CARITAU BULUKUMBA – Momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah masih terasa hingga saat ini. Momen lebaran sering digunakan untuk ziarah kubur atau masyarakat Bugis menyebutnya Massiara' Kuburu'.
Sama halnya yang dilakukan oleh Sunti dan keluarganya. Mereka menjadikan momentum perayaan lebaran untuk pergi berziarah ke makam orang tua hingga nenek moyangnya.
Baca Juga: BI Siapkan Rp197,6 Triliun untuk Penukaran Uang Jelang Idul Fitri
Dalam Islam sendiri ziarah kubur sudah menjadi rutinitas umat muslim, yang sudah membudidaya bagi masyarakat Indonesia.
Mayoritas ziarah kubur dilakukan sebelum atau setelah lebaran di mana keluarga yang ditinggalkan datang memanjatkan doa.
Sunti menjelaskan, ziarah kubur juga termasuk salah satu cara agar umat manusia sadar akan adanya kematian.
"Banyak yang mengatakan ziarah kubur bid'ah. Tapi kan ini tujuannya untuk mendoakan orang tua atau nenek moyang yang telah berpulang ke rahmatullah. Bukan untuk meminta hal-hal yang aneh," katanya.
Menurutnya, Massiara Kuburu' ini sudah menjadi turun-temurun yang dilakukan oleh nenek moyangnya.
"Massiara' Kuburu' hanya untuk mengingatkan bahwa kita juga akan menghadapi kematian. Bukan hal-hal lain," jelasnya.
Massiara' Kuburu' ini juga dijadikan sebagai ajang silaturahmi dengan sanak keluarga yang biasanya merantau dan balik ke kampung dan juga ingin pergi ziarah kubur.
"Adat istiadat kami (masyarakat Bugis) tetap kami pertahankan. Meskipun sudah banyak orang yang sudah tak melakukannya," tandasnya. (KEK)
Baca Juga: Kenduri SKO Tahunan Masyarakat Kerinci
massiara' kuburu' ziarah kubur ala masyarakat bugis saat perayaan lebaran mudik aman sehat 2022 idul fitri
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024