CARITAU BEIJING – Eksportir Indonesia yang telah masuk dalam daftar perusahaan asing yang mendapatkan persetujuan dari Kementerian Kepabeanan China (GACC) hingga 14 April 2022 tercatat 2.278 perusahaan.
"Sebagaimana telah diprediksi bahwa penerapan GACC Decree 248 memberikan dampak signifikan kepada kita," kata Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing Marina Novira Anggraini, Minggu (17/4/2022).
Menurut data GACC yang diterima di Beijing pada Minggu, jumlah perusahaan Indonesia yang terdaftar di China merupakan yang terbanyak di antara negara-negara anggota ASEAN.
Jumlah perusahaan Indonesia melebihi perusahaan Vietnam (2.008), Thailand (1.631), Myanmar (1.052), dan Malaysia (1.021).
Dalam ketentuan yang diberlakukan otoritas China pada 2021, yang dikenal dengan GACC Decree 248, setiap perusahaan asing wajib melakukan pendaftaran sarana produksi, produsen, dan sarana penyimpanan produk yang hendak diekspor ke China.
Setelah mendapatkan persetujuan dari GACC, produk asing tersebut akan mendapatkan label ekspor. "Masa berlaku registrasi ini selama lima tahun," kata Marina dikutip Antara.
Pada 2021, nilai ekspor Indonesia ke China mencapai USD63,63 miliar (Rp914,16 triliun) atau tumbuh 70,02% dari pencapaian 2020, sementara nilai impor Indonesia dari China hanya USD60,71 miliar atau naik 47,87%.
Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus perdagangan senilai USD2,92 miliar (Rp41,95 triliun) pada tahun itu, menurut data GACC pada awal Februari lalu.
Nilai perdagangan bilateral Indonesia-China pada periode yang sama mencapai USD124,34 miliar (Rp1,79 kuadriliun) atau meningkat 58,43%.
Beberapa produk unggulan Indonesia yang mengalami peningkatan nilai ekspor ke China hingga di atas 100% adalah bahan bakar mineral, produk turunan nikel, produk industri penggilingan, produk keramik, logam mulia, olahan dari sayuran, mutiara alam, mutiara budidaya, dan olahan daging ikan.
Ekspor dari industri makanan, kopi, teh, dan rempah-rempah ke China nilainya naik di atas 60%.
Di antara negara-negara ASEAN yang menjadi mitra dagang China, Indonesia menempati peringkat ketiga. Pada 2019 dan 2020, Indonesia menempati peringkat kelima dan keempat.(HAP)
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...