CARITAU MAKASSAR – Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan masih melakukan tracing untuk menelusuri proses terjangkitnya pasien Omicron pertama di Sulsel yang diderita warga Kabupaten Takalar.
Kepala Dinkes Sulsel mengaku masih kesulitan mendeteksi penularan.
Pasien diketahui kembali ke kampung dari tempat kerjanya di perusahaan ikan di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku pada Oktober 2021. Sementara varian Omicron baru muncul di dunia, tepatnya di Afrika, sebulan kemudian pada November 2021.
Maka transmisi lokal pun diduga kuat menjadi penyebab pasien terjangkit.
"Jadi mungkin ini penularan lokal. Kemungkinan Omicron ini memang sudah ada (Sulsel). Semua bisa saja terjadi," ungkap Kadinkes Sulsel dr Arman, Selasa (25/1/2022).
Ia mengaku pihaknya masih mengalami kendala untuk mendeteksi varian-varian Covid-19 di Sulsel, mengingat laboratorium pemeriksaan yang ada di Sulsel hanya bisa mendeteksi virus Covid-19 dan bukan variannya.
"Sampai saat ini semua mesin PCR kita belum bisa mendeteksi varian-varian Covid-19, cuma bisa mendeteksi adanya virus Covid-19. Tapi apakah virus itu omicron atau delta kami belum punya alat," jelasnya.
Maka untuk memastikan variannya, pihak Dinkes Sulsel mengirim sampel pasien terduga omicron ke Litbangkes Jakarta.
"Untuk bisa mendeteksi variannya apakan itu omicron atau delta itu kan harus dikirim ke Litbangkes. Nah sama dengan kasus yang ada di Takalar. Dia dicek positif, kami coba kirim ke Jakarta ternyata omicron," tandasnya.
Kasus pertama Omicron di Susel diderita NA (27) warga asal Dusun Barua, Kelurahan Bontomarannu, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. (KEK)
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...