CARITAU PROBOLINGGO – PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Unit Pembangkitan Paiton melakukan inovasi pembuatan trichokompos atau pupuk organik dari limbah kulit kopi, juga teknologi penjemuran kopi komunal dan strategi pemasaran yang berhasil meningkatkan penjualan kopi bagi para petani kopi di Desa Andungbiru di lereng Gunung Argopuro.
Program CSR PT PJB di Desa Andungbiru ini mampu melahirkan produk Kopi Lang Baling, kopi berkualitas tinggi yang kini semakin dikenal luas.
“Desa Andungbiru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu desa penghasil kopi jenis robusta maupun arabika," kata Direktur Utama PT PJB Gong Matua Hasibuan.
Berada di daerah berketinggian sekitar 900-1300 mdpl dengan curah hujan rata-rata 293-300 mm, tiap tahun masyarakat petani kopi dapat menghasilkan sekitar 145,6 ton kopi dalam bentuk green bean.
Pada tahun 2020 di mana pandemi Covid-19 mulai menyerang, ternyata turut memengaruhi kehidupan petani kopi di Desa Andungbiru.
Hasil panen tidak dapat terserap maksimal seiring penurunan produksi pabrik, ditambah lagi cafe serta restoran yang biasa menyerap produk kopi satu demi satu tutup dampak pandemi. Beban petani semakin bertambah dengan tingginya harga pupuk.
“Pandemi ini tidak saja memberikan beban kesehatan kami, peningkatan harga pupuk yang mencapai 29,20% dari tahun sebelumnya mengakibatkan pemupukan seringkali diabaikan. Imbasnya produktivitas dan kualitas tanaman kopi pun menurun," kata Suto, Ketua Kelompok Putra Kramat, salah satu kelompok pertanian di Desa Andungbiru.
Tahun ini saja, para petani hanya mampu mendapatkan rata-rata 220 Kg/Ha pada musim panen, menurun jauh jika dibandingkan dengan hasil tahun lalu yang mencapai 400 Kg/Ha.
Permasalahan inilah yang mendorong PJB membantu mencari solusi yang memberi manfaat bagi petani kopi Desa Andungbiru melalui inovasi pembuatan trichokompos atau pupuk organik, penjemuran kopi komunal, hingga inovasi penjualan produk kopi.
“Seluruh unit PJB yang tersebar di penjuru Indonesia telah berkomitmen untuk dapat hadir dan memberikan kebermanfaatan masyarakat sekitar. PJB UP Paiton membantu memecahkan permasalahan petani kopi Desa Andungbiru melalui terobosan dari hulu hingga ke hilir yang dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi serta mengangkat perekonomian di tengah pandemi," kata Gong Matua.
Sepuluh Kali Lebih Murah
PJB menghadirkan inovasi trichokompos atau pupuk organik yang dihasilkan dari bahan limbah kulit kopi untuk menyelesaikan kelangkaan dan kenaikan harga pupuk. Para petani diajari bagaimana membuat trichokompos dilengkapi dengan bantuan peralatan sehingga bisa memproduksi pupuk secara mandiri.
"Dengan biaya Rp170 ribu dapat menghasilkan 500 kg pupuk trichokompos atau setara Rp340/kg. Harga ini 10 kali lebih murah bila dibandingkan dengan harga pupuk kimia/anorganik yang mencapai Rp3.400/kg," kata Gong Matua.
Pada proses pengolahan biji kopi, CSR PJB mendampingi dengan melakukan terobosan pembuatan lahan jemur komunal dengan memanfaatkan lahan non-produktif. Guna mendapatkan pengeringan yang optimal, lahan penjemuran dibuat dengan rak jemur serta berpaving block. Uniknya paving block yang digunakan dibuat dengan memanfaatkan sisa dari hasil pembakaran batubara (fly ash bottom ash) PLTU Paiton.
Terobosan ini dapat menghemat lahan untuk menjemur karena satu sak yang setara dengan 50 kg biji kopi membutuhkan lahan penjemuran 1,5 m². Dengan estimasi panen tahun 2021 sebesar 80 ton, maka lahan yang dibutuhkan mencapai 2,4 Ha.
“Pemanfaatan lahan jemur komunal dan rak jemur tentunya mengubah pola sosial masyarakat dalam pembukaan lahan untuk penjemuran dengan menebang pohon sehingga kelestarian tetap terjaga, " tutur Gong Matua.
Kedai Kopi Lang Baling
Pendampingan pada proses penjualan oleh PJB UP Paiton dilakukan dengan terobosan untuk meningkatkan pemasaran kopi melalui pembuatan Kopi Lang Baling dan penjualan produk kopi melalui platform daring memanfaatkan online shoping dan website.
"Penjualan melalui outlet pada marketplace menjadi cara untuk memudahkan bagi masyarakat dalam memasarkan produk kopi tidak hanya di lingkup kabupaten Probolinggo namun bisa meluas hingga daerah lain," katanya.
Salah satu produk yang dihasilkan dari program CSR PT PJB di Desa Andungbiru adalah Kopi Lang Baling. Kopi yang dikembangkan sejak tahun 2019 telah menjadi salah satu ikon bagi Desa Andungbiru dalam mendistribusikan produk kopi khas desa tersebut.
Penamaan Lang Baling dilatarbelakangi Pengolahannya memanfaatkan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH) Andungbiru. Lang Baling mengingatkan pada baling-baling pemutar PLTMH, sumber listrik andalan bagi Desa Andungbiru.
"Tak hanya mengandalkan cita rasa kopi khas Andungbiru yang merupakan perpaduan antara jenis kopi arabica Colombia dengan kopi Brasil, kedai ini juga mengolahnya menjadi minuman kekinian yang digandrungi kawula muda," kata Gong Matua Hasibuan. (HAP)
kopi lang baling andungbiru petani kopi di desa andungbiru program csr pt pjb di desa andungbir pt pembangkitan jawa bali (pjb)
Ваша заявка одобрена Подробнее: https://forms.yandex.ru/u/AAAAAcaritau.comBBBBB/success/
Денежные средства в размере + 84 487 зачислены на ваш счет Подробнее: https://forms.yandex.ru/u/AAAAAcaritau.comBBBBB/success/
Aктивировать счет Подробнее: https://google.com?0lqxjkrwki37mnoxfeaqAAAAAcaritau.comBBBBB
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...