PTM 100%.
“Yang paling penting menerapkan 3M dan tidak ada kerumunan. Kemudian ada Satgas Covid-19 dari unsur sekolah, RT, RW, kelurahan dan kecamatan di mana lembaga pendidikan itu ada. Ini penting untuk membantu sterilisasi lingkungan sekolah,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan akan terus memonitor pelaksanaan PTM di Kota Surabaya dan memastikan timnya selalu melakukan monitoring protokol kesehatan yang dijalankan di sekolah-sekolah yang melakukan PTM itu.
“Alhamdulillah belum ada penularan untuk anak-anak kita, semoga tidak ada terus,” pungkasnya. (HAP)
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...