CARITAU JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurahman akan membuka peluang rekrutmen calon TNI AD dari para santri pesantren dan lintas agama, salah satu syarat calon dari pesantren adalah hafidz atau hafal Al Quran.
"Bagi yang muslim diberlakukan syarat khusus lainnya yakni harus hafidz Al Quran," kata Jenderal Dudung dikutip dari akun YouTube TNI AD pada Minggu (5/12/2021).
Proses rekrutmen akan dilaksanakan awal tahun 2022, yakni gelombang ke-1 untuk zona barat dan timur awal Januari sampai akhir Februari, sementara gelombang ke-2 dari Februari sampai September. .
Jenderal Dudung menjelaskan, alasannya merekrut para alumni pesantren dan lintas agama sebagai bentuk pengamalan delapan wajib TNI, di antaranya bersikap ramah dan sopan terhadap rakyat.
"Selain itu perilakunya juga akan dijaga. Seperti yang pernah disampaikan oleh Panglima TNI bahwa TNI adalah kita, maka implementasinya adalah rakyat harus sayang kepada TNI. Tetapi TNI AD harus lebih cinta dan sayang kepada rakyatnya," kata Dudung.
Banyak Pesantren Ajarkan Nasionalisme
Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespon positif rencana Jenderal Dudung sembari mengingatkan agar proses rekrutmen juga melibatkan lintas agama lain selain Islam.
Wakil Ketua MUI Anwar Abbas mengatakan, rencana KSAD sebaiknya diluaskan, tidak hanya dari kalangan pesantren, tapi juga harus merekrut sekolah-sekolah agama lain seperti Kristen, Budha ,Khongucu dan Hindu.
“Perekrutan calon TNI dari lintas sekolah agama sangat penting. Sebab mereka diharapkan akan menjadi prajurit TNI yang mengerti secara baik ajaran dan nilai-nilai luhur agama masing-masing dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai prajurit,” kata Anwar Abbas.
Menurut Anwar, perekrutan calon prajurit TNI yang memiliki latar dan pendidikan agama yang kuat juga sesuai dengan semangat dan amanat konstitusi, yaitu pasal 29 ayat 1 UUD 1945 yang menyebut negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.
"Ini artinya nilai-nilai dari ajaran agama, termasuk tentunya nilai-nilai dari ajaran agama Islam, harus bisa kita pahami dan dilaksanakan serta ditegakkan dengan sebaik-baiknya," tambah Anwar.
Dia berharap program KSAD agar para prajurit memiliki pemahaman ajaran agama yang baik, bertujuan agar Indonesia tidak menjadi negara sekuler ataupun ateis, tapi sebaliknya menjadi negara yang berakhlak dan bermoral.
"Indonesia diharapkan akan menjadi sebuah negeri yang menghormati agama, maju, berkeadilan, berakhlak dan bermoral, serta rakyatnya hidup dengan rukun dan damai serta sejahtera dan bahagia," pungkasnya.
Dukungan juga dilontarkan Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan yang mengatakan, santri merupakan potensi besar bagi bangsa dan negara yang perlu dioptimalkan.
Selain itu rencana KSAD juga upaya mengikis fitnah-fitnah miring yang ditujukan terhadap pesatren-pesantren.
"Ini juga sekaligus menghilangkan fitnah yang secara berkala, terang-teragangan mengatakan pesantren itu dijadikan sarang radikal. Ini kan fitnah yang keji. Padahal sangat banyak pesantren-pesantren yang mengajarkan nasionalisme, mengajarkan cinta tanah air dan bangsa," kata Habib Syakur dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/12/2021).
Menurur Habib Syakur, selama ini masyarakat terkesan melupakan fungsi dan peran besar dari pesantren, padahal sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan hingga saat ini, fungsi dan peran pesantren sangat besar dalam menjaga keutuhan bangsa.(GIB)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...