CARITAU BEKASI - Mohammad Arief (44) atau akrab disapa Bang Syarief, pria asli betawi yang memilih profesi sebagai peternak ayam petarung. Sebelum beralih profesi sebagai peternak ayam, Bang Syareif memiliki usaha sablon. Selain pertenak ayam pertarung dan usaha sablon, Arief pernah punya band yang bernama Crafu.
"Dulu sempet usaha sablon dan main Band, main ayam hobi, Alhamdulilah karena pendapatan lumayan jadi terus ternak ayam petarung," ujar Syarief.
Syarief mengaku mulai menekuni usaha peternakannya sejak tahun 2015, meski sempat goyah karena wabah pandemi, usaha peternakan yang dimilikinya hingga kini mampu bertahan dan bangkit ditengah kondisi pergolakan ekonomi yang menghantam negeri.
Syarief adalah satu dari sekian banyak pemilik peternakan ayam petarung yang mencoba mengadu nasib mencari pundi pundi rejeki di pinggiran kota Jakarta, tepatnya di wilayah, Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Bang Syarief menamakan peternakan ayam petarungnya bernama Rocker Farm, total saat ini dirinya miliki ayam sebanyak 21 ekor, 7 diantara siap tarung siap tarung, sisanya 3 ekor merupakan biangan, dan 11 ekor anakan.
Syarief menurunkan Ayam petarung yang dimiliki rata-rata ber Trah (keturunan) Nusantara dan biang dari India yang bernama Ayam Aseel.
Pria berambut gondrong ala vokalis roker itu mengaku sudah 9 kali menang dalam mengikuti kontes ayam pertarung dari berbagai event.
Syarief menambahkan salah satu ayam gacokanya (jagoan) setelah beberapa kali berhasil menjadi juara di event, bisa dijual hingga jutaan rupiah.
"Ayam ane aje sih baru kejual 7 jutaan, itupun waktu juara umum di Aljabar, yang beli orang medan. Itu anakan ayam sendiri, anakan ayam dari majalengka," kata Syarief.
Syarief mengaku harga jual ayam standart miliknya yang berumur enam sampai tujuh bulan berada dikisaran Rp700.000 - Rp1.000.000 per ekor.
"Kalau skarang ane jual ayam standartnya. Ayam muda umur-umur 6-7bulan itu sekitar Rp700.000-Rp1.000.000," ujar Syarief.
Arief menerangkan, harga jual ayam petarung saat ini memiliki harga yang bisa dikatakan tinggi, hal itu menurutnya tergantung dari kondisi ayam dan ketertarikan dari si pembeli.
"Kalau nilai jual ayam aduan sekarang dah bisa sampe diharga 180 jutaan, tapi ayam import itu,"ujar
Namun menurut Syarief ayam lokal atau ayam petarung Nusantara saat ini juga bisa bersaing dengan ayam petarung yang berasal dari luar negeri.
"Justru dengan kita sering buat acara kontes itu secara gak langsung bisa untuk menyetop jualan ayam import, karena ayam kita juga gak kalah bagusnya," ungkap Syarief.
Menurutnya dengan adanya kontes-kontes ayam laga atau tinju turut membantu menaikan kelas harga ayam nusantara yang saat ini mulai banyak peminatnya hingga tak kalah bersaing dengan ayam import.
"Dengan adanya kontes-kontes ayam laga atau tinju ayam, harga ayam nusantara atau ayam jawa jadi naik nilainya. Dan pengrajin bisa kurungan Ama kandang jadi pada maju didaerah daerah," kata Syarif.
Syarief menambahkan, dengan banyaknya kontes-kontes ayam laga atau ayam tinju, dapat mendorong para pengrajin khususnya di daerah-daerah untuk memperkenalkan ayam kualitas Nusantara.
"Alhamdulilah banyak kontes ayam laga, jadi maju ayam petarung Nusantara, sekarang banyak juga yang minat, tidak kalah dengan ayam import," tambah Syarief.
Lebih dalam Syarief mengatakan, saat mengikuti kegiatan kontes ayam laga, tidak jarang para importir-importir juga turut menghadiri kontes ayam tersebut.
Kehadiran importir menurut Syarief tak khayal mencari ayam-ayam unggulan yang berhasil menaklukan ayam-ayam lain dan keluar sebagai juara untuk dibanderol dengan harga selangit.
Tak hanya itu, menurut Syarief meski ayam itu kalah, jika importir suka dengan gaya main pukul ayam tersebut maka importir tak ragu untuk membanderol harganya.
"Jelas karena kalau dikontes para importir-importir ayam biasanya datang juga dan ada lelang ayam juga. Bahkan jika ayam kita kalah aja, kalau ada bos yang senang dengan ayam kita dari tehnik pukulnya bisa dibeli juga," kata Syarief.
Menurut Syarief, Ayam pertarung adalah ayam yang memiliki kekuatan fisik, daya tahan terhadap pukulan, mental, dan kekuatan serta akurasi pukulan yang baik.
Syarief menerangkan, karakteristik yang membedakan dengam ayam biasa, menurut Syarief, ayam aduan dikenal memiliki karakter pejuang dan mental yang kuat.
"Ayam tarung memiliki daya tahan tubuh yang kuat, punya kekuatan fisik yang bagus. Kuat sama pukulan, mental Kuat dan akurasi pukulan bagus," tutur Syarief.
Meski begitu, Syarief menerangkan bahwa kontes ayam petarung berbeda dengan judi sabung ayam.
"Lebih kelomba kalau menurut ane sih, lomba ketangkasan. Karena kalau lomba ada pendaftaran semurah murahnya ada hadiah sebesar besarnya," terang Syarief.
"Contoh kaya anak ayam ane sichogan, alias cowok ganas, durasi 20 menit mendapatkan poin pukulan sampai 216 pukulan yg masuk," tambah Syarief.
Ia menganalogikan, kontes ayam petarung bukan seperti sabung atau judi ayam, melainkan menurutnya laga ayam tarung tak jauh berbeda seperti kontes event karate ataupun tinju bagi ayam.
"Jelas olah raga gak beda jauh seperti tinju ataupun karate, kaya pencak silat aja. Ada durasi, ada pengaman, ada juri," pungkasnya. (CARITAU - MUNZIR)
Andalan Hati Bertekad Dua Kali Lipatkan Jumlah UMK...
Akademisi Unhas: Andalan Hati Punya Rekam Jejak Ku...
Sudah Dirasakan Maysarakat, Ini Sederet Bukti Kine...
Komitmen Prabowo dalam Memulihkan UMKM dan Ketahan...
Cawagub 02 Fatmawati Rusdi Dinobatkan Sebagai Pere...