CARITAU SURABAYA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan siapa pun pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2024 harus mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia di atas kepentingan yang lain, termasuk kepentingan dinasti.
Tak hanya itu, dia juga berharap capres-cawapres terpilih dapat benar-benar menjadi negarawan, selain juga menjalankan konstitusi bangsa Indonesia.
Baca Juga: Konsolidasi Jaringan dan Sumber Daya TPES 50
"Kami berharap para capres dan cawapres, selain menjalankan cita-cita konstitusi dalam memimpin cita-cita, benar-benar menjadi negarawan sejati. Bukan hanya kepala pemerintahan, tetapi juga menjadi kepala negara yang tegak lurus di atas kepentingan diri, kroni, dinasti, dan kepentingan sempit lainnya," kata Haedar saat membuka Dialog Publik Muhammadiyah bersama Calon Pemimpin Bangsa secara virtual di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/11/2023).
Dia juga mewanti-wanti kepada presiden dan wakil presiden terpilih nanti akan memiliki tanggung jawab besar dalam memimpin bangsa Indonesia.
"Karena perlu membawa Indonesia dengan seluruh Tanah Air," kata Haedar
Haedar mengatakan Dialog Publik Muhammadiyah merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Muhammadiyah membuka ruang komunikasi dan diskusi untuk ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam memberikan gagasan mereka untuk membawa Indonesia maju.
Oleh karena itu, kata Haedar, Muhammadiyah menilai pemilu bukan hanya merebut hati rakyat dan menduduki jabatan pemerintah, tetapi juga pada saat yang sama mampu membawa mandat utama selama menduduki jabatan tersebut.
"Mulai dari mewujudkan visi dan misi negara sesuai UUD Negara RI Tahun 1945 serta nilai dasar Pancasila sebagai konstitusi Indonesia. Sehingga, siapa pun capres-cawapres yang terpilih, maka bukan hanya dalam cita-cita dan visi dan misi sendiri," jelasnya.
Selanjutnya, Haedar mengatakan Pemilu 2024 bisa dijaga bersama agar berjalan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, bermartabat, beretika, dan menjunjung tinggi kebenaran, kebaikan, kepatutan, sekaligus tegak lurus dengan segala aturan berlaku.
"Pemilu dan kontes yang berbeda tidak boleh menjadi tempat untuk meretakkan keutuhan bangsa, dan pemilu seberapa pun itu tidak mengoyak persatuan bangsa. Sungguh rugi (kalau) karena pemilu kita pecah sebagai bangsa," ucap Haedar.
Sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas), kata Haedar, Muhammadiyah mengedepankan politik kebangsaan melalui para tokoh yang mendirikan republik ini.
Dia pun berharap lima tahun ke depan, pemimpin terpilih mampu menyelesaikan masalah sendiri dan permasalahan berat bangsa, mulai dari korupsi, kesejahteraan kurang, eksploitasi sumber daya alam, serta beratnya utang negara.
"Permasalahan itu diharapkan bisa ditangani pemimpin baru dengan tanggung jawab dan menyelesaikan masalah yang tersistem," kata Haedar.
Menurut dia, pemimpin seharusnya bisa membawa Indonesia menjadi negara modern, serta mampu berdiri sejajar, semartabat, dan berdaulat dengan bangsa lain yang lebih maju.
Sehingga, tambahnya, bukan hanya menjadi objek kepentingan pihak lain yang tidak sejalan dengan semangat jiwa dan dasar konstitusi.
"Harapan kami, bagaimana pemimpin ke depan dapat bersatu memobilisasi potensi untuk bagaimana Indonesia ke depan dalam berbagai aspek kehidupan; tetapi dalam saat yang sama berdiri tegak dalam kepribadian di mana agama, Pancasila, dan kehidupan luhur bisa dipertahankan," ujar Haedar Nashir. (FAR)
Baca Juga: Format Debat Ketiga Capres pada Minggu Malam Tidak Berubah
capres cawapres pp muhammadiyah haedar nashir pilpres 2024 pemilu 2024
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...