CARITAU NEW YORK – Harga minyak berjangka melemah pada akhir perdagangan Selasa (22/3/2022) atau Rabu pagi WIB. Amerika Serikat (AS) tampaknya kesulitan mengajak negara-negara Uni Eropa bersatu untuk menggelar embargo minyak Rusia, sebagai sanksi atas invasinya ke Ukraina.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei merosot 14 sen atau 0,2%, menjadi menetap di USD115,48 per barel.
Baca Juga: Minyak Naik di Atas 121 Dolar Dampak China Longgarkan Pembatasan
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April berakhir 36 sen atau 0,3% lebih rendah pada USD111,76 per barel.
Pada awal pekan ini, kedua kontrak telah ditutup melonjak lebih dari 7,0% didorong potensi larangan Uni Eropa atas minyak Rusia.
Menteri luar negeri Uni Eropa terpecah atas larangan tersebut karena beberapa negara, termasuk Jerman, mengatakan bahwa blok tersebut terlalu bergantung pada bahan bakar fosil Rusia untuk menahan langkah seperti itu.
"Cukup jelas bahwa ekonomi Jerman akan bangkit sehingga Uni Eropa mundur dari larangan Rusia," kata John Kilduff, mitra di Again LLC di New York.
Menambah kekurangan pasokan, ekspor minyak oleh Caspian Pipeline Consortium (CPC) mungkin turun sekitar 1 juta barel per hari (bph) sementara konsorsium memperbaiki dua dari tiga titik tambat yang rusak akibat badai di bagian Laut Hitam Rusia, kantor berita RIA mengutip kementerian energi Rusia.
Perusahaan minyak utama Prancis TotalEnergies, yang mendapat kecaman setelah berhenti bergabung dengan saingannya Shell dan BP dalam perencanaan untuk mendivestasi aset minyak dan gas di Rusia, mengatakan pada Selasa (22/3) bahwa pihaknya akan keluar dari kontrak pasokan minyak Rusia.
Harga minyak juga mendapat dukungan dari ancaman pasokan karena kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menyerang fasilitas desalinasi energi dan air Saudi selama akhir pekan. Pada Senin (21/3), Arab Saudi mengatakan tidak akan bertanggung jawab atas kekurangan pasokan global setelah serangan oleh Houthi, menandakan meningkatnya frustrasi Saudi dengan penanganan Washington terhadap Yaman dan Iran.
Seperti dikutip dari Antara, pasar minyak akan mengamati putaran terbaru data persediaan mingguan AS untuk arah yang lebih jelas. Analis memperkirakan persediaan minyak mentah naik sedikit. American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, mengeluarkan laporan pasokan minyak AS pada pukul 16.30, diikuti oleh data resmi pada Rabu waktu setempat. (IRW)
Baca Juga: Putin di Atas Angin, Uni Eropa Gagal Sepakati Embargo Minyak Rusia
embargo minyak rusia harga minyak merosot jerman tolak gabung as
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024