CARITAU NEW YORK - Harga minyak melemah pada akhir perdagangan Selasa (9/8/2022) waktu setempat atau (Rabu, 10/8/2022 pagi WIB), tertekan meningkatnya prospek ekspor minyak Iran yang lebih banyak seiring kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan nuklir Iran di tengah kekhawatiran bahwa ekonomi yang melambat dapat mengurangi permintaan.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, menyusut 0,26 dolar AS atau 0,29 persen, menjadi menetap di 90,50 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober tergelincir 0,34 dolar AS atau 0,35 persen, menjadi ditutup pada 96,31 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Selama sesi, kedua kontrak acuan bergerak naik dan turun lebih dari satu dolar AS per barel.
Iran dapat meningkatkan ekspor minyaknya sebesar satu juta hingga 1,5 juta barel per hari dalam enam bulan dan kebangkitan kembali perjanjian nuklir 2015 kemungkinan akan membuat harga minyak turun tajam mengingat ekspektasi rendah dari kesepakatan di pasar, demkkian menurut Vivek Dhar, analis Commonwealth Bank dikutip Antara.
Emas Berkilau
Sementara emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (9/8/2022) waktu setempat atau Rabu (10/8/2022) pagi WIB, memperpanjang keuntungan di atas level psikologis 1.800 dolar AS untuk hari kedua berturut-turut, ditopang dolar AS yang lebih lemah menjelang laporan data inflasi penting Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 7,1 dolar AS atau 0,39 persen, menjadi ditutup pada 1.812,30 dolar AS per ounce. Ini adalah harga penyelesaian tertinggi untuk emas sejak 29 Juni.
Emas berjangka bertambah 14 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1.805,20 dolar AS pada Senin (8/8/2022), setelah anjlok 15,7 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.791,20 dolar AS pada Jumat (5/8/2022), dan melonjak 30,5 dolar AS atau 1,72 persen menjadi 1.806,90 dolar AS pada Kamis (4/8/2022).
Harga emas bergerak di atas level kunci 1.800 dolar untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (9/8/2022) karena para analis memperkirakan inflasi Juli akan melemah sehingga kenaikan suku bunga Federal Reserve tidak akan seagresif yang diperkirakan sebelumnya dan memberikan tekan terhadap dolar.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, terakhir turun 0,06 persen pada 106,3750.
"Harga emas menguat menjelang laporan inflasi penting yang dapat memiringkan skala ekspektasi kenaikan suku bunga Fed," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA..(HAP)
minyak melemah seiring ekspor minyak iran emas terdongkrak 7 1 dolar as
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...