CARITAU JAKARTA – Grup band rock Cokelat tampil beda melalui single ‘Wajar’ yang tak menyuguhkan hentakan-hentakan garang khas mereka yang disuka banyak orang seperti di lagu ‘Bendera’ atau ‘Karma’, melainkan sweet rock dengan balutan melow suara Astrid Sartiasari Basjar yang lebih akrab disapa Astrid.
Sejak Ayu vokalis Cokelat memutuskan untuk cuti hamil pada April lalu, kekosongan vokalis memang diisi oleh Astrid. Ibu satu anak ini didapuk menyanyikan lagu-lagu terbaik Cokelat seperti ‘Bendera’, ‘Karma’, ‘Luka Lama’, ‘Jauh’ dan ‘Segitiga’.
Dipercaya menjadi vokalis sementara, Astrid menyambut baik ajakan kolaborasi tersebut.
Astrid beralasan, ada masanya di mana dia selalu mendengarkan lagu-lagu Cokelat sampai hafal dan kerap menyaksikan konsernya.
Kedua belah pihak pun sepakat mengisi kekosongan Cokelat dan rutin melakukan latihan, serta membuat konten YouTube dengan menyanyikan ulang lagu Cokelat untuk dibawakan Astrid.
“Kerja bareng Astrid atmosfernya menarik. Kami (Cokelat dan Astrid) sudah lama kenal,” ujar Edwin saat dihubungi caritau.com belum lama ini.
Kolaborasi tak berhenti hanya bikin konten video YouTube, Cokelat maupun Astrid mulai berpikir, sayang rasanya jika mereka tak merilis lagu bersama.
Setelah saling bersepakat, pada awal September lalu sang gitaris Edwin mulai menggarap lagu baru yang dia rasa cocok untuk dinyanyikan dengan gaya Astrid
Tentu mudah bagi Edwin menciptakan sebuah lagu untuk Cokelat, namun menciptakan lagu untuk Cokelat dengan nuansa vokal Astrid?
Perlu ikhtiar baru nan menantang.
Salah satu upaya yang dilakukan Edwin adalah mendengarkan semua lagu Astrid sampai mendapat bayangan lagu apa yang akan dia ciptakan.
Cokelat Tetap Jadi Cokelat
Singkat kata, Edwin berhasil menciptakan dua lagu yang belum berjudul yang bakal dinyanyian oleh Astrid dan kemudian memintanya untuk memilih.
Tak butuh waktu lama, Astrid pun memilih lagu ‘Wajar’, yang menurut Edwin merupakan era baru Cokelat dengan nuansa musik kekinian.
Meski terkesan lebih melow dari lazimnya lagu-lagu Cokelat, mereka tampaknya ingin membuktikan bahwa Cokelat adalah grup yang terus mengikuti perkembangan zaman, bukan sebaliknya. Apalagi ditambah suara Astrid yang makin menambah kesan berbeda dari Cokelat sebelumnya.
“Lagu ini secara musik jelas berbeda ya dari Cokelat yang biasanya hingar-bingar. Soalnya kami kan kolaborasi, mencari titik tengah. Intinya Cokelat tetap menjadi Cokelat, sedangkan Astrid tetap pada karakter dan gaya dia sendiri,” ungkap Edwin.
Astrid juga mengapa dirinya diminta menyanyikan lagu buat Cokelat yang berbeda dari biasanya karena di mata Astrid, Cokelat identik dengan grup musik rock yang penuh distrosi.
Setelah menanyakan hal ini kepada personil Cokelat, Astrid akhirnya mengetahui jawabannya.
“Khususnya Edwin, dia bilang moodnya lagi selow. Ingin bikin lagu slow. Ya sudah. Kalau mereka percaya, saya ikuti saja,” ujar Astrid.
Lagu ‘Wajar’ menggambarkan seseorang yang begitu mencintai pasangannya dalam situasi apapun, memiliki melodi yang enak untuk dinyanyikan.
Hal inilah yang dirasakan oleh Astrid ketika Edwin pertama kali memintanya untuk mendengarkan dua lagu yang disodorkan kepadanya.
Saat pertama kali mendengar, Astrid mengaku langsung jatuh cinta dengan nada-nada dalam lagu ‘Wajar’.
Sebagai penyanyi yang sudah menapaki dunia musik, ada dua faktor yang menentukan apakah dirinya akan menyanyikan lagu tersebut atau tidak.
Pertama, dalam tiap lagu yang dia nyanyikan, Astrid selalu memastikan lagu tersebut bakalan enak ketika dinyanyikan. Kedua, Astrid ingin setiap lagu yang dia nyanyikan menempel alias disukai telinga para pendengar.
“Kedua faktor inilah yang dimiliki oleh lagu ‘Wajar’ yang saat itu belum ada judulnya. Baru musiknya saja. Aku itu kalau pertama dengar lagu, pasti dengerin melodi dan musiknya dulu. Baru liriknya belakangan. Nah pas didengerin lagu itu, langsung nempel di aku,” jelas Astrid ketika ditanya alasan memilih lagu tersebut.
Setelah memutuskan menyanyikan lagu tersebut, Astrid kemudian melakukan workshop dengan para personil Cokelat yang lain guna menyatukan frekuensi musik mereka.
Tak ada ada kendala berarti selama workshop tersebut. Baik Astrid maupun Cokelat sama-sama tahu apa yang diinginkan masing-masing pihak. Selepas workshop, Cokelat dan Astrid kemudian merekam lagunya di studio.
“Cepat dan ngalir saja prosesnya. Gak ada hambatan apapun. Mungkin karena chemistrynya sudah kebangun kali ya,” ungkap penyanyi yang lahir pada 27 Januari 1982 ini.
Dejavu Mimpi Lama
Secara kasat rilis single ‘Wajar’ menjadi pintu awal kolaborasi antara Astrid dan Cokelat, meski sebenarnya jauh sebelum itu, perkenalan antara keduanya sudah berlangsung sejak lama.
Astrid pertama kali mengenal grup band Cokelat saat dirinya merekam album pertamanya yang berjudul ‘Astrid’ pada tahun 2004.
Mereka kemudian menjadi teman karena berada di naungan label yang sama yakni Sony Music Entertaiment.
Namun ada yang kisah yang unik, di mana dua tahun sebelum mereka saling kenal, tepatnya tahun 2002, Edwin pernah menciptakan tiga lagu untuk Astrid.
Saat itu Astrid masih di Surabaya dan belum pernah bertemu atau bahkan saling kenal satu sama lain.
Sayangnya karena satu dan lain hal, Astrid tidak jadi menyanyikan tiga lagu ciptaan Edwin tersebut. Astrid baru menyadari kejadian itu belum lama, saat seorang temannya di Surabaya mengingatkan hal itu.
“Pas temenku nelpon, aku baru ingat. Ternyata itu pertama kali aku terpapar sama band Cokelat,” terang Astrid sembari tertawa.
Astrid sempat terdiam saat ditanya apakah ada niatan untuk merekam ulang lagu yang pernah diciptakan Edwin tersebut.
Tak lama, sembari tertawa pelan mengatakan, dirinya sudah tak menyimpan tiga lagu tersebut yang saat itu hanya dalam bentuk demo. “Sayang demonya hilang gak tahu ke mana,” katanya tertawa.
Setelah merilis album pertama, Astrid sibuk memantapkan diri sebagai penyanyi solo. Sedangkan Cokelat terus melaju sebagai band rock yang menciptakan banyak hits. Namun persahabatan antara mereka masih terjalin dengan baik.
Sampai pada tahun 2010, vokalis Cokelat kala itu Kikan, memutuskan mengundurkan diri.
Ditinggal sang vokalis, para personil yang tersisa kemudian meminta Astrid untuk menggantikan posisi yang tengah kosong. Astrid pun sebenarnya mengiyakan, namun, pihak label tak setuju dengan alasan sebagai penyanyi solo, karier Astrid sedang melejit.
“Waktu itu gak diizininin. Ya sudahlah. Cokelat dan aku jalan dengan karier masing-masing. Eh malah baru 11 tahun kemudian kita bisa kerja bareng,” imbuh Astrid.
Bagi Astrid, kerja samanya dengan Cokelat ibarat mimpi lama yang baru terwujud. Di masa lalu, ada-ada saja kendala yang membuat mereka gagal berkolaborasi.
“Perasaan kerja bareng Cokelat itu kayak bagaimana ya. Gini, gini, kayak kita berada di suatu perasaan yang dulu pernah kita pernah kita rasakan, padahal sebelumnya mah enggak pernah. Duh bagaimana ya jelasinnya. Mungkin kayak dejavu kali ya,” pungkas Astrid. (RIO)
era baru nuansa kekinian kisah perkawinan cokelat dengan astrid
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024