CARITAU JAKARTA – Jaringan Muslim Madani (JMM) melakukan refleksi akhir tahun 2021 dengan menyebut indeks radikalisme dan aksi terorisme turun drastis selama setahun ini.
Hasil refleksi berdasar hasil beberapa hasil riset yang telah dipublikasikan secara nasional maupun internasional, misalnya analisis terhadap beberapa variabel yang berhubungan dengan indikator penguatan ideologi bangsa, yakni indeks toleransi dan moderasi beragama dalam upaya menangkal penyebaran paham radikalisme, ekstremisme, serta terorisme di Indonesia.
Baca Juga: Caritau.com : 2021 Indeks Radikalisme dan Terorisme Menurun!
Pada tahun 2021 ini, JMM mencatat indeks toleransi di Indonesia meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal tersebut berdasarkan data hasil riset Balai Litbang dan Riset Kementerian Agama RI pada 2021, di mana indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) rata-rata nasional pada berada pada skor 72,39 atau naik 4,93 poin dari tahun sebelumnya skor 67,46.
Indeks KUB merupakan salah satu barometer moderasi agama di Indonesia.
Indeks KUB berdasarkan tiga indikator yaitu indeks toleransi (68,72), indeks kerjasama (73,41) dan indeks kesetaraan (75,03). Rata-rata dalam lima tahun terakhir, indeks nasional KUB berada pada nilai baik atau rukun tinggi dengan skor 71,37, sedangkan indikator indeks toleransi (69,296), indeks kerjasama (72,484) dan indeks kesetaraan (72,08).
Koordinator JMM, Syukron Jamal melalui keterangan tertulisnya mengatakan, kenaikan toleransi umat beragama secara langsung juga akan berbanding lurus dengan peningkatan moderasi agama di Indonesia.
“Kenaikan indeks toleransi secara tidak langsung akan menurunkan tindak radikalisme dan beberapa variabel intoleran lainya. Indikasinya adalah dengan peningkatan toleransi kerukunan umat beragama akan berbanding lurus dengan peningkatan moderasi beragama di Indonesia,” kata Jamal dalam keterangan persnya, Rabu (29/12/2021).
Lebih Aman Dibanding Filipina
Sementara itu berdasarkan hasil riset BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), indeks radikalisme pada tahun ini sebesar 14% dari 2017 sebesar 55,2% dan 2019 sebesar 38,4%.
Kemudian berdasarkan laporan Global Terrorism Index, pada tahun ini telah menempatkan Indonesia pada peringkat 37 atau medium terdampak teroris. Sementara di Asia Tenggara, Indonesia masih lebih aman dari ancaman terorisme dibandingkan Filipina, Thailand dan Myanmar.
Dari segi penindakan, Tim Datasemen Khusus 88 (Densus 88) Polri telah menangkap 370 teroris sepanjang 2021, atau lebih banyak dibandingkan pada 2020 yaitu 228 teroris.
Kelompok Jamaah Islamiyah (JI) merupakan kelompok teroris terbanyak yang ditangkap pada tahun ini, disusul Jamaah Ansyaru Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
JMM memberikan rekomendasi agar konsep moderasi agama wajib masuk pada semua elemen dunia pendidikan dan dunia kerja generasi millenial sebagai bahan ajar penangkal ideologi radikal yang semakin massif di dunia maya, termasuk media massa dan Lembaga penyiaran.
Derasnya arus perkembangan dan perubahan dunia digital sebagai bagian dari pesatnya kemajuan teknologi informasi telah mendorong perpindahan strategi ideologisasi penyebaran paham radikal transnasional.
“Sebagian besar para pelaku tindakan radikalisme adalah para remaja millennial, maka perlu konsep bahan ajar moderasi agama sebagai penangkal dan mempersempit ruang gerak ideologi radikal transnasional tersebut,” pungkas Syukron. (GIB)
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...