CARITAU SURABAYA – Tim mahasiswa Departemen Arsitektur Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih Juara II pada Sayembara Desain Aarsitektur yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kreature dengan karyanya Ampel Connecting Hub.
Sayembara ini ditujukan untuk menggali desain arsitektur terbaik mengenai pembangunan kawasan penunjang Wisata Religi Makam Sunan Ampel.
“Masih banyak fungsi yang kurang dimaksimalkan pada kawasan tersebut, ide-ide fresh dari anak bangsa sangat diperlukan,” terang dosen pembimbing tim Dr Eng Didit Novianto ST Meng, Sabtu (27/8/2022).
Tim yang terdiri dari Kresentia Ivena Kristanti, Farrel Adyuta Wiratama, dan Bonaventura Rah Abisca ini menyulap area bekas Rumah Potong Hewan (RPH) menjadi sebuah situs yang fungsional melalui desainnya.
Dijelaskan oleh anggota tim, Farrel Adyuta Wiratama atau yang akrab disapa Yuta, terdapat tiga konsep utama dalam karyanya, yakni Local Community, Connectivity, dan Sustain.
Konsep pertama pada area RPH yang diubah menjadi kawasan edukatif berupa museum. Tim menghadirkan terminal sebagai salah satu pusat transportasi umum.
“Rencananya, terminal dibangun terlebih dahulu untuk memberikan akses mudah bagi para pengunjung,” kata Yuta.
Tim juga menyediakan desain area komersial yang sebelumnya merupakan bekas kandang sapi. Yakni menjadi area yang dapat digunakan warga sekitar untuk menjajakan makanan dan minuman hingga oleh-oleh khas.
“Desain ini dimaksudkan agar mampu menghidupkan area-area potensial yang sebelumnya belum digunakan,” katanya.
Pada tahap seleksi, terdapat beberapa hal yang disebutkan menjadi keunggulan dari desain tim ini.
Yuta mengungkapkan, salah satu juri Hijjas Kasturi mengapresiasi tinggi atas kesan simplicity dalam penataan yang dihadirkan, terlihat dari sistem penataan arsitektur yang mudah dipahami serta hubungan antarruang yang harmonis dan indah.
Didit mengaku bangga dengan capaian mahasiswanya meski hanya dikerjakan kurang dari sebulan.
“Salah satu tantangan yang dihadapi adalah dalam menyikapi bahwa Ampel merupakan area bersejarah perlu dijaga, sehingga boleh dilakukan perbaikan dari segi fungsi namun tidak dari fisiknya,” katanya.
Menurut Didit tantangan tersebut perlu diolah dengan pertimbangan desain yang lebih modern untuk meningkatkan minat kunjungan. Beberapa hal akan dilakukan evaluasi ke depannya untuk menyempurnakan gagasan tersebut.
“Harapannya, desain ini dapat menjadi salah satu masterplan dalam ide pengembangan Ampel oleh Pemkot Surabaya ke depannya,” pungkas Didit.(HAP)
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...