CARITAU JAKARTA – Karina Ayu Ghimas (24), desainer muda berbakat Indonesia peraih penghargaan Designer of The Year 2018 dari sekolah fashion internasional Istituto Marangoni Milan Italia, membuka butik Karina Ghimas di kawasan Bintaro Tangerang Selatan.
Pemilik brand Karina Ghimas itu membuka butik di Ruko Kebayoran Arcade 5, Jalan Boulevard Bintaro Jaya Nomor 25 dengan tujuan memanjakan para penyuka desain-desain hasil ciptaannya.
“Alasan aku membuka butik, pertama supaya bisa berinteraksi secara langsung dengan klien tentang busana yang diinginkan. Misalnya klien mau kebaya yang seperti ini, ini, ini…, nanti aku bisa bantu saranin agar kebaya yang diinginkan bisa perfect sesuai harapan,” kata Karina sembari tersenyum di sela pembukaan butiknya pada Minggu (25/9/2022).
Berdiskusi langsung dengan pelanggan memang merupakan hal penting karena sebelum membuat rancangan atau desain busana, Karina harus benar-benar memahami keinginan klien.
“Sebab ada juga lho, klien yang bingung atau nggak tahu mau membuat busana seperti apa. Nah di situ, aku bakal bantu memberi suggest agar dia mendapatkan busana terbaik yang bakal mempercantik penampilannya,” tambah Karina yang sudah bisa merancang sendiri baju yang dia inginkan saat kelas 3 Sekolah Dasar.
Karina yang baru dua bulan menerjuni dunia desain secara profesional itu, memang fokus pada desain custom made attires atau busana pesanan khusus, mulai dari wedding dress, pre-wedding, kebaya, hingga baju kurung, di mana desain karya-karyanya juga bisa dilihat melalui akun IG @karinaghimas.
“Kalau style aku sendiri pasti ada klasiknya. Jadi kalau kebaya, ya tetap kebaya klasik, tapi detailnya modern,” papar Karina.
Sementara alasan kedua membuka butik, tak lain sebagai tempat produksi di mana seluruh tim pendukungnya seperti penjahit hingga pemasang payet, bakal berada di satu tempat sehingga memudahkan berkoordinasi untuk menghasilkan karya terbaik.
Karina mengaku bahwa kepuasan pelanggan atas hasil akhir karyanya merupakan hal utama.
“Aku sih sangat fleksibel dalam mendesain kebaya atau busana apa saja sesuai permintaan pelanggan, karena kepuasan mereka merupakan hal utama,” tegasnya.
Pada tahun 2018, Karina saat masih kuliah menyabet penghargaan ‘Designer of The Year’ pada gelaran Fashion Show Design Award yang digelar Istituto Marangoni Milan mengalahkan teman-teman seangkatannya yang terdiri dari delapan kelas atau sekitar 200 mahasiswa.
Sebagai pemenang fashion show di Milan, karya Karina kemudian diikutkan lomba fashion show putaran final yang digelar di Istituto Marangoni London yang pesertanya merupakan pemenang dari tiga cabang kampus Istituto Marangoni, yakni Milan, Paris dan London.
Pada babak final, desain Karina ternyata menang lagi sehingga dia mendapatkan beasiswa S-2 dan boleh memilih untuk memperdalam ilmu desain di Istituto Marangoni Paris atau London. Karina ternyata memilih London dan berhasil menyelesaikan studi dengan predikat cumlaude.
Pilihan S-2 di London ternyata juga merupakan berkah, karena dia justru mendapatkan ilmu desain yang semakin lengkap akibat adanya perbedaan karakter pendidikan antara Milan dan London.
“Jika di Milan Italia kita dituntut bisa mendesain gaun yang cantik, indah, bagus dan modern, di London berbeda karena kita justru dituntut menghasilkan karya-karya yang inovatif sehingga bisa tetap bertahan hingga beberapa tahun ke depan,” paparnya.
Adapun rancangan busana Karina yang membetot perhatian juri dan membuatnya meraih Designer of The Year 2018 tak lain busana yang menggabungkan budaya Indonesia dan western yang terinspirasi gaun berkuda para bangsawan perempuan Eropa abad 19.
Gaun menggunakan bahan kain bercorak garis-garis, di mana menampilkan detail bentuk mai dari sisi kanan rok yang memiliki beberapa side saddle, namun tetap menyelipkan songket melalui siluet dan background story-nya.
Guna mempercantik pengguna gaun, Karina kemudian memoles topi khas Padang Sumbar dengan aksen bulu-bulu, menambahkan aksesoris pelana kuda sehingga bentuk topi terlihat lebih berkarakter.
Pada Juli 2022 ketika mengakhiri masa lajangnya, Karina mengenakan kebaya-kebaya hasil karya sendiri pada prosesi pernikahannya. Misalnya saat malam midodareni yang merupakan prosesi adat Jawa yang digelar di rumahnya di Bintaro pada Jumat 8 Juli 2022, Karina mengkreasi kebaya biru tua bermotif rumah joglo Jawa dan cunduk mentul yang disusun dari payet dan manik berwarna emas dan perak untuk menghiasi punggung bagian atas.
“Kebaya bermotif rumah joglo terinspirasi rumah eyang dari Papa aku yang asli Jawa,” kata Karina.
Kini, Karina rupanya telah memutuskan untuk ikut meramaikan dan ikut berkarya bagi dunia fashion di tanah air. Tentu dengan bermodal ilmu desain yang ia timba di salah satu kota pusat fashion dunia. (RMA)
karina ayu ghimas designer of the year 2018 istituto marangoni milan karina ghimas
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Andi Sudirman-Fatmawati Hadiri Doa Bersama dan Per...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...