CARITAU MAKASSAR – Kepala daerah peraih suara terbanyak di Pilkada 2018 dan 2020 lalu patut diperhitungkan sebagai kandidat potensial di Pilgub Sulsel 2024 mendatang. Hal tersebut diungkapkan Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin Makassar, Phil Sukri, Selasa (21/6/2022).
Menurut Phil Sukri, dari segi kepopuleran dan elektabilitas, setidaknya ada lima nama yang dinilai layak maju bertarung. Mereka adalah kepala daerah yang sudah genap dua periode memimpin di daerahnya.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Berikan Surat Perintah Taufan Pawe Maju Jadi Bakal Calon Gubernur Sulsel
Di antaranya, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Wali Kota Parepare Taufan Pawe, Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi, Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak, dan Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani.
Phil Sukri berpandangan nama tersebut paling tidak diasumsikan telah memiliki modal untuk dapat bertarung dalam pilgub 2024 Sulawesi Selatan mendatang.
"Paling tidak posisi mereka sebagai kepala daerah dua periode di masing-masing wilayahnya menjadikan mereka dianggap memiliki basis dukungan awal, minimal di wilayah mereka masing-masing," ungkapnya.
Kata dia, dengan modal menjabat dua periode pada posisinya, maka asumsinya adalah mereka mendapatkan kepercayaan rakyat dengan baik karena dapat terpilih lagi pada periode kedua, tentu saja dengan perolehan suara yang cukup signifikan.
Selain itu, dengan menjadi kepala daerah selama dua periode maka tentu saja jaringan sosial dan politik mereka ditambah dengan modal ekonominya akan menjadi kekuatan awal untuk membangun peluang mereka maju bersaing pada Pilgub sulsel mendatang.
"Namun tentu saja berbagai modal tersebut juga akan menjadi kurang berarti jika dalam masa kepemimpinan mereka selama dua periode, mereka gagal atau tidak dapat menunjukkan hasil kinerja yang maksimal sesuai dengan harapan rakyat," tuturnya.
Bagaimana pun, kata dia, di antara berbagai pilihan yang ada, salah satu alasan untuk memilih salah satu dari mereka tentu adalah apa yang menjadi kelebihan dari nama-nama ini.
"Nah ini salah satunya tentu terkait dengan prestasi yang mereka mampu raih selama menjadi kepala daerah," jelasnya.
Jadi dalam hal ini, meski mereka berhasil menjadi kepala daerah dua periode namun tidak menunjukkan hasil yang baik serta tidak mampu menjaga relasi yang baik dengan masyarakat.
"Maka bisa jadi asumsi akan klaim terhadap wilayahnya sebagai basis awal dukungan menjadi tidak berarti," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia Ras Md menilai peluang Gubernur Sulsel 2024 mendatang kembali akan diisi oleh figur berlatar belakang kepala daerah.
"Ya, saya pikir untuk peluang Gubernur Sulsel 2024 mendatang kembali akan diisi oleh figur berlatar belakang kepala daerah," tuturnya.
Publik Sulsel dalam dua era pemilihan langsung, menurut Ras, punya pengalaman condong memilih figur gubernur berlatar belakang kepala daerah. Baik Syahrul Yasin Limpo maupun Prof. Nurdin Abdullah.
Itu menjadi bukti jika seorang figur berlatar belakang kepala daerah di Sulsel terbuka lebar jika ingin tampil di pentas Pilgub.
"Walaupun dalam proses meyakinkan publik tak begitu mudah. Namun menurut saya, mereka sudah mengantongi modal awal," jelasnya.
Meski punya modal awal yang bagus, semua masih tergantung positioning para kepala daerah. Apakah saat ini para figur belatar belakang kepala daerah sudah cukup populer di sulsel dan dipersepsi berkinerja baik di wilayah mereka masing-masing ataukah tidak.
"Karena tanpa memahami positioning ini, tentu bukan hal muda bisa masuk ke bursa Pilgub," pungkasnya.
Di tempat terpisah, Manager strategi dan operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandi Sam berpandangan, Kepala daerah yang lagi menjalani dua periode kepemimpinan tentu berkepentingan untuk membangun karir politik selanjutnya.
"Para kepala daerah dua periode punya magnet politik yang tidak dimiliki figur non kepala daerah," katanya.
Pada prakteknya, lanjut Nursandi, nama-nama kepala daerah tersebut cukup berhasil membangun citra dan menunjukkan kinerja dan prestasinya.
Di antara nama-nama itu, terdapat aspek elektoral yang menguntungkan kepala daerah seperti Walikota Makassar Danny Pomanto, Bupati Gowa Adnan Puchrita Ichsan, Bupati Bone Andi Fahsar Padjalangi dan Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani dalam menatap kontestasi di Pilgub Sulsel 2024.
"Wilayah yang dipimpinnya cukup strategis jika menilik populasi pemilih dan geopolitiknya. Modal itu bisa dimanfaatkan untuk menarik perhatian parpol dan figur-figur calon pasangan potensial yang berasal dari non kepala daerah," tutup dia. (KEK)
Baca Juga: Soal Perjanjian Utang Pilkada DKI, Anies Ungkap Uang Tersebut Bukan Milik Sandiaga
lima kepala daerah berpeluang besar maju bertarung di pilgub sulsel politik pilgub sulsel 2024 andi sudirman sulaiman
Menhub Kunjungi Rumah Duka Siswa STIP Jakarta di B...
Buntut Meninggalnya Taruna STIP, Menhub Pastikan P...
Badan Investigasi Rilis Laporan Awal Tabrakan Dua...
Kepadatan Jalur Puncak Bogor saat Libur Panjang
Penampakan Sampah TPA Cipayung Longsor ke Kali Pes...