CARITAU SEOUL - Otoritas Korea Selatan mengonfirmasi adanya kasus flu burung dari seekor kucing di penampungan hewan di Seoul. Hal tersebut disampaikan Kementerian Pertanian Korea Selatan pada Senin (31/7/2023) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, disebutkan kucing yang tinggal di penampungan hewan di Distrik Gwanak di Seoul tersebut meninggal setelah memperlihatkan gejala pernafasan dan menerima perawatan.
Usai menjalani tes mendalam, ditemukan bahwa kucing tersebut terinfeksi virus H5N1 yang sangat patogenik, menurut Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan.
Baca Juga: Aksi Protes Dokter Masih Terus Berlangsung, Rumah Sakit di Korsel Tutup Bangsal
Kasus baru tersebut muncul setelah dua kasus flu burung dilaporkan dari dua kucing di penampungan hewan lainnya di Seoul pekan lalu, menandakan infeksi pertama virus pada hewan mamalia sejak 2016.
Berdasarkan laporan tersebut, pihak berwenang menutup fasilitas tersebut dan melaksanakan tindakan karantina.
Warga yang pernah kontak dengan kucing tidak menunjukkan gejala apa pun, serta tidak ada infeksi flu burung pada manusia melalui kucing atau hewan mamalia lainnya.
Namun, otoritas kesehatan memantau mereka dengan cermat, karena masa inkubasi kasus flu burung pada manusia diketahui adalah 10 hari, menurut kementerian.
Diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (17/7/2023) menyatakan kekhawatirannya atas kenaikan kasus kucing yang terinfeksi flu burung di Polandia.
Hingga saat ini, ada puluhan kucing yang mati di negara Eropa itu. Puluhan di Polandia terbukti positif terkena influenza.
Dilansir dari pernyataan pernyataan WHO, berdasarkan data otoritas kesehatan Polandia yang pertama kali dilaporkan pada bulan lalu, terdapat 29 kucing dinyatakan positif terkena flu burung H5N1 yang diambil dari 47 sampel kucing yang diambil positif influenza (H5N1) dengan kematian yang tak biasa.
Disebutkan juga, bahwa 14 kucing disuntik mati dan 11 kucing lainnya ditemukan mati, dengan kematian terbaru dilaporkan pada 30 Juni.
Mereka termasuk di antara 46 kucing dan satu caracal penangkaran yang diuji virusnya, menambahkan bahwa 14 hewan yang terinfeksi dilaporkan telah disuntik mati, sementara 11 lainnya telah mati dengan sendirinya. Kematian terakhir dilaporkan pada 30 Juni.
Belum diketahui pasti apakah kucing-kucing itu terpapar virus, namun penyelidikan terhadap fenomena epizootik (berkenaan dengan serangan penyakit terhadap banyak hewan dari jenis penyakit yang sama pada waktu yang sama) masih berlangsung, kata badan kesehatan dunia itu.
Meski sebelumnya terdapat laporan infeksi influenza sporadis pada kucing, kali ini merupakan pertama kalinya sejumlah besar kucing yang terinfeksi ditemukan tersebar di sebagian besar wilayah, katanya.
WHO juga mengatakan bahwa risiko infeksi manusia usai melakukan kontak dengan kucing yang terinfeksi secara nasional masih rendah untuk masyarakat umum.
Hingga saat ini, WHO masih menyelidiki sumber paparan kucing terhadap virus. Beberapa kucing mengalami gejala yang parah termasuk kesulitan bernapas, diare berdarah, dan tanda-tanda neurologis, dengan kerusakan yang cepat dan kematian pada beberapa kasus.
Hingga saat ini, WHO menyebut Polandia adalah negara pertama yang melaporkan jumlah tinggi kucing yang terinfeksi flu burung di wilayah yang luas. WHO bilang bahwa risiko infeksi pada manusia sangat kecil kemungkinannya.
Sejak akhir 2021, Eropa mengalami wabah flu burung terburuk. Situasi yang sama juga terjadi di Amerika Utara dan Selatan. Hal ini menyebabkan pemusnahan puluhan juta unggas di seluruh dunia karena banyak yang terjangkit virus jenis H5N1 yang pertama kali muncul pada tahun 1996.
Baru-baru ini ada lonjakan infeksi yang mengkhawatirkan pada mamalia. Badan kesehatan PBB itu menunjukkan bahwa infeksi sporadis kucing dengan H5N1 sebelumnya telah dilaporkan.
"WHO terus memantau situasi dan bekerja sama erat dengan sektor kesehatan hewan dan masyarakat, lembaga regional, FAO, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), dan lembaga mitra lainnya di Polandia," katanya, dilansir dari Antara.
Sementara itu, terdapat risiko sedang bagi pemilik kucing dan mereka yang melakukan kontak dengan kucing yang terinfeksi H5N1 selama bertugas, seperti dokter hewan, tanpa menggunakan alat pelindung diri yang tepat. (IRN)
Baca Juga: Voli Indonesia Tantang Korea Selatan pada Perebutan Posisi 7-8 Asian Games 2022 Hangzhou
korea selatan flu burung virus h5n1 virus pada kucing Kucing Mati who polandia epizootik
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...