CARITAU JAKARTA - Masjid Al Mukarromah Makam Keramat Kampung Bandan menjadi saksi bisu awal peradaban Islam di pesisir Ancol. Bangunan cagar budaya di Jalan Lodan Raya nomor 99, Pademangan, Jakarta Utara tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir tiga penyebar agama Islam yang kini dikeramatkan.
Masjid Al-Mukarromah Kampung Bandan, awalnya merupakan sebuah mushola di dekat dua makam tokoh Islam, kemudian berkembang menjadi masjid. Makam yang ada disana pun bertambah menjadi tiga dengan dimakamkannya, pendiri masjid ini disamping kedua makam sebelumnya. Makam tiga ulama besar asal Batavia, yakni makam Habib Mohammad Bin Umar Alqudsi, Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’alawi, dan Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri.
Baca Juga: Perbanyak TOD Di Jakarta
Dalam bahasa Arab, nama masjid ini memiliki arti mulia atau yang dimuliakan. Masjid ini pertama kali dibangun sebagai sebuah Mushola di dekat dua makam Ulama Besar Batavia oleh Sayid Abdul Rachman bin Alwi As Syatiri pada tahun 1879. Beliau wafat tahun 1908 dan putra beliau Sayid Alwi bin Abdul Rachman bin Alwi As-Syatiri yang kemudian membangun mushola tersebut sebagai sebuah masjid.
Sejarah pembangunan masjid ini terbilang cukup unik. Habib Abdurrahman bin Alwi Asy-Syahtiri adalah seorang saudagar yang pada suatu kesempatan sekitar tahun 1874 berkunjung ke kediaman Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas di Empang, Bogor. Awalnya Habib Abdurrahman hanya berniat mengadu masalah usaha dagangnya. Tapi, lalu Habib Abdullah menyuruh beliau menelusuri 2 makam ulama besar di Batavia. Jika ditemukan, Habib Abdullah berpesan agar Habib Abdurrahman memelihara dan mendirikan tempat ibadah di dekat makam tersebut.
Dijelaskannya, kedua makam itu adalah para wali Allah. Semasa hidupnya, mereka berdakwah dan menyebarkan syiar Islam di tengah-tengah perkampungan para budak dari Banda yang terzalimi ulah jahat penjajah. "Keduanya terlibat dalam pemberontakan kepada VOC di tahun 1682. Setelah melakukan penelusuran ditemukan dua makam berdampingan yang terletak di Kampung Bandan. Habib Abdullah pun membenarkan bahwa kedua makam itu merupakan dua ulama yang dicarinya. Habib Abdurrahman mengikuti amanat Habib Abdullah dengan membeli tanah tempat keberadaan makam tersebut, mendirikan tempat singgah dan salat untuk peziarah di tahun 1879, dan meneruskan ajaran agama Islam di sana.
Habib Abdurrahman wafat pada 1908, kepengurusan tempat ibadah yang awalnya hanya berbentuk mushola ini, diteruskan oleh putranya, Habib Alwi bin Abdurrahman Asy-Syahthiri. Mushola baru berkembang jadi masjid sejak tahun 1913 dan selesai tahun 1917. Masjid Al-Mukarromah terletak di atas tanah seluas 95 x 50 m, dibatasi pagar beton dengan jeruji besi dilengkapi dengan pintu gerbang yang terletak di sisi selatan. Bangunan utamanya berukuran 15 x 13 m, dengan dua buah pintu masuk. Di dalamnya terdapat tiang, makam, mihrab, dan mimbar. Bagian selatan, timur, dan barat terdapat serambi. (CARITAU - MUNZIR)
Baca Juga: Shalat Tarawih Pertama di Jakarta
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...