CARITAU JAKARTA – Dua negara yang saat ini sedang berperang yakni Rusia dan Ukraina memiliki peran yang sangat strategis terhadap perdagangan global.
"Jadi, kalau kita lihat, peran Rusia dan Ukraina di pasar global ini cukup strategis. Rusia itu merupakan negara eksportir kedua minyak mentah,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, Senin.
Untuk batu bara, lanjut Margo, merupakan eksportir ketiga dunia, dan untuk gandum adalah eksportir terbesar di dunia. Rusia juga merupakan eksportir LNG terbesar ketujuh di dunia.
“Dengan demikian, terlihat bahwa dalam tatanan global, Rusia cukup memberikan pengaruh kepada negara lain,” katanya.
Hal tersebut juga terjadi pada Ukraina, di mana Ukraina merupakan eksportir minyak nabati terbesar di dunia. Kemudian, Ukraina juga eksportir terbesar keempat dunia untuk komoditas jagung, dan eksportir terbesar kelima dunia untuk gandum.
Dengan terjadi perang, lanjut Margo, akan berpengaruh terhadap rantai pasok beberapa komoditas yang dimiliki kedua negara.
"Kalau kita lihat bagaimana dampak perang Rusia dan Ukraina dengan melihat beberapa peran strategis yang dimiliki kedua negara tadi, saya mengutip dari IMF, di antaranya beberapa negara di belahan barat dtengarai dengan harga komoditas yang tinggi, akan berpengaruh terhadap inflasi," ujar Margo.
Kemudian, negara di Sub Sahara Afrika juga akan berpengaruh kepada kondisi negaranya, karena 80 persen pasokan gandum mereka berasal dari Rusia dan Ukraina.
Selain itu, di Timur Tengah dan Afrika Utara diprediksi akan terjadi kenaikan harga komoditas dan berdampak pada sektor pariwisata, di mana kedua wilayah tersebut merupakan tujuan wisata warga Rusia dan Ukraina.
"Jadi, kalau di sana perang tentu saja akan berpengaruh kepada pendapatan di Timur Tengah dan Afrika Utara," kata Margo dikutip Antara.
Sementara itu, dampak bagi negara-negara di Eropa lebih kepada pasokan gas alam yang kemungkinan akan terganggu dan berdampak pada tekanan fiskal di negara-negara tersebut.
Dampak perang Rusia dan Ukraina ke Indonesia, yakni dengan naiknya harga komoditas non migas terutama batu bara dan CPO, maka akan berpengaruh kepada ekspor Indonesia.
"Begitu juga dengan peningkatan harga migas yang akan berpengaruh kepada impor migas kita di Maret 2022. Ke depan, tergantung apakah perang akan berlangsung lama atau cepat ini dampaknya ke Indonesia kepada kenaikan harga-harga internasional," pungkas Margo.(HAP)
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...