CARITAU JAKARTA - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah berkirim surat ke Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) terkait kontroversi di pertandingan Final AFF U-23 antara Indonesia vs Vietnam. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketum PSSI, Erick Thohir, Jumat (8/9/2023).
"Kita sudah berkirim surat dan mempertanyakan bagaimana ini penilaian dari mereka," kata Erick usai menghadiri Coaching Clinic Papua Football Academy bersama Legenda Borrusian Dortmund di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta.
Di pertandingan tersebut, Skuad Garuda harus mengakui keunggulan The Golden Stars Warriors lewat adu penalti. Meski begitu, terdapat sejumlah kontroversi yang merugikan Indonesia.
Seperti halnya yang paling menonjol adalah tindakan tidak terpuji nomor punggung 20 Vietnam Nguyen Hong Phuec melakukan sikutan keras ke wajah Mohammad Haykal.
Wasit asal Jepang, Hiroki Kasahara malah bergeming dan tidak mengeluarkan ganjaran apapun. Padahal banyak menilai perbuatan tersebut layak diberi kartu merah.
Adapun, Erick juga menjelaskan pihaknya sudah berdiskusi dengan AFF terkait padatnya kompetisi yang diikuti. Diketahui, AFF kerap menggelar kompetisi di sejumlah kelompok umur, mulai dari AFF U-15, U-17, U-19, U-23 hingga senior.
Sebab, banyaknya kompetisi tersebut sering dipermasalahkan, baik dari federasi maupun klub karena kerap diselenggaran di luar kalender FIFA.
"Kita juga sudah diskusi, bagaimana jadwal kita yang sangat padat, antara jadwal FIFA, jadwal Liga. Kita juga mesti berpikir nanti jadwal-jadwal yang tidak kalender FIFA, ya mungkin kita harus kurangi," ucap Erick.
"Saya juga proaktif sama klub, kita tidak mengambil 5-6 pemain, tapi maksimalnya dua. Ya kita mengerti lah, tapi jangan dipolemikan seakan kita nggak ngerti bola," sambungnya.
Sebelumnya, muncul sejumlah desakan dari sejumlah pihak untuk meminta PSSI keluar dari AFF. Pihak tersebut menilai, Indonesia kerap dirugikan saat mengikuti kompetisi antar regional itu. Meski begit, Erick lebih mempertimbangkan untuk mengurangi keikutsertaan Timnas Indonesia pada kompetisi di luar FIFA Matchday.
"Karena gini loh, bukan masalah benar dan salah. Sebab jumlah pemain kita ini belum tebal. Kalau misalnya di U-17 ada 40 pemain sama rata, begitupun di U-20, di Timnas U-23 dan senior ada 60, kita bisa memecah tim. Cuman sekarang bisa diambil contoh, pemain senior cidera tiga, ngambil dari U-23. Artinya apa, skuad kita masih tipis. Jadi kompetisi di luar kalender FIFA kita review ya, mana yang kita kuat," papar Erick. (RMA)
Baca Juga: Siap Jemput Kemenangan, Rizky Ridho Tegaskan Timnas Indonesia Tak Gentar dengan Suporter Vietnam
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...