CARITAU SURABAYA – Kota Surabaya menjadi kota pertama yang mendapat hibah bus listrik dari KTT G20 sebanyak 17 unit.
Pengoperasian perdana ditandai dengan launching Bus Listrik Trans Semanggi Suroboyo untuk mendukung angkutan Buy The Service (BTS) di Kota Surabaya ini oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada Selasa (20/12/2022).
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tunjung Iswandaru menjelaskan operasional bus listrik ini akan dilakukan langsung oleh Damri yang ditunjuk oleh Kemenhub.
“Pembayarannya cashless atau non tunai menggunakan uang elektronik dan QRIS. Tarifnya Rp6.200 dan gratis bagi veteran, lansia dan pelajar. Aplikasi layanannya menggunakan Teman Bus,” papar Tunjung saat peluncuran bus listrik BTS yang dihadiri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto di Alun-alun Surabaya, Selasa.
Kapasitas bus sebanyak 28 penumpang, dan akan berhenti di 62 titik. Bus listrik ini akan melayani rute koridor 3, yaitu dari Terminal Purabaya – Jalan Ahmad Yani – Dolog – Jemur Andayani - SIER- Rungkut Madya – Jl. Dr. Ir. H. Soekarno – Jalan Kenjeran - Kenjeran Park dan sebaliknya.
Usai mencoba bus listrik, Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto mengatakan dari sisi suara, bus listrik itu tidak memunculkan kebisingan karena tidak ada knalpotnya, sehingga secara otomatis emisi gas buangnya tidak ada atau nol.
“Tujuannya supaya target emisi di Surabaya Raya ini semakin lama semakin menurun. Jadi, pada intinya bagaimana kita punya kontribusi yang positif untuk Kota Surabaya dalam rangka berperan menyehatkan masyarakat melalui penurunan emisi itu,” kata Suharto.
Ia menegaskan bahwa peresmian bus listrik program BTS ini pertama kali dilakukan di Kota Surabaya. Dari 10 kota BTS di Indonesia, pertama dilakukan di Surabaya dan secara bertahap akan dilakukan penambahan sejalan dengan peningkatan selesainya produksi dari karoseri.
“Kota Surabaya memiliki komitmen yang kuat, Surabaya sangat didukung oleh Pak Wali Kota dan juga DPRD-nya. Bahkan, masyarakatnya juga aware. Kalau Surabaya tidak berperan dalam mengurangi kendaraan pribadi, maka lama-lama Surabaya akan seperti Jakarta tahun lalu,” papar Suharto memilih Surabaya sebagai kota pertama pengoperasioan bus listrik.
Menurut Suharto, total yang dioperasikan saat ini di Kota Surabaya sebanyak 17 bus listrik, dan secara bertahap ke depannya akan ditambah. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini produksi dari karoseri memang terbatas karena permintaannya cukup besar.
“Tapi kami berkomitmen bahwa Surabaya yang pertama. Kita akan evaluasi secara terus menerus dan saat ini kami memproduksi 53 bus listrik, dan itu akan dioperasikan di dua kota, yaitu Surabaya dan Bandung, tapi yang paling besar dan prioritas di Surabaya,” ujarnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan salah satu cara Surabaya untuk menghilangkan kemacetan adalah kembali ke angkutan umum.
“Ternyata bus ini juga sangat aman dan nyaman tadi kita coba,” katanya.
Wali kota berharap polusi udara Surabaya akan jauh lebih turun ketika Surabaya sudah menggunakan bus listrik. Guna menjaga komitmen, Pemkot Surabaya akan membeli dan menggunakan feeder, sehingga setiap wilayah yang akan menggunakan bus Surabaya akan disiapkan feeder.
“Feeder itu akan kita penuhi semuanya di tahun 2024, dan sebagian kita akan menggunakan kendaraan listrik. Itu komitmen kita bersama,” katanya.
Wali kota juga memastikan Pemkot Surabaya siap menerima pilot project lainnya dan siap berkomitmen dan bersinergi serta berkolaborasi dengan Kemenhub untuk project lainnya.
“Insyaallah Surabaya bisa merasakan bagaimana tidak ada kemacetan dan polusi bisa semakin berkurang,” tandas Eri. (HAP)
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...