CARITAU JAKARTA – Novak Djokovic siap mengejar sejarah baru dengan mencapai final Wimbledon kesembilannya. Sang juara bertahan menyebut bahwa usia ‘36 adalah 26 baru’ setelah mengalahkan Jannik Sinner di semifinal, Jumat waktu London, Inggris.
Kemenangan Djokovic 6-3, 6-4, 7-6 (7/4) memastikan rekor penampilan final Grand Slam ke-35 sang juara bertahan, dan membawanya lebih dekat ke gelar Wimbledon kedelapan untuk menyamai rekor saat ini.
Baca Juga: Sejarah Baru, Pebalap Sepeda Indonesia Lolos Kualifikasi Kejuaraan Dunia Trek
"Saya merasa 36 adalah 26 baru, rasanya cukup bagus. Saya merasakan banyak motivasi," kata Djokovic dikutip dari AFP, Sabtu (15/7/2023).
Petenis berusia 36 tahun itu akan menghadapi petenis nomor satu dunia Carlos Alcaraz pada final Wimbledon kelimanya secara beruntun, di Center Court pada Minggu, 16 Juli 2023.
Djokovic telah melewati legenda Amerika Chris Evert sebagai satu-satunya petenis yang mencapai 35 final turnamen mayor, tetapi ia memiliki prestasi yang lebih signifikan.
Petenis nomor dua dunia itu akan menyamai rekor delapan gelar Wimbledon milik Roger Federer jika ia memenangi gelar kelima berturut-turut di lapangan rumput All England Club.
Dengan 23 gelar tunggal Grand Slam atas namanya, Djokovic juga bertekad untuk menyamai rekor 24 gelar sepanjang masa milik Margaret Court.
"Senang menjadi bagian dari generasi berikutnya, saya menyukainya," tutur petenis asal Serbia itu.
"Olahraga ini telah memberi saya dan keluarga banyak hal. Saya akan membalas budi pada olahraga ini dan bermain sebanyak yang saya bisa," imbuhnya.
Seperti dikutip Antara, Djokovic merupakan petenis putra tertua ketiga yang mencapai final Wimbledon di era Open, dan akan menjadi juara putra All England Club tertua melampaui kemenangan Federer 2017 pada usia 35 tahun, jika ia menang pada Minggu.
Saat Federer pensiun dan Rafael Nadal sedang mempersiapkan tur perpisahan tahun depan sebelum pensiun, Djokovic masih kuat.
Ia telah memenangi Australian Open dan French Open musim ini, saat dia mengejar sapu bersih dari empat Grand Slam dalam satu tahun. Sedangkan US Open akan bergulir pada Agustus.
"Kami adalah bagian dari olahraga individu sehingga Anda harus mengandalkan diri sendiri dan menempatkan diri Anda dalam kondisi fisik dan mental terbaik sebelum menuju ke lapangan," ujar Djokovic mengenai rahasia performanya di usia yang tak lagi muda.
Gelar Pertama vs Gelar Kelima
Sementara petenis nomor satu dunia Carlos Alcaraz yakin bisa mengalahkan Novak Djokovic dan menegaskan bahwa "tidak ada waktu untuk takut" di final Wimbledon, Minggu.
"Saya yakin bisa mengalahkannya di sini. Semua orang tahu dia legenda. Dia sangat sulit. Saya akan berjuang. Saya akan percaya pada diri saya sendiri," kata Alcaraz, yang ingin menambah gelar Wimbledon pertamanya untuk kemenangannya di US Open tahun lalu, seperti disiarkan AFP, Sabtu.
Petenis berusia 20 tahun itu menjadi pemain termuda yang mencapai final Wimbledon, setelah sesama petenis Spanyol Rafael Nadal pada 2006, saat ia menyingkirkan Daniil Medvedev 6-3, 6-3, 6-3, Jumat.
Sementara Djokovic pernah mengalahkan Alcaraz di semifinal French Open, Juni. Petenis muda itu mengalami kram yang disebabkan oleh stres dan tegang saat menghadapi lawannya yang berusia 36 tahun itu.
"Saya melihat dia tidak terkalahkan di sini, di Centre Court sejak 2013, jadi ini akan menjadi tantangan. Tapi saya siap untuk ini," Alcaraz menegaskan.
Djokovic akan bermain dalam final Grand Slam ke-35, sementara Alcaraz akan berada di final keduanya.
"Melawan Novak akan menjadi spesial. Tidak ada waktu untuk takut, tidak ada waktu untuk lelah," ujar Alcaraz.
Alcaraz hanya memenangi tujuh pertandingan ketika dia menderita kekalahan straight set dari Medvedev di Wimbledon dua tahun lalu.
Saat itu, dia hanya berperingkat 75 dunia, sementara Medvedev berada di peringkat dua dunia.
Pada semifinal, Alcaraz mendominasi hingga mampu mengonversi break point untuk memimpin 5-3.
Satu-satunya break point Medvedev digagalkan pada gim kedua set kedua, dan juara US Open Alcaraz bangkit lagi pada set ketiga untuk memimpin dengan meyakinkan.
Alcaraz melakukan break untuk memimpin 2-0 pada set ketiga sebelum empat break berturut-turut.
Petenis Spanyol itu memantapkan dirinya, maju ke final Wimbledon pertamanya dengan pukulan forehand yang spektakuler.
"Sangat sulit untuk menutup pertandingan, Anda harus benar-benar fokus melawan Daniil, dia berjuang hingga saat-saat terakhir," ujar Alcaraz.
"Dia petarung, pelari, pemain yang luar biasa. Saya harus menunjukkan yang terbaik di saat-saat sulit dan bermain agresif. Saya harus menjadi diri saya sendiri dan itulah kunci untuk menutup pertandingan itu," pungkasnya.(HAP)
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...