NGANJUK CARITAU – Bendungan Semantok yang berlokasi di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur diresmikan Presiden Joko Widodo pada Selasa (20/12/2022.
Peresmian ditandai secara simbolis dengan pemutaran kincir mesin air dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Plt. Bupati Nganjuk.
"Kami optimis bendungan Semantok akan menjadi kekuatan bagi Jatim, sebagai provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia," ucap Khofifah.
Bendungan Semantok ini memiliki kapasitas tampungan air 32,67 juta m², dengan Luas genangan 365 Ha. Bendungan ini akan membawa manfaat sebagai sumber irigasi bagi 1.900 Ha.
Gubernur Khofifah menyampaikan diresmikannya bendungan semantok melengkapi keberadaan bendungan lain di Jatim, di mana sejak 2014-2022, terdapat 8 bendungan yang dibangun di Jatim.
Delapan bendungan tersebut adalah Bendungan Nipah (Sampang), Bendungan Bajul Mati (Situbondo), Bendungan Tukul (Pacitan), Bendungan Gongseng (Bojonegoro), Bendungan Tugu (Trenggalek), Bendungan Semantok (Nganjuk) dan Bendungan Bagong (Trenggalek) yang masih berlangsung proses pembangunannya.
“Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami atas perhatian Pemerintah Pusat kepada Jawa Timur. Keberadaan 8 bendungan di atas dapat mengairi 21.662 Ha sawah di 7 Kabupaten yang ada. Sehingga memberikan kekuatan bagi Jawa Timur sebagai Provinsi Produsen Padi Terbesar di Indonesia, untuk tetap memberikan kontribusi produksi padi terbesar secara nasional," urainya.
Sebagaimana diketahui Jatim produsen padi terbesar nasional. Berdasarkan data BPS 2020 tercatat Produksi Padi sebesar 9,89 Juta Ton dan 2021 sebesar 9,789 Juta Ton Gabah Kering Giling.
Lebih lanjut, Khofifah sapaan lekatnya mengatakan bahwa kehadiran bendungan ini selain berfungsi sebagai sarana irigasi dan reduksi banjir, juga memiliki fungsi sebagai tempat pariwisata dan konservasi. Bendungan ini akan mampu berperan mereduksi banjir hingga 63%.
“Sungguh sebuah penguatan yang sangat siginifikan bagi infrastruktur Air di Jawa Timur,” katanya
Sesuai prediksi iklim dan musim sepanjang tahun 2022 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang hasilnya, curah hujan tahunan pada tahun 2022 diprediksi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan normalnya. Prediksi tersebut merupakan hasil analisis iklim tahun 2021 dan kondisi dinamika atmosfer global.
“Maka keberadaan dan beroperasinya Bendungan Semantok ini sangat membantu kami mereduksi banjir di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Nganjuk,” katanya.
Kebutuhan Vital Pertanian dan Priwisata
Sementara itu, dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan bahwa hal paling penting dalam seluruh sektor kehidupan masyarakat adalah ketersediaan air. Air menjadi kebutuhan vital pada banyak sektor, seperti listrik, irigasi pertanian dan pariwisata.
“Bendungan semantok ini adalah bendungan ke-30 yang telah diresmikan dari total target 50-60an bendungan yang akan diresmikan pada 2024. Maka saya sebut air adalah kunci,” ungkap Presiden Jokowi.
Jokowi mengatakan dengan semakin banyak bendungan yang diresmikan dan mulai beroperasi, maka harapannya produksi pertanian akan semakin baik dan kesejahteraan petani meningkat.
“Bendungan Semantok ini dibangun sejak tahun 2017-2022 dengan total biaya Rp. 2,5 triliun. Dana besar itu selaras dengan daya tampung bendungan yang cukup besar yakni 32,6 juta meter kubik. Bendungan ini juga punya luas genangan sebesar 365 Ha,” katanya
Bendungan tipe zona inti tegak ini juga dilengkapi jaringan irigasi yang dapat berfungsi sebagai penyalur air pada saat musim kemarau untuk mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan seluas 1.900 hektare (ha).
Suplai air irigasi dari bendungan ini melalui 2 rumah katup yakni utama dan Ngomben. Katup Utama menyuplai air irigasi ke Rejoso Kiri (Akan dibangun tahun 2024), Rejoso Kanan, Margomulyo, Jati, Jatirejo dan Janeng.
Sedangkan Katup Ngomben memiliki daerah intake Ngomben dan Suplesi Widas Utara (akan direhabilitasi 2023). Serta Bendungan ini pada tahun 2024 mampu menyediakan layanan kebutuhan air baku sebesar 312 liter/detik ke 3 Kecamatan (Rejoso, Nganjuk dan Gondang) untuk 61.644 jiwa.
Selain itu, bendungan ini juga memiliki fungsi reduksi banjir sebesar 137 meter kubik per detik pada wilayah hilir yang dialiri Sungai Semantok saat musim hujan. Reduksi debit banjir kala ulang 100 tahun sebesar 63,1% dengan Pola Operasi Waduk (POW) diturunkan muka air normal (+90.14) sebesar I,0 milliar.
“Inilah yang kita harapkan, bahwa daerah yang dibawah mampu mendapatkan fasilitas pengairan (irigasi) yang menunjang produktivitas pertanian. Jadi yang biasa panen sekali bisa panen dua kali,” kata Presiden.(HAP)
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...