CARITAU, SURABAYA – Mahasiswa dan Dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menciptakan mesin balistik pencacah sampah untuk masyarakat di Desa Bangsal, Mojokerto dalam program Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas).
Mesin tersebut dibuat sebagai solusi pengelolaan sampah yang dihadapi masyarakat setempat. Mereka kini bisa mengurai timbunan sampah rumah tangga menjadi bermanfaat.
“Kegiatan KKN Abmas ini ditujukan bagi masyarakat di di Desa Bangsal, Mojokerto yang banyak menerima sampah organik yang berasal dari desanya sendiri maupun kiriman desa tetangga.,” kata Ketua tim Abmas ITS Liza Rusdiyana ST MT, Senin (6/12/2021).
Sampah tersebut hanya menjadi tumpukan dan tidak termanfaatkan. Padahal, sampah akan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna bila diolah dengan benar . “Khususnya jika sampah organik ini dimanfaatkan untuk bidang budidaya pertanian dan bercocok tanam,” imbuhnya.
Tim Abmas ITS menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Bangsal, Mojokerto menggagas alat untuk mengolah sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali dan mengurangi jumlah timbunan sampah. Alat ini merupakan solusi Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa mesin balistik pencacah sampah.
“Cara penggunaan TTG ini sangat mudah. Pengguna hanya perlu memasukkan sampahnya ke dalam alat kemudian sampah akan didorong masuk dengan screw yang ter-install pada mesin. Selanjutnya, sampah akan diperas sehingga kandungan airnya bisa dipisahkan. Sampah kemudian siap dicacah di dalam mesin yang menggunakan mekanisme putar dengan pisau yang dibentuk menyerupai ulir. Fitur lain yang membuat mesin ini praktis adalah adanya screening pada mesin yang dapat memisahkan sampah organik dengan sampah plastic,” papar Liza.
Selain unggul dalam fungsi, material yang digunakan dalam membuat alat ini juga yang sesuai. Liza mengungkapkan, alat ini dibuat dengan bahan plat baja hardock yang di-roll hingga berbentuk silinder berukuran 500 mm. Sedangkan pisaunya terbuat dari baja skd11 yang dilas pada poros baja hardock.
“Material tersebut kita pilih karena memiliki sifat lebih kuat dan tahan korosi sehingga alat akan lebih tahan lama,” katanya.
Selain kuat, alat ini juga dirancang efektif dan efisien untuk diaplikasikan pada semua sistem pengolahan sampah. Kini dengan TTG ini proses pengolahan sampah menjadi lebih cepat, biaya jadi lebih murah dan proses pemilahan sampah juga jadi lebih mudah. Selain itu, kualitas dan hasil pemilahan dari pengolahan sampah organik juga dapat meningkat hingga 30 persen.
“Sehingga alat ini menjadikan BumDes mengolah sampah dengan lebih mudah,” ujar dosen Departemen Teknik Mesin Industri ITS ini.
Berkat kerja keras yang solid dari enam dosen dan empat mahasiswa, tim Abmas ITS ini berhasil menghibahkan TTG Mesin Balistik Pencacah Sampah pada BumDes Desa Bangsal dan mendapat respon yang positif.
Perempuan yang andal dalam Desain Sistem Mekanikal ini berharap hasil pengolahan sampah organik ini dapat menghasilkan pupuk organik atau pupuk kompos yang akan berguna untuk perkembangbiakan tanaman dan menyuburkan tanaman.
“Kami akan sangat senang jika mesin ini bisa diaplikasikan juga untuk daerah-daerah lain yang memiliki permasalahan yang sama,” pungkas Liza. (HAP)
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...