CARITAU CHICAGO - Harga emas berjangka catat kenaikan lebih dari 1% pada akhir perdagangan Selasa (12/4/2022) atau Rabu pagi WIB. Pemicunya antara lain yaitu, penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS setelah data inflasi AS tembus level tertinggi 40 tahun.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD27,9 (1,43%) menjadi USD1.976,10 per ounce.
Emas berjangka terdongkrak USD2,6 (0,13%) menjadi USD1.948,20 pada Senin (11/4/2022), setelah menguat USD7,8 (0,4%) menjadi USD1.945,60 pada Jumat (8/4/2022).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (12/4/2022) bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran inflasi, melonjak 8,5% dari tahun lalu dengan basis yang tidak disesuaikan pada Maret, di atas perkiraan pasar sebesar 8,4% dan kenaikan tercepat sejak Desember 1981.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan tergelincir setelah data menunjukkan inflasi meningkat pada Maret, tetapi kurang dari yang diperkirakan banyak pelaku pasar.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan harga-harga dapat menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga, mendorong imbal hasil obligasi dan meningkatkan peluang kerugian memegang emas dengan imbal hasil nol.
"Jika kita akan terus melihat inflasi inti tidak melonjak pada tingkat yang sama (seperti inflasi utama), The Fed ... mungkin tidak seagresif ketika inti bergerak lebih tinggi," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Gubernur Federal Reserve Lael Brainard mengatakan upaya gabungan pemangkasan neraca dan serangkaian kenaikan suku bunga akan membantu menurunkan inflasi, menambahkan moderasi dalam inflasi "barang-barang inti", tidak termasuk harga energi dan makanan, adalah sinyal "selamat datang".
"Ini tidak mengubah apa pun dalam jangka pendek," dengan The Fed masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan untuk menjinakkan inflasi, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Emas terus mendapat dukungan sebagai tempat berlindung yang aman dari perkembangan di sekitar Ukraina, dengan pasukan Rusia berkumpul untuk serangan baru.
Seperti dilansir dari Antara, untuk harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 2,99% menjadi USD25,735 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 0,55% menjadi USD972,4 per ounce. (IRW)
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...