CARITAU SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur untuk berinvestasi di sektor pertanian, perkebunan dan peternakan.
“Provinsi Jatim memiliki potensi yang besar di ketiga sektor yang bisa diinvestasi para pengusaha seperti komoditas kopi dan kakao, peternakan sapi, hingga proses pengolahan padi menjadi beras premium,” kata Khofifah pada Musda IX Apindo Jatim Gedung Negara Grahadi, Minggu (23/1/2022).
Sektor pertanian komoditas padi misalnya, Khofifah menjelaskan, beras-beras yang dihasilkan dari padi di Jatim masih banyak yang kualitas medium. Pengusaha bisa berinvestasi di sektor ini khususnya pengadaan dryer dan RMU (Rice Milling Unit) sehingga bisa menghasilkan beras kualitas premium.
“Saya juga berharap ada penyiapan Alsintannya (Alat dan Mesin Pertanian), Harvester bisa membantu loss nya padi saat dipanen. Jika dipanen manual, loss-nya bisa sampai 10 persen tapi dengan harvester bisa di bawah satu persen,” katanya.
Secara otomatis produktifitas pertanian di Jatim akan meningkat, dibarengi bertambahnya kesejahteraan para petani yang semakin berlipat.
Mantan Menteri Sosial RI tersebut juga memaparkan, pada tahun 2021, untuk pertama kalinya produksi padi Jawa Timur tertinggi secara nasional, sebanyak 9.934.361 ton GKG (gabah kering giling).
"Saya ingin menyampaikan hal yang dilakukan sebenarnya sederhana, kalau sudah mulai musim hujan saya keliling, dan mengingatkan jangan telat menanam sesudah panen. Kalau jaraknya lama, kesusul kemarau dan genangan air tinggi," kata Khofifah.
Untuk kopi dan kakao sendiri merupakan komoditas perkebunan yang paling dibutuhkan untuk mendukung ekspor Jawa Timur. Lantaran permintaan kopi dan kakao baik di pasar domestik maupun internasional selalu meningkat. Salah satunya Kopi Jember dan Bondowoso yang sudah masuk pasar internasional. Bahkan Kab. Bondowoso memiliki tagline sendiri sebagai 'Republik Kopi'.
“Topografi wilayah di Jawa Timur untuk bisa dikembangkan lebih besar misalnya kopi dan kakao yang potensinya luar biasa. Hari ini kita ingin mengajak para pengusaha Jatim yang memiliki lahan, barangkali bisa bergabung dalam pengembangan kakao dan kopi di Jatim. Kita masih melihat disparitas wilayah antara selatan dan utara di Jatim, tentu kita berharap bahwa wilayah selatan yang pembangunan infrastrukturnya relatif kurang, ini kalau dibangun dengan penguatan ekonomi melalui kopi dan kakao, saya rasa akan bisa mendorong semua pihak melakukan percepatan pembangunan infrastrukturnya,” papar Khofifah.
Komoditas lainnya yang bisa dikembangkan yaitu tanaman porang. Tanaman jenis ini sudah menjadi komoditas ekspor unggulan Jawa Timur. Tujuan ekspor tanaman porang ini mulai dari China, Jepang, dan beberapa negara lainnya.
Nilai ekspor porang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018 volume ekspor porang dari Jatim mencapai 5,51 ton dengan nilai sekitar Rp270,3 miliar. Sedangkan pada tahun 2019 meningkat 9%, menjadi 6 ton dengan nilai sekitar Rp297 miliar.
"Lalu pada tahun 2020 meningkat hingga 70% di volume 10 ton dengan nilai Rp499,08 miliar. Oleh karenanya saya berharap ada yang invest untuk membuka pabrik pengolahannya," kata Khofifah. (HAP)
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...