CARITAU SURABAYA – Mendongeng diyakini menjadi salah satu cara jitu menumbuhkan kepercayaan diri anak-anak dan minat baca mereka.
“Mendongeng itu pasti akan membaca terlebih dahulu, sehingga diharapkan minat baca bagi anak-anak dan orang tua juga bisa tumbuh dengan adanya mendongeng,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi saat melaunching ‘Surabaya Mendongeng’, di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Balai RW VIII Perumahan Gunung Anyar Emas, Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, Kamis (16/12/2021).
Musdiq menyebutkan, saat ini budaya mendongeng sudah mulai tergerus, bahkan tak jarang orang tua hanya memberikan handphone kepada anaknya supaya bisa melihat cerita-cerita di Youtube atau mencari game agar orang tua bisa asyik sendiri dengan kegiatannya.
“Nah, kebiasaan inilah yang harus kita hilangkan dan mendongeng kita tumbuhkan lagi. Dengan mendongeng, maka orang tua pasti membaca lalu mendongengkan, sehingga di situ ada filter dan bisa memasukkan nilai-nilai dongeng kepada anaknya,” paparnya.
Bermunculan Bibit Unggul
Keberadaan ‘Surabaya Mendongeng’ merupakan ikhitiar Pemkot Surabaya membudayakan mendongeng di kampung-kampung kota Pahlawan dibarengi dengan menggelar awarding kompetisi branding TBM, di mana para pemenang diberi trophi dan juga piagam penghargaan.
“Makanya kita berharap di akhir pekan atau hari-hari libur, banyak bibit unggul yang bermunculan di beberapa pemukiman warga. Mereka bisa ditampilkan dengan mendongeng di TBM,” kata Musdiq.
Program ‘Surabaya Mendongeng’ yang diinisiasi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi akan menjadi gerakan yang masif dan dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Surabaya. Sedangkan awarding branding TBM menjadi pendorong agar masyarakat makin tertarik datang ke TBM.
Saat ini di Surabaya sudah ada 532 TBM yang terdiri dari dua perpustakaan pusat dan 530 TBM. Lokasi TBM berada di fasilitas-fasilitas publik dan permukiman warga, mulai dari Balai RI, kantor kelurahan, taman-taman dan tempat lainnya.
“Lokasi TBM secara fisik banyak yang tidak memenuhi syarat karena bercampur dengan kegiatan lainnya. Makanya kita buat TBM itu senyaman mungkin, bahkan banyak yang sudah kami mural, sehingga pengunjung bisa merasa nyaman dan betah di TBM,” ujarnya.
Kompetisi branding TBM bukan hanya perbaikan atau kondisi fisik TBM, namun juga meliputi penilaian administrasi, aktivitas, keterlibatan TBM di tengah-tengah masyarakat dan juga menghasilkan bibit-bibit penulis atau tidak.
Musdiq mengatakan, kompetisi sudah dimulai sejak tahun 2018, 2019 dan 2020 sempat terhenti karena pandemi.
Pada tahun 2021 ini dilanjutkan lagi dengan peserta 62 TBM, turun dari semula 85 TBM. Dari total peserta dipilih enam kategori terbaik dengan masing-masing kategori dipilih tiga terbaik.
“Pemkot berharap TBM di Surabaya bisa terus berkembang dan ikut mendorong minat baca masayarakat sekaligus membudayakan dongeng,” kata Musdig. (HAP)
surabaya mendongeng eri cahyadi taman bacaan masyarakat kota surabaya
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...