CARITAU JAKARTA – Dollar Index yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, ditutup di 103,604. Ini adalah yang tertinggi sejak 2002.
Dolar AS semakin perkasa jelang rapat Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) yang hasilnya diumumkan Rabu (4/5/2022) waktu setempat.
Baca Juga: Rekor Baru LeBron James, 20 Kali Terpilih Menjadi NBA All-Star
"Pasar mengantisipasi The Fed tidak mundur dari posisi (stance) yang hawkish ini. Bahkan ke depan bukan tidak mungkin ada kejutan lain. Ini yang membuat dolar dalam posisi yang sangat kuat," kata Edward Moya, Analis Senior OANDA, seperti dikutip dari Reuters.
Pasar memperkirakan Ketua Jerome ‘Jay’ Powell akan kembali mengerek suku bunga acuan.
Mengutip CME FedWatch, pasar bertaruh suku bunga acuan akan dinaikkan 50 basis poin (bps) menjadi 0,75-1%. Kemungkinannya mencapai 99,3%.
Kenaikan suku bunga acuan akan membuat aset-aset berbasis dolar AS, terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi, menjadi 'seksi'. Oleh karena itu, nilai tukar mata uang Negeri Paman Sam pun terapresiasi karena tingginya permintaan.(HAP)
Baca Juga: FIFA: Aktivitas Transfer Tahun 2023 Pecahkan Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Capai Ratusan Triliun
500 Intelektual Prancis Desak Presiden Macron Akui...
Pencarian Korban Banjir Bandang Hari Kedelapan
Luhut Nyatakan Siap Bantu Prabowo Jadi Penasihat
Sekretaris BNPP Prof Zudan Dilantik Mendagri Tito...
Kedatangan Warga Badui di Lokasi Seba