CARITAU JAKARTA – Rata-rata wanita mengalami menopause pada rentang usia 48 tahun hingga 52 tahun itu merupakan hal wajar.
"Kalau memang menopause-nya secara alami rata-rata 48 tahun sampai 52 tahun, itu suatu hal yang wajar. Jadi untuk apa diperpanjang?” Tanya dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.O.G dalam sebuah webinar, Selasa (17/10/2023).
Baca Juga: Benarkah Sering Berhubungan Intim Bisa Cegah Menopause? Ini Penjelasan Ahli
Dokter Ni Komang myatakan justru kalau kita memperpanjang, rahim terpapar estrogen lebih banyak atau lama, ada risiko kanker dari endometrium atau dinding rahim yang mengancam.
Menopause adalah fase berakhirnya siklus menstruasi seorang wanita yang biasanya ditandai dengan tidak terjadinya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
Yeni mengatakan, seorang wanita yang masih haid di usia 55 tahun bisa jadi itu karena ada polip atau penebalan dinding rahim.
"Nah penebalan dinding rahim ini dengan paparan estrogen yang terlalu tinggi bisa berisiko terjadinya kanker dinding rahim," ujarnya.
Menurut Yeni, wanita ketimbang memikirkan upaya menunda menopause, sebaiknya fokus pada gejala-gejala menopause agar tidak terlalu berat. Lalu, saat menopause tiba, tinggal mengobati gejala yang dialami.
Gejala awal menopause antara lain brain fog atau kabut otak, sulit konsentrasi yang juga akibat penuaan, mulai sering pusing dan migrain tanpa penyebab jelas, mengalami masalah di gusi, mulut, sensasi rasa berkurang, lelah tidak jelas alasannya padahal hasil laboratorium normal.
Lalu, adanya peningkatan berat badan, adanya gejala pencernaan seperti susah buang air besar sering terjadi, kesemutan di jari-jari tangan, sering ingin berkemih, sulit menahan keinginan berkemih, kekeringan pada daerah vagina dan nyeri saat berhubungan intim.
Gejala lainnya kulit gatal, kulit terasa sangat kering, osteoporosis, nyeri-nyeri sendi terutama lutut, kuku-kuku tidak sehat dan berkilau lagi, kadang muncul alergi yang dulu tak dialami, mudah tersinggung, moody atau mood swing dan rambut rontok.
Selain itu, gejala menopause juga termasuk kecemasan berlebihan, bahkan hingga depresi yang tidak disadari penderitanya.
"Gejala-gejala awal itu harus dievaluasi terus, kalau ternyata setelah konsul ke dokter hasilnya normal, coba cek hormon mungkin estradiolnya (estrogen sintetis yang digunakan untuk meredakan gejala menopause) sudah sangat rendah, progesteronnya sudah rendah. Itu tanda-tanda menjelang menopause," tutur Yeni.
Dokter Yeni juga menambahkan, perempuan bisa tidak menikah, tidak punya anak tetapi dia pasti akan mengalami menopause.(HAP)
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...