CARITAU BADUNG – Pemerintah Indonesia secara resmi meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform, bagian dari mekanisme pembiayaan yang dapat mempercepat transisi energi, untuk mempensiun dini PLTU yang berbasis batu bara.
“Mekanisme Transisi Energi Country Platform Indonesia akan menjadi alat untuk menghimpun investasi dari sektor swasta dan publik, termasuk memobilisasi pembiayaan untuk aksi iklim. Dan kami berharap, (ETM Country Platform) dapat meyakinkan komunitas internasional bahwa kami memiliki platform yang kredibel (untuk menghimpun investasi transisi energi),” kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dalam peluncuran ETM di Bali, Senin (14/11/2022).
Sri Mulyani mengatakan beberapa minggu lalu Indonesia melalui ETM Country Platform telah mengalokasikan dana konsesi 500 juta dolar AS sehingga diharapkan dapat menarik investasi sampai 4 miliar dolar AS untuk mempercepat pensiun dini beberapa PLTU batu bara (coal power plant) dengan kapasitas total 2 gigawatt.
“Rencana itu dapat mengurangi 50 juta ton emisi karbon pada 2030 atau 160 juta ton emisi karbon pada 2040,” kata Menteri Keuangan RI.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menegaskan bahwa ETM Country Platform merupakan aksi konkret Indonesia yang akan memupuk kepercayaan para pebisnis dan investor dari dalam dan luar negeri untuk menanamkan modal ke program-program transisi energi di Indonesia.
“Kita mencetak sejarah hari ini. Indonesia dapat melakukannya, dan saya yakin banyak negara berkembang dan negara maju lainnya dapat mengambil langkah yang sama,” kata Sri Mulyani.
Hingga 2060 Indonesia bakal mempensiunkan PLTU dengan kapasitas 15 gigawatt (GW). Rencananya, PLTU Cirebon di Jawa Barat dengan kapasitas 660 megawatt (MW) menjadi pembangkit berbasis batu bara pertama yang akan dipensiunkan memakai skema ETM yang resmi diluncurkan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT PLN (Persero) dengan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB).
Sri Mulyani menjelaskan Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen dengan upaya sendiri atau 43 persen dengan dukungan internasional pada 2030 sehingga mempensiunkan PLTU menjadi salah satu proyek untuk target energi bersih.
"Kami telah mengidentifikasi 15 GW PLTU untuk dipensiunkan lebih awal. Ini ukuran yang besar untuk menentukan aksi jangka pendek dan berarti untuk mempercepat transisi dari energi fosil ke energi bersih," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa menyampaikan ETM Country Platform Indonesia mencerminkan empat hal penting, yaitu kepemimpinan, kemitraan, pembiayaan, dan komitmen politik untuk transisi dari energi fosil ke energi berbasis EBT (energi baru dan terbarukan).
“Kami berencana mengalokasikan dukungan dana lebih dari 2 miliar dolar AS untuk mendukung transisi energi di Indonesia,” kata Asakawa saat jumpa pers selepas acara peluncuran ETM Country Platform di Bali, Senin.
Ia yakin ADB, Pemerintah Indonesia, dan mitra lainnya dapat memobilisasi dana sampai dua kali lipat dari jumlah itu dalam 5 tahun ke depan. “Dana tersebut akan mendukung investasi di transisi energi serta kebijakan-kebijakan pendukungnya,” kata Presiden ADB.
Dalam kesempatan yang sama, Asakawa juga menilai ETM Country Platform Indonesia sebagai “milestone” atau tonggak bersejarah aksi transisi energi.
“ADB terus mendukung langkah yang menjanjikan dari Indonesia berikut model (pembiayaan) yang ditawarkan untuk (membangun kemitraan di) kawasan,” kata Asakawa.
Pada acara peluncuran ETM Country Platform, sejumlah pejabat asing turut hadir, di antaranya Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen dan Managing Director of Operations Bank Dunia Axel van Trotsenburg.(HAP)
indonesia pensiunkan pltu batu bara dengan skema etm di cirebon yang pertama
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...