CARITAU MAKASSAR – Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dipastikan kembali ke rumah lamanya di Partai Golkar. Hal itu dipastikan pasca IAS kalah bertarung di Musda Demokrat Sulsel beberapa waktu lalu.
Diketahui, IAS harus legowo untuk menerima kemenangan dari lawannya yakni Ni'matullah Rahim Bone.
Meskipun meraih 16 suara dari 24 DPC Demokrat se-Sulsel, namun DPP Demokrat menunjuk kembali Ni'matullah untuk memimpin partai berlambang Mercy di Sulsel.
Namun kembalinya IAS ke rumah lamahnya di partai berlambang pohon beringin itu memunculkan beberapa isu bahwa IAS akan membawa gerbongnya yang di Demokrat untuk bergabung di Golkar.
Menanggapi itu, Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Andi Ali Armunanto mengatakan, riak yang muncul di internal Partai Demokrat Sulsel akan memiliki dampak negatif terhadap elektabilitas jelang Pemilu 2024. Meskipun mendapat sorotan dari publik.
"Hal ini justru akan merusak konsolidasi internal partai Demokrat, meskipun mendapatkan ekspose media, namun hal tersebut bukanlah ekspose yang positif, malah justru akan mengundang keraguan publik, " ungkap Andi Ali.
Dia menilai, menjelang tahapan Pemilu seharusnya Partai Demokrat mulai fokus melakukan konsolidasi internal. Kemudian mengakhiri polemik yang berkepanjangan di internal mereka.
"Saya rasa yang terpenting saat ini bagi Demokrat adalah mengupayakan konsolidasi internal agar tidak mengalami kerugian akibat konflik yang berkepanjangan, " ucapnya.
Sebab, diungkapkan Ali, jika konflik internal tersebut terus dibiarkan dan tidak melakukan konsolidasi secepat mungkin. Potensi pecah kongsi juga menghantui internal Partai Demokrat Sulsel menghadapi Pemilu 2024.
Bahkan polemik internal Demokrat Sulsel jika tidak segera diredam oleh DPP, kata Ali, kemungkinan besar IAS menarik semua loyalisnya untuk hijrah ke partai lain. Apalagi, disebutkan Ali, mantan Wali Kota Makassar dua periode itu memiliki rekam jejak ketika hijrah dari Golkar ke Demokrat yang membawa gerbongnya.
"Saya rasa bila tidak diakomodasi maka kemungkinan IAS akan pindah ke partai lain dan membawa gerbongnya. Sama seperti waktu dia meninggalkan Golkar ke Demokrat, "tukasnya.
Jika itu terjadi, diungkapkan Ali, akan menjadi dampak negatif bagi Partai Demokrat Sulsel. Mengingat rata-rata loyalis IAS memiliki pengaruh yang besar di partai berlambang Mercy itu.
"Jika IAS menarik semua loyalisnya dari Demokrat. Maka hal ini akan memicu krisis kader bagi Demokrat Sulsel yang bisa berimbas pada berkurangnya kekuatan mesin politik demokrat dan juga akan berpengaruh pada perolehan suara pada Pemilu 2024," tandasnya. (KEK)
berlabuh kembali ke golkar ias berpotensi bawa gerbongnya dari demokrat
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024