CARITAU JAKARTA - Sosok Sarwendah dan anak angkatnya, Betrand Peto kembali jadi bahan pembicaraan netizen. Nama keduanya menjadi trending topic di X/Twitter beberapa hari ini di tengah ramainya berita calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.
 

Belum lama ini, beberapa video Sarwendah dan Betrand kembali viral. Dalam salah satu video, terlihat Sarwendah yang sedang melakukan live di salah satu online shop. Saat itu Sarwendah sedang berjualan alat-alat masak.

Tak lama berselang, datang dari arah belakang, tampak sosok Betrand yang menghampiri dirinya dan langsung mencium pipi Sarwendah. Bentrand tanpa sungkan dilihat seluruh followers yang sedang menyaksikan live-nya Sarwendah.

Tak hanya sekali, Betrand kembali mencium pipi Sarwendah. Mimik wajah Sarwendah yang tampak tak nyaman juga menjadi sorotan.

"Mukanya Sarwendah gak bisa bohong," kata netizen.

"Kayak takut gitu," timpal netizen lain.

Dalam video lainnya yang beredar, terlihat  Betrand menempel ke punggung Sarwendah, lalu mencium pipi ibu angkatnya. Tak hanya itu, Betrand juga terlihat mencium ke arah leher dan punggung istri Ruben Onsu tersebut.

Netizen yang melihat video tersebut beranggapan apa yang dilakukan Betrand tidaklah wajar. Banyak yang menilai meski anak laki-laki berusia 18 tahun adalah anak angkat Sarwendah dan Ruben Onsu, tapi mereka tetap tidak punya ikatan darah sebagai ibu dan anak.

"Ngeri banget ini bocah," tulis netizen.

"Betrand Peto sama Sarwendah ngapain sih?" kata netizen lain.

"Keknya kalo Bertrand anak kandung , bakalan fine fine aja si. Risih lihatnya," tulis netizen.

Sebelumnya, kedekatan Sarwendah dengan Betrand Peto memang menuai kontroversi di media sosial. Namun, Ruben Onsu selaku kepala keluarga, sudah mengambil langkah tegas dengan membuat surat terbuka yang dilayangkan kepada seluruh pembuat konten hoaks mengenai keluarga maupun artis-artis di bawah naungannya.

Ruben dan tim menyoroti banyaknya editan foto dan video yang menyudutkan nama baik istrinya, Sarwendah dan putra sulungnya, Betrand Peto. Surat terbuka itu dibuat dengan harapan agar para penyebar berita-berita negatif itu menghapus dan berhenti mengunggah informasi yang menyesatkan. (IRN)