CARITAU SEOUL – Kasus infeksi virus Corona atau Covid-19 di Korea Selatan sejak awal Desember 2021 terus meningkat dan sampai Selasa (14/12/2021) tercatat 7.850 kasus baru yang merupakan kasus inveksi harian tertinggi dan pemerintah menyebutnya sebagai hari paling mematikan sepanjang pendemi.
Hal yang mengkhawatirkan, jumlah inveksi di antara orang-orang yang sudah divaksin juga terus melonjak.
Kondisi rumah sakit penuh, para pasien berdatangan tak henti, sehingga pasien dalam kondisi kritis kesulitan mendapatkan perawatan.
Lebih dari 1.480 pasien masih menunggu untuk dirawat di rumah sakit atau tempat perawatan. Setidaknya 17 pasien meninggal pekan lalu di rumah atau di fasilitas kesehatan sambil menunggu tempat tidur untuk perawatan.
Kondisi ini diduga disebabkan kebijakan pemerintah yang sedikit melonggarkan aturan jarak sosial pada pekan lalu.
Pakar kesehatan memperingatkan bahwa sistem medis negara itu akan segera mendekati batas kemampuannya. Kasus kematian juga dapat memburuk jika pemerintah terus lamban dan ragu-ragu dalam memperketat jarak sosial.
Masih Hindari Lockdown
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan, 94 pasien virus Covid-19 meninggal dalam 24 jam terakhir, sementara 906 pasien kini dalam kondisi serius atau kritis dan merupakan jumlah tertinggi sepanjang pandemi.
Perdana Menteri Korsel Kim Boo-kyum mengatakan, Korsel bisa mengambil tindakan luar biasa jika kenaikan kasus tidak segera melambat.
"Jika menjadi jelas bahwa kita tidak berhasil membalikkan situasi krisis ini dalam beberapa hari ke depan, pemerintah tidak akan punya pilihan lain selain menggunakan langkah-langkah anti-virus yang luar biasa, termasuk jarak sosial yang kuat," kata Kim seperti dilansir dari Associated Press News.
Kim mengatakan, pemerintah juga akan mempercepat pemberian suntikan vaksin dengan memperpendek interval antara suntikan vaksin kedua dan ketiga dari empat atau lima bulan menjadi tiga bulan mulai minggu depan.
“Sekitar 41,5 juta orang atau 81% dari populasi lebih dari 51 juta telah divaksinasi lengkap, tetapi hanya 10% yang menerima suntikan booster.” ujar Kim.
Sementara Wakil Menteri Kesehatan Lee Ki-il mengatakan, para pejabat dapat mengurangi batas pertemuan sosial dan memulihkan pembatasan jam kerja di restoran dan bar jika keadaan terus terlihat buruk minggu depan.
"Kami akan mencoba yang terbaik untuk menghindari penguncian (lock down)," kata Lee.
Pejabat juga mengeluarkan perintah administratif yang mengharuskan rumah sakit di seluruh negeri mempersiapkan 2.000 atau lebih banyak tempat tidur yang digabungkan untuk perawatan Covid-19.
Para ahli mengatakan, lonjakan dahsyat Korea Selatan disebabkan pemerintah lebih mementingkan masalah ekonomi di atas kesehatan masyarakat, sementara varian delta yang sangat menular telah mengurangi efektivitas vaksin dan kebanyakan orang masih menunggu suntikan booster mereka.
Pakar kesehatan telah menyerukan pembatasan yang lebih kuat, seperti bekerja dari rumah dan memperluas dukungan keuangan pemerintah untuk usaha kecil guna memastikan kepatuhan terhadap jarak sosial.
“Yang benar-benar kami butuhkan sekarang adalah penghentian darurat untuk memungkinkan petugas medis kami memulihkan kemampuannya untuk merespons (terhadap virus),” kata juru bicara Koalisi Dokter Korsel dalam pernyataan pada Senin (13/12/2021).
Koalisi Dokter Korea Selatan mengatakan, mereka menyatakan keprihatinan bahwa akan ada kemungkinan besar kematian serius, jika (pemerintah) gagal menggunakan langkah-langkah yang lebih kuat untuk membalikkan krisis sebelum terlambat.(GIB)
hari paling mematikan kasus covid-19 korea selatan meningkat tajam
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...