CARITAU SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta upaya pendampingan untuk  transformasi digital, akses pasar dan akses permodalan bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (K-UKM) dipercepat.

"Ini penting, karena digitalisasi K-UKM adalah hal mendesak yang harus disegerakan sehingga akan memunculkan skill bagi para pelaku K-UKM," kata Khofifah saat menutup Expo ke-9 (K-UKM) di Grand City Surabaya Minggu (31/7/2022)malam..

Gubernur perempuan di Jatim ini mengungkana ada MoU yang telah diaksanakan dengan beberapa lembaga  untuk memberikan akses pasar dan permodalan.

"Tentu kami berharap, pasca expo akan bisa menghasilkan transaksi perdagangan yang lebih banyak,” katanya.

Selama pameran berlangsung, omzet per tanggal 31 Juli pukul 14.25 WIB telah mencapai Rp 2,5 milliar dengan total pengunjung sebanyak 16.520 orang. Transaksi lembaga jasa keuangan perbankan mencapai Rp 10,3 milliar.

“Maka inilah yang mendasari kita semua untuk berikhtiar bersama agar membawa K-UKM bisa segera bertransformasi secara digital. Kita harus menyemangati satu sama lain dan saling berkolaborasi agar semakin menguatkan digital ekosistem kita,” jelasnya.

Pentingnya sinergi antara pelaku UMKM dengan unsur pentahelix approach, di mana pemerintah berperan membangun mediasi support dan market akses. Kemudian sektor privat bisa memberikan pendampingan permodalan, pendampingan sekaligus akses pasar. Sedangkan, perguruan tinggi bisa melakukan pendampingan serta melibatkan peran media dan masyarakat itu sendiri juga harus dilakukan pada saat bersamaan.

“Di bidang UMKM sinergi dengan pentahelix approach harus terus digencarkan,” tandasnya.

Mantan Menteri Sosial RI ini memaparkan peranan penting sektor UMKM pada PDRB Jatim. Ditahun 2021, kontribusi UMKM sebesar 57,81% terhadap PDRB Jatim.

“Tahun 2030, kontribusi UMKM diprediksi akan mencapai 80% terhadap PDRB Jatim,” paparnya.(HAP)