CARITAU JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono menyebut pangsa pasar fesyen lokal Indonesia sangat besar dan kini sudah kembali membaik pascapandemi.
Meski demikian, Poppy yang juga perancang busana, mengatakan ada beberapa hal teknis yang masih harus dimaksimalkan agar produk Indonesia dapat bertahan di tengah gempuran merek pakaian dari luar negeri.
Baca Juga: 12 Jenama Fesyen Indonesia Ditampilkan di Moscow Fest Edition 2023
“Saya lihat pasarnya sudah baik, tapi, pola pakaian masih belum baik,” kata Poppy pada penutupan Ramadan Runaway 2023 di Jakarta, Sabtu (29/4/2023).
Dia menjelaskan beberapa perancang busana masih menggunakan teknik pemotongan pakaian yang salah. Poppy dan APPMI pun berinisiatif untuk memberikan kursus singkat mengenai teknik memotong pakaian yang tepat kepada beberapa perancang busana di acara Ramadan Runaway 2023 tersebut.
Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu merek lokal Indonesia, Poppy bersama APPMI mengadakan kursus khusus agar keahlian para perancang busana Indonesia dapat meningkat. Salah satunya dengan menyelenggarakan acara Ramadan Runaway 2023 bagi para perancang busana terpilih.
Selain membuat panggung peragaan busana khusus untuk perancang busana lokal, Poppy mengatakan akan membuat pedoman khusus mengenai ukuran pakaian masyarakat di Indonesia.
Menurutnya, hal terpenting bagi perancang dan pengusaha busana di Indonesia adalah menyesuaikan ukuran pakaian yang pas bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, dia dan APPMI akan segera meluncurkan pedoman khusus bagi perancang busana agar sesuai dengan standardisasi pakaian sebagian besar masyarakat sehingga mengurangi keluhan tidak pasnya ukuran pakaian dari perancang merek lokal tersebut.
“Tahun kemarin, kita udah meluncurkan. Kita sekarang dalam proses guidance standardisasi ukuran pakaian bagi para desainer,” ujar Poppy dikutip Antara.
Pedoman ukuran pakaian tersebut tidak lagi menggunakan satuan ukuran huruf, seperti S, M, L, melainkan satuan ukuran angka, seperti 36, 38, dan lainnya. Hal itu dinilai lebih akurat dan diakui oleh standar internasional.
Mengenai tren fesyen di Indonesia tahun 2023 ini, Poppy mengatakan APPMI sebagai wadah bagi perancang busana Indonesia berusaha untuk menciptakan tren busana sendiri. Walaupun begitu, APPMI tetap melihat kondisi tren busana di luar negeri agar tetap up-to-date atau tidak ketinggalan zaman.
“APPMI menciptakan tren sendiri dan kita lihat acuannya dari Paris, New York, dan beberapa negara lainnya,” kata Poppy.
Poppy pun menilai tren pakaian di Indonesia sebisa mungkin memiliki sentuhan etnik khas budaya Indonesia. Misalnya, saat peragaan busana di Jakarta beberapa waktu lalu, kain tradisional khas Gorontalo, yakni Karawo dipromosikan dalam acara tersebut.
Selain itu, pemilihan warna pakaian menjadi penting agar sesuai dengan pola atau corak pakaian itu sendiri.
Poppy berpesan kepada para perancang busana lokal yang ingin lebih dikenal oleh masyarakat agar terus belajar dan mengikuti acara dan peragaan busana yang diselenggarakan oleh beberapa pihak, salah satunya APPMI.
“Konsistensi terhadap karya busana serta mutu perlu dijaga agar dapat bertahan lama. Harus terus berproses,” ujar Poppy. (HAP)
pakaian impor appmi fesyen lokal poppy dharsono ramadan runaway 2023
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024