CARITAU JAKARTA - Satu buah rumah warga dan satu unit bangunan mushala di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dilaporkan rusak akibat gempa magnitudo 6,4 yang berpusat 86 km barat daya Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Jumat (30/1/2023).
"Laporan sementara yang masuk ke kami ada dua bangunan rusak dan dua unit sepeda motor (rusak)," kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, dikutip Sabtu (1/7/2023).
Bangunan rumah warga yang rusak, kata dia, dilaporkan terjadi di wilayah Kecamatan Gandusari, tepatnya di Desa Wonoanti.
Baca Juga: Gunung Slamet Alami Peningkatan Aktivitas Gempa
Kerusakan pada bangunan milik warga atas nama Sudarmi ini tergolong parah, karena atap bangunan utama roboh dan menimpa properti dan aset rumah tangga yang ada di bawahnya.
Selain rumah, dilansir dari Antara, sebuah mushala di RT 33/RW 07 Dusun Jagul Desa Siki Kecamatan Dongko mengalami kerusakan. Sebagian genteng hingga plafon mushala itu jatuh hingga menyebabkan kerugian kurang lebih Rp1,5 juta.
Triadi menyebut pihaknya bersama petugas lainnya telah mendatangi lokasi terdampak dan melakukan identifikasi di lapangan. "Sudah kami lakukan pendataan," ujarnya.
Dalam keterangan resminya, Badan Geologi mengungkap endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang lapuk serta bersifat urai, lunak, lepas, dan belum kompak memperkuat efek guncangan gempa bumi di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
"Morfologi daerah tersebut umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian utara. Wilayah pantai secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E)," kata Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (1/6/2023).
Endapan kuarter yang berada di Yogyakarta, termasuk Jawa Tengah berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunung api muda, serta batuan berumur tersier berupa batuan sedimen (batu pasir, batu lempung, batu lanau, batu gamping).
Sugeng menuturkan bahwa sebagian batuan berumur tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.
Selain itu, pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi yang terletak pada bagian atas megathrust. Sesar aktif pada zona itu umumnya merupakan sesar naik," ujar Sugeng.
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
Kejadian gempa bumi itu tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, namun diperkirakan tidak mengakibatkan terjadinya deformasi bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Sementara itu, BMKG menuturkan, gempa yang getarannya dirasakan cukup kuat hingga di Trenggalek itu tidak berpotensi tsunami.
Gempa yang berpusat di kedalaman 25 kilometer bawah laut, berjarak sekitar 86 kilometer arah barat daya Kabupaten Bantul Yogyakarta itu terasa kuat di Kabupaten Trenggalek maupun kabupaten/kota lain sekitarnya hingga wilayah Malang.
Banyak warga yang memilih berhamburan keluar karena panik. Warga berangsur tenang setelah gempa yang mengguncang kurang-lebih 30 detik itu mereda. (IRN)
Baca Juga: Sekolah PAUD Roboh di Ciamis
gempa jogja gempa bantul gempa bumi gempa yogyakarta badan geologi bpbd endapan aluvial pantai gempa gunung kidul
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...