CARITAU JAKARTA – Laras, influencer yang juga menjadi salah satu korban Robot trading Fahrenheit menceritakan kegundahannya tentang nasib dana yang sudah diinvestasikan di trading tersebut dalam sebuah video yang diunggah di YouTube.
Melalui channel YouTube Hot Smile dengan video berjudul ‘Pengakuan Korban Robot Trading Fahrenheit’ pada tanggal 10 Maret 2022, Laras dan korban Robot trading Fahrenheit lainnya mengaku telah melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim Polri.
Laras juga mengunggah video serupa melalui akun Instagram pribadinya.
Pada 25 Februari 2022 , Laras mengatakan bahwa di akun Robot trading Fahrenheit sudah bisa melakukan withdraw.
“Kita mendapatkan kabar bahwa tanggal 25 Februari itu kita sudah bisa withdraw, which is itu withdraw mau ngambil investasi Robot apa profit,” katanya.
“Tapi di tanggal 25 Februari itu tetep tidak bisa withdraw tapi Robot masih bisa trading, which is itu agak mengobati keresahan para investor karena masih bisa trading, tapi kewithdraw sama depo belum bisa,” ungkap Laras.
Meskipun demikian, lanjut Laras, ia tidak heran lantaran berbeda dengan trading-trading sebelumnya di Robot trading Fahrenheit.
“Nah tapi tradingnya juga beda banget dari trading-trading sebelumnya, yang biasanya lebih dari 1 persen kalo enggak kurang dari 1 persen itu sedikit,” katanya.
“Kemaren itu, selama beberapa hari itu tradingnya kayak 0,48, 0,58 which is beda banget dari trading-trading sebelumny,” katanya.
Mendapati kondisi seperti itu Laras sangat terkejut. “Saya bersama member tadi pagi itu merasa shock banget melihat dana investasi kita super minus dan ini memang margin call,” ungkapnya.
Bahkan, menurut pengakuan Laras, founder dan customer service Robot trading Fahrenheit tidak dapat dihubungi.
“Sekarang juga founder tidak bisa dihubungi, customer service tidak bisa dihubungi, seminggu belakangan ini mereka gak bisa dihubungi,” katanya.
Sehingga, ia dan member Robot trading Fahrenheit lainnya melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim Polri.
“Mau gak mau kita member saya dan temen-temen di Jakarta juga melaporkan kasus ini ke Bareskrim,” katanya.
Sebelumnya, Laras mengaku bahwa dirinya sempat merasa curiga dengan Robot trading Fahrenheit yang membuat akunnya dibekukan.
“Sebenarnya saya juga udah curiga dari sebelum account kita difreze,” katanya.
“Alasan difreze itu karena lagi diaudit sama pemerintah, lagi diurusi izin-izinnya melalui Robot trading,” kata Laras.
Berdasarkan pengakuan Laras, ia dan member Robot trading Fahrenheit lainnya juga sempat percaya dengan alasan tersebut. “Sebagai orang awam kita percaya-percaya aja, itu bisa benar dan bisa tidak,” katanya.
Selanjutnya, Laras berharap agar kasus Robot trading Fahrenheit bisa segera selesai.
“Kepada teman-teman yang mengharapkan kasus ini selesai dan ada titik terangnya semoga ini bisa diselesaikan sooner or letter,” kata Laras.
“Kalo memang founder-founder di atas kita itu bisa mediasi baik-baik bagaimana caranya untuk mengembalikan dana-dana member karena ini juga bukan bukan uang sedikit, ini uang yang banyak itu hak kita,” kata Laras.
Di samping itu, Laras mengatakan bahwa leader-leadernya tengah memperjuangkan hak para korban Robot trading Fahrenheit ke bareskrim Polri.
“Tapi leader-leader di atas saya mereka memperjuangkan hak kita, mereka lagi ada di Bareskrim, di Jakarta dan saya juga akan menginfo gimana tindak kelanjutannya,” ungkap Laras yang kini berada di Pulau Bali.
Sebelumnya, kasus trading binary option mencuat dan sudah ada dua orang ditetapkan sebagai tersangka.
Kemunculan Robot trading Fahrenheit saat ini menjadi perhatian public, sejumlah pihak mulai buka suara dengan adanya Robot trading.
“Terkait Robot trading terutama Fahrenheit, pihak kepolisian belum memberikan penjelasan,” kata Laras di Youtube. (HAP)
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...