CARITAU JAKARTA – Kebakaran yang menimpa Gedung Cyber 1 di kawasan Mampang, Kuningan menyimpan banyak cerita menarik. Selain jatuhnya korban jiwa, terbakarnya Gedung Cyber 1 juga meninggalkan sejumlah dampak fatal sehingga sempat beredar dugaan sabotase sebagai penyebab.
Sebagai gedung yang menjadi salah satu lokasi penyimpanan server atau data center sejumlah perusahaan teknologi di Indonesia, kebakaran tersebut membuat sejumlah aplikasi dan layanan teknologi mengalami gangguan.
Munculnya dugaan adanya sabotase sebagai penyebab kebakaran pada Kamis (2/12/2021) pukul 12.35 wib itu karena ternyata Gedung Cyber 1 menyimpan banyak data server milik pemerintah.
Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan, kebakaran di Gedung Cyber 1 berdampak pada registrasi IMEI perangkat seluler milik tamu negara dan tokoh VIP dan VVIP yang dilakukan Kementerian Luar Negeri.
Registrasi nomor IMEI wisatawan asing melalui penyelenggara jaringan telekomunikasi seluler juga terganggu. Kemenkominfo juga mengumumkan ada gangguan pada proses penggantian kartu SIM baru.
Kenapa hal-hal krusial itu bisa terjadi?
Penyebabnya adalah terjadi gangguan registrasi nomor Internasional Mobile Equipment Identify (IMEI). Di Gedung Cyber 1 ternyata terdapat server yang mengelola Central Equipment Identify Register (CEIR).
“Gangguan pada Pusat Data CEIR yang terjadi turut berdampak pada layanan IMEI,” kata Dedy Permadi, juru bicara Kominfo, kepada awak media, Jumat (3/12/2021). Pusat data tersebut mati (shutdown) sehingga proses identifikasi IMEI melalui CEIR pun terdampak.
Kejadian tersebut juga berdampak pada proses registrasi Tanda Pendaftaran Produksi (TPP) IMEI di Kementerian Perindustrian dan aktivasi perangkat seluler baru di gerai penjualan.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang juga berurusan dengan proses registrasi IMEI pada perangkat ponsel, komputer jinjing (laptop) dan tablet (HKT) yang merupakan bawaan penumpang atau barang kiriman, mengalami gangguan.
Setali tiga uang, PT Bursa Efek Indonesia pun merasakan dampaknya. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa PT BEI, Laksono Widodo melaporkan terdapat kendala di dua broker. Satu self suspend, dan lainnya normal. Ada juga tiga Anggota Bursa (AB) yang melapor tidak bisa melakukan transaksi.
"Saat ini kami masih menunggu update terbaru dari pengelola Gedung Cyber 1, serta pengelola Pusat Data CEIR untuk menentukan langkah tindak lanjut yang diperlukan," kata Dedy merespon pertanyaan kapan semua layanan yang terganggu bisa kembali normal.
Banyaknya gangguan yang dirasakan Kementerian/Lembaga menimbulka kecurigaan bahwa banyak data-data pemerintah yang jadi korban dalam insiden kebakaran di Gedung Cyber 1 ini. Namun dugaan itu langsung dibantah oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
Menurut Riza, lantai dua yang menjadi titik kebakaran bukan berisi server-server milik negara. Namun ia tak menampik bahwa gedung Cyber memang menyimpan sejumlah data penting, baik milik swasta maupun pemerintah.
"Alhamdulillah di lantai 2 ini tidak ada data-data pemerintah. Memang di gedung ini ada, tapi alhamdulilah yang terbakar tidak ada," kata Riza saat meninjau lokasi kebakaran, Kamis malam (2/12/2021).
Namun, lanjut Riza, sejumlah data server milik swasta memang jadi korban. Saat ini Riza memastikan kerusakan itu telah ditangani dan bisa dikendalikan.
Ganggu Aplikasi Broker Hingga Shoppee Pay
Selain gangguan layanan yang dijalankan pemerintah, sektor swasta pun ikut terdampak dan bahkan yang paling banyak dirugikan oleh terbakarnya Gedung Cyber 1 ini. Tercatat ada sejumlah aplikasi broker saham yang down atau tidak dapat digunakan.
Berdasarkan data yang dihimpun caritau.com, setidaknya ada tiga broker yang mengkonfirmasi gangguan tersebut yakni Indo Premier Sekuritas, Ajaib dan Korea Investment & Securities.
"Saat ini kami sedang menghadapi situasi force majeure di mana data center kami di Gedung Cyber Mampang mengalami kebakaran yang mengakibatkan jaringan data beberapa sekuritas, termasuk IPOT, terganggu dan belum dapat digunakan untuk sementara waktu," demikian dikutip dari laman instagram @indopremier.
Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas Moelonoto The membenarkan mengenai hal tersebut. "Iya. Kita termasuk salah satu broker yang kena musibah itu. Tapi sudah normal," ujar dia seperti dilansir dari Liputan6.com.
Sementara itu, akun Instagram Ajaib juga mengumumkan insiden kebakaran dan kemungkinan terjadi gangguan. "Mohon perhatian. Data center mengalami insiden kebakaran, sementara akan terjadi gangguan dalam bertransaksi,” demikian dikutip dari fitur story pada laman instagram @ajaib_investasi.
"Saat ini pada Kamis, 2 Desember 2021, KISI MObile sedang dalam gangguan dikarenakan terjadinya kebakaran di tempat penyimpanan server Perusahaan di Gedung Cyber Park. Kami akan segera menginformasikan bilamana ada perkembangan,” demikian dikutip dari laman instagram @koreainvestment.id.
Selain aplikasi broker saham, salah satu aplikasi e-commerce terbesar di Indonesia, Shoppe juga mengaku alami gangguan. Namun gangguan hanya terjadi pada layanan Shoppee Pay saja. Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay, Eka Nilam mejelaskan bahwa mereka sudah melakukan upaya pemulihan sehingga para pengguna dan merchant tidak perlu khawatir.
“Para pengguna dan merchant tidak perlu khawatir, transaksi menggunakan ShopeePay akan dapat segera dilakukan kembali. Semua data dan akun juga dalam kondisi yang aman," jelas Eka Nilam dikutip keterangannya di Jakarta, Kamis (2/12/2021).
Duka SMK Taruna Bhakti Depok
Kebakaran Gedung Cyber 1 juga menyimpan cerita duka karena menimbulkan dua korban jiwa. Tragisnya lagi, dua korban tewas itu adalah siswa SMK Taruna Bhakti Depok, Jawa Barat (Jabar). Pihak SMK pun menyampaikan ucapan duka.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'uun. Telah berpulang ke rahmatullah sahabat, saudara kita semua Seto Fachrudin dan M Redzuan Khadafi Kelas XII TKJ 2," demikian ucapan duka dari SMK Taruna Bhkati Depok melalui unggahan di Instagram seperti dilihat, Jumat (3/12/2021).
“Semoga ibadah kedua mendiang diterima di Allah. Serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Semoga Allah terima iman Islamnya, Allah ampuni segala kekhilafannya, Allah terima amal ibadahnya, Allah lapangkan kuburnya dan keluarga yang di tinggalkan di beri ketabahan dan keikhlasan," lanjut unggahan tersebut.
Kepastian dari informasi asal sekolah dua korban tersebut didapat dari humas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Mulat Wijayanto, seperti dilansir dari detik.com.
"Dua korban kebakaran yang meninggal dunia adalah siswa dari SMK Taruna Bhakti jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ)," ujar Mulat, Jumat (3/12/2021).
Menurut Mulat, informasi yang beredar korban sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertugas teknisi di Gedung Cyber 1, Jakarta Selatan.
Mengenal Gedung Cyber
Heboh kebakaran di Gedung Cyber 1 membuat banyak yang penasaran mengenai gedung tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun caritau.com, gedung tersebut memang menjadi pilihan bagi setiap perusahaan penyedia internet sebagai kantor dan pusat akses data atau data center.
Mulai dari perusahaan kecil, menengah, hingga besar ikut jadi penyewa atau tenant di gedung tersebut.
Dikutip dari situs Rumah.com pada Jumat (3/12/2021), gedung yang hadir sejak 1995 itu berdiri sebelas lantai dan dikembangkan oleh Karyadeka Group. Gedung Cyber menyediakan lahan atau ruang kantor yang mendukung komponen dari sebuah perusahaan layanan internet.
Gedung Cyber menyediakan ruang kantor untuk ditempati perangkat-perangkat internet dan data center dengan luas memadai serta daya listrik yang besar.
Salah satu keunggulannya adalah mereka menyediakan sistem yang terstruktur rapi dan terkontrol. Selain itu, gedung ini punya lokasi strategis karena dekat dengan pusat bisnis di Jakarta.
Gedung Cyber juga terdapat beberapa fasilitas di antaranya ruang kantor untuk ditempati perangkat-perangkat internet dan data center. Ada juga kantin karyawan, serta parkiran yang dibuat dengan konsep eco-friendly.
Mereka juga membangun Cyber 2 Tower yang terletak di kawasan Setiabudi, tepatnya di Jalan Rasuna Said Blok X-5 No. 13.
Gedung itu dibangun masih dengan tujuan yang serupa, yaitu menjadi tempat layak untuk perusahaan yang berhubungan dengan layanan internet, web hosting dan sejenisnya.
Perbedaannya ialah Cyber 2 hadir sebagai gedung perkantoran dengan fasilitas premium dan eksklusif. Selain itu, gedung tersebut mengeklaim menggunakan teknologi terkini.
Jika memang secanggih itu Gedung Cyber 1 menjadi wajar jika dugaan sabotase liar beredar. Kita tunggu saja hasil olah polisi.(DIM)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...