CARITAU JOMBANG – Manik-manik berbahan dasar limbah beling atau kaca karya warga Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mampu menembus pasar di negara-negara benua Asia, Afrika dan bahkan Eropa.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun mengusulkan ke Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia (LPEI) agarDesa Plumbon Gambang ditetapkan menjadi Desa Devisa.
Baca Juga: LPEI Danai 11,9 Juta Dolar AS Ekspor Gerbong Kereta Buatan RI
"Desa ini punya keunikan dan sangat otentik. Produk yang dihasilkan terbukti diminati pasar Asia dan Eropa sehingga sangat memenuhi syarat menjadi Desa Devisa yang tengah kita usulkan," kata Gubernur Khofifah di Jombang, Sabtu (12/2/2022).#
Desa Devisa merupakan program pendampingan yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development).
Program Desa Devisa memberi kesempatan bagi sebuah daerah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensinya secara ekonomi, sosial dan lingkungan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Menurut Khofifah, beberapa kriteria yang dijadikan asesmen oleh LPEI telah dipenuhi Desa Plumbon Gambang.
"Pertama adalah produk milik sendiri dan bukan karya orang lain yang diperjualbelikan di tempatnya. Kemudian punya keunikan, punya pasar ekspor, serta dilakukan oleh banyak orang di satu desa dan didukung kelembagaan kelompok. Saya rasa ini sudah memenuhi kriteria Desa Devisa," ucap Khofifah.
Terdapat 125 pengusaha manik-manik di Desa Plumbon Gambang dengan pekerja 1.200 orang yang merupakan masyarakat sekitar, baik perempuan maupun laki-laki.
Usai melihat proses pembuatan manik-manik hingga etalase penjualan di toko, Khofifah semakin optimistis Desa Plumbon Gambang bisa menjadi Desa Devisa.
"Kita memang harus hunting untuk menemukan desa-desa mana di Jatim yang potensial dijadikan Desa Devisa. Kami turun dan melakukan asesmen sendiri, tapi tentu saja yang menentukan tetap LPEI," jelasnya.
Jatim 15 Desa Devisa
LPEI sendiri memberikan kuota 15 desa di Jatim untuk dijadikan Desa Devisa pada tahun 2022.
Khofifah bersyukur atas besarnya kuota yang diberikan karena bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat desa. Saat ini 20 desa siap diajukan sebagai Desa Devisa.
"Karena kalau jadi Desa Devisa akan dibantu desainernya, dibantu pembiayaannya dan dibantu akses pasarnya. Jika sudah masuk katalog LPEI saya berharap bisa mempercepat pengembangan," tambahnya.
Wartiah, salah satu perajin manik-manik, mengungkapkan bahwa sebelum pandemi Covid-19, tak kurang 10 negara di Asia dan Eropa menjadi pelanggan tetap manik-manik Desa Plumbon Gambang.
"Meskipun ekspor ke luar negeri semenjak pandemi menurun, tapi kami sudah pernah ekspor hingga Madrid," kata Wartiah.
Selain pasar luar negeri, manik-manik juga sangat diminati di dalam negeri, seperti Provinsi Bali, NTT dan beberapa provinsi di Kalimantan.
Terkait diusulkannya Desa Plumbon Gambang sebagai Desa Devisa, Wartiah mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih atas perhatian Gubernur Khofifah yang berikhtiar agar usaha warga desa Plumbon Gambang bisa lebih maju.
"Terima kasih ibu Gubernur, semoga kami semua perajin manik-manik bisa menerima dampak baik dan berharap dengan sangat bisa menjadi salah satu dari 15 Desa Devisa," pungkasnya.(HAP)
Baca Juga: LPEI-Sarinah Ekspor Ikan Tuna 27 Ton ke Vietnam
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024