CARITAU PLAJU – PT Pertamina (Persero) terus mengembangkan inovasi untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan, salah satunya pengembangan teknologi untuk memproduksi katalis Fluid Catalytic Cracking (FCC).
Fungsi Research Technology & Innovation (RTI) Pertamina bersama Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah melakukan uji coba katalis FCC pada Kilang Plaju dengan volume injeksi sebesar 250 MT.
Proses injeksi telah berlangsung sejak Desember 2021 hingga Februari 2022, di mana performa katalis terbukti berhasil meningkatkan performa unit FCC di Kilang Plaju dengan parameter yield gasoline serta RON gasoline.
Katalis FCC merupakan zat untuk mempercepat laju reaksi kimia yang digunakan dalam proses pengolahan produk migas pada kondisi operasi tertentu.
Katalis FCC berfungsi memecah ‘crack’ fraksi berat minyak bumi yang memiliki berat molekul dan titik didih yang tinggi, menjadi produk bernilai tinggi seperti bensin, LPG, Olefin, juga produk petrokimia.
Oki Muraza, Senior Vice President RTI Pertamina, menjelaskan bahwa formulasi Katalis FCC Pertamina telah melalui serangkaian proses dari tahap formulasi, kemudian uji skala laboratorium sejak tahun 2016.
Selanjutnya dilakukan skala pilot plant serta melalui validasi lembaga internasional dan telah berhasil dirumuskan formulasi yang sesuai dengan kebutuhan Kilang Plaju.
Direktur Operasi PT KPI, Yulian Dekri berharap agar inovasi tidak berhenti dalam uji coba di Kilang Plaju, namun dapat diimplementasikan di kilang Pertamina lainnya, seperti Kilang Cilacap dan Kilang Balongan, serta Kilang Balikpapan pasca proyek RDMP Balikpapan yang akan membangun unit RFCC.
"Apresiasi yang setinggi-tinggi kepada seluruh pihak, terutama bagi perwira Pertamina khususnya PT KPI dan Fungsi RTI yang terus mendukung pengembangan katalis FCC hingga mencapai titik keberhasilan dengan hasil yang memuaskan dan memenuhi harapan semua pihak," tutur Yulian Dekri.
Sementara Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, menyampaikan bahwa penguasaan teknologi katalis FCC secara mandiri menjadi sebuah inovasi yang sangat bermanfaat bagi industri migas Indonesia, mengingat saat ini kebutuhan katalis FCC masih dipenuhi melalui impor.
Katalis FCC Pertamina ini diharapkan ke depan dapat memenuhi kebutuhan katalis industri pengilangan minyak dan petrokimia.
“Besar harapan Pertamina bahwa pengembangan katalis FCC ini ke depannya mampu untuk mendukung peningkatan produksi petrokimia di era transisi energi, menurunkan ketergantungan terhadap impor katalis untuk keperluan industri nasional sekaligus mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional,” pungkas Fajriyah.(HAP)
fluid catalytic cracking katalis mandiri pt kilang pertamina internasional
Survei Citra Institute: Pasangan Maximus Tipagau-...
Relawan Andra Soni Gelar Kesehatan Gratis
Semen Curah Dongkrak Volume Penjualan SIG yang Ala...
Panglima Dozer Instruksi Relawan Tancap Gas Memena...
Perkuat Sinergi Bersama Kementerian PPPA RI, Pempr...