CARITAU JAKARTA - Survei internal yang dilakukan platform audio lokal Noice menyebut cerita horor adalah konten podcast yang paling disukai oleh pendengar Indonesia.
"Konten bergenre horor selalu masuk ke jajaran konten yang paling disukai oleh para pendengar Noice, bersama dengan genre komedi dan hobi," kata Chief Business Officer Noice Niken Sasmaya, dalam siaran pers diterima Jumat (4/11/2022)
Niken menambahkan, Noice menunjukkan konten horor masuk ke tiga peringkat teratas konten yang paling banyak didengar tahun ini.
Rata-rata pendengar menghabiskan lebih dari 130 menit di platform itu untuk mendengar cerita horor.
Baca Juga: Jangkau Akses Pendengar Radio Swasta Lebih Luas, PRSSNI Kolaborasi Bersama Noice
Konten horor juga populer dalam format audioseries, konten audio bersambung yang baru hadir di platform itu.
Niken menilai salah satu alasan pendengar menyukai konten horor karena setiap orang bisa berimajinasi tentang cerita yang mereka dengar.
"Jumlah pendengar pun terus meningkat di setiap episode per minggu," kata Niken.
Demografi pendengar konten horor di Noice beragam, yaitu generasi milenial dan anak muda usia 18-24 tahun. Mereka kebanyakan tinggal di Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Sedangkan, konten horor yang populer di Noice antara lain adalah 'Scary Things', 'A Night Ride', 'Detective Aldo', 'Podcast Tanah Jawa' dan 'Journal of Terror'.
Kenapa konten horor disukai?
Jika menengok ke industri film, tak bisa dimungkiri jika film bercerita horor menjadi sesuatu yang diminati. Laiknya film, maka bukan hal yang aneh jika podcast horor juga menjadi konten yang disukai oleh masyarakat.
Melihat fenomena ini, Psikolog Jatu Anggraeni membeberkan alasan kenapa konten horor digemari masyarakat di Indonesia.
Menurut Jatu, konten horor mampu menghadirkan sensasi atau kepuasaan tersendiri saat merasakan takut dari setiap adegan yang muncul.
“Tidak dimungkiri, sensasi membuat orang merasa senang dan bahagia setelah melihat film horor, meskipun diawali dengan rasa takut,” ujar Jatu kepada Caritau.com, beberapa waktu terakhir.
Jatu menambahkan, dalam ajaran agama manapun pasti disebut mahluk gaib. Terlebih di Indonesia, pemahaman ini diajarkan sejak kecil baik di sekolah maupun di keluarga atau masyarakat.
Saat menonton film horor ataupu mendengar konten horor, jantung memompa lebih cepat yang membuata drenalin mengalir. Efek ini membuat perhatian individu menyempit dan berfokus kepada hal-hal yang menyeramkan tersebut.
Konten horor juga dirancang untuk membangkitkan emosi tertentu seperti ketegangan, stres, dan syok. Ini dapat menyebabkan pelepasan hormon dalam tubuh seperti norepinefrin, kortisol, dan adrenalin dari sistem saraf otonom.
Pelepasan hormon ini, diakui Jatu, dapat menyebabkan respons fisiologis berupa pelebaran pupil, peningkatan detak jantung, dan ketegangan otot.
“Bahkan saat seseorang tahu bahwa ia sedang berada di rumah atau di bioskop yang sebenarnya tidak ada bahaya nyata. Efek ini mirip saat naik wahana di taman hiburan, di mana orang bisa merasa ketakutan, meski tahu kalau sebenarnya dia dalam situasi aman,” ungkap Jatu. (RIO)
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...