CARITAU MAKKAH - Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, menyarankan jamaah calon haji Indonesia yang lanjut usia dan berisiko tinggi sakit, sebaiknya ikut skema murur saat mabit di Muzdalifah demi keselamatan diri.
Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah.
Jamaah calon haji saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), kemudian bus langsung membawa mereka menuju tenda di Mina.
"Saya tahun 2008 haji, tahun 2019 haji, tempat di sini (Muzdalifah) masih luas, sehingga kalau mobil (bus) parkir di sini meskipun sempit-sempit, tetapi mampulah menampung. Tetapi sekarang banyak bangunan," kata Anwar Abbas, di Makkah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2024).
Menurut Anwar Abbas, pilihan mabit di Muzdalifah dengan skema murur patut menjadi pilihan karena bertujuan menjaga keselamatan diri.
"Itu ada alasannya, masyaqqah, kesulitan. Dalam maqashid syariah, kan, ada hifdzunnafs, ya, ada pertimbangan keselamatan jamaah," kata Ketua PP Muhammadiyah itu.
Buya Anwar juga sepakat dengan program murur yang disiapkan pemerintah. Jamaah lansia, jamaah dengan risiko tinggi, serta pendampingnya akan mulai diberangkatkan dari Arafah langsung menuju Mina dimulai sejak pukul 19.00.
"Itu kan artinya sudah melewati malam, ya. Saya kira sah. Malam, kan, dimulai dari terbenamnya matahari. Memang ada ulama menyatakan lewat jam 12 malam, tetapi situasi dan kondisinya tidak memungkinkan. Melihat luas sekarang ini, saya punya kesimpulan memang tidak mungkin," katanya.
Berdasarkan catatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), area Muzdalifah yang diperuntukkan jamaah calon haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi.
Pada tahun 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 orang jamaah Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara ada sekitar 27.000 orang (sembilan maktab) yang menempati area Mina Jadid, sehingga setiap anggota jamaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat sekitar 0,45 keter persegi di Muzdalifah.
Tahun 2024, Mina Jadid tidak lagi ditempati jamaah calon haji Indonesia, sehingga sebanyak 213.320 orang dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah.
Padahal tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat di Muzdalifah seluas 20.000 meter persegi, sehingga ruang yang tersedia untuk setiap anggota jamaah jika semuanya ditempatkan di Muzdalifah sekitar 0,29 meter persegi.
Oleh karena itu, mabit Muzdalifah dengan skema murur menjadi ikhtiar pemerintah untuk dapat mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Pemerintah seperti dirilis Antara, menargetkan 55 ribu orang jamaah calon haji Indonesia akan melakukan skema murur. (BON)
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...