CARITAU JAKARTA - Perbedaan pandangan ahli terkait penetapan 1 Syawal 1444 H tak hanya terjadi di Indonesia. Perbedaan pandangan di antara para ahli astronomi dan lembaga astronomi juga terjadi di Arab dan dunia Islam.
Baca Juga: Pengamatan Hilal Awal Zulhijah di Bali
Namun, bagi para astronom yang memakai metode rukyat, yaitu dengan melihat langsung bulan sabit muda (hilal) sebagai tanda bulan baru dalam penanggalan Islam, maka analisis astronomis terpecah menjadi dua.
Pada tahun ini, berbarengan dengan penentuan 1 Syawal 1444 H, terjadi juga fenomena astronomis langka Gerhana matahari total dan cincin (hibrida) yang terjadi Kamis siang (20/4/2023). Hal tersebut juga menurut para Astronom disebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penentuan hilal.
Dilansir dari laporan Saudi Gazzete, Kamis (20/4/2023), beda pendapat ini akan terjawab pada setelah prosesi pengamatan hilal dilakukan petang/malam nanti. Jika hilal terlihat jelas dalam cuaca cerah, perbedaan pendat tersebut berakhir.
Dalam laporannya, prakiraan astronomi menunjukkan kemungkinan bahwa hari pertama Idulfitri dan hari pertama Syawal akan jatuh pada hari Jumat (21/4/2023), bertepatan dengan 21 April, sehingga Ramadhan tahun ini akan memiliki 29 hari.
Namun fenomena astronomi yang akan terjadi di banyak negara di dunia, yaitu gerhana matahari, dapat menyebabkan terhalangnya penglihatan hilal dengan mata telanjang maupun dengan teleskop.
Dalam kasus seperti itu, maka bulan Ramadhan digenapkan 30 hari, sehingga Idul Fitri 1 Syawal akan jatuh hari Sabtu, 22 April. Hari ini, bertepatan dengan tanggal 29 Ramadhan, semua negara Islam/mayoritas muslim akan melakukan pengamatan hilal, termasuk Indonesia.
Lembaga Riset Astronomi dan Geofisika Nasional (NRIAG) di Mesir, pada Senin (17/4/2023), mengatakan berdasarkan perhitungannya, Idulfitri akan jatuh pada Jumat, 21 April.
NRIAG mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Kamis (20/4/2023), akan menjadi hari terakhir bulan suci Ramadhan, dan Jumat akan menjadi hari pertama Syawal.
Lembaga tersebut tak sepakat gerhana matahari akan berdampak pada penampakan bulan sabit Syawal. Gad El-Qady, Ketua NRIAG, mengatakan awal bulan Syawal jatuh pada hari Jumat, 21 April pukul 06.14 pagi waktu Kairo pada hari Kamis.
Dia mengatakan bahwa hilal berdiam di langit Makkah selama 23 menit dan dan di Kairo selama 27 menit setelah matahari terbenam pada hari itu. Di berbagai wilayah di Mesir, hilal berdiam di langit selama beberapa waktu berkisar antara 24-29 menit.
Dia mengatakan bahwa di kota-kota Arab dan Islam, hilal tetap ada setelah matahari terbenam pada hari itu untuk periode berkisar antara 10-35 menit.
Sementara itu, Pusat Astronomi Internasional (IAC) yang berpusat di Abu Dhabi, UEA, punya pendapat berbeda. IAC menyatakan bahwa tidak ada kemungkinan untuk melihat hilal Syawal pada Kamis, 29 Ramadhan, dan karenanya Idulfitri jatuh pada Sabtu, 22 April.
IAC berpendapat, bulan sabit pada Kamis malam sangat sulit dilihat karena membutuhkan teleskop yang tepat, pengamat profesional, dan kondisi cuaca yang luar biasa cerah.
“Melihat bulan sabit pada hari Kamis tidak mungkin dilakukan dengan mata telanjang dari mana pun di dunia Arab dan Islam,” kata IAC.
“Melihat bulan sabit pada hari Kamis (juga) tidak mungkin dilakukan dengan teleskop di sebagian besar negara Arab, dengan pengecualian sebagian Afrika Barat mulai dari Libya, dan oleh karena itu hari Sabtu kemungkinan besar akan menjadi hari pertama Idul Fitri,” kata mereka.
Untuk bisa menyaksikan hilal pada hari Kamis harus memakai teleskop yang akurat, pengamat yang profesional, dan cuaca cerah yang mendukung. Karena ketiga kombinasi ini jarang ada, maka IAC memprediksi hilal tak terlihat di dunia Arab sehingga Idul Fitri jatuh Sabtu (22/4/2023).
Namun, bagi mereka yang kemungkinan bisa melihat bulan sabit dengan teleskop dari beberapa bagian dunia Islam pada hari Kamis, dan karena terjadinya konjugasi sebelum matahari terbenam, dan terbenamnya bulan setelah matahari terbenam, maka akan mengumumkan awal bulan Syawal pada hari Jumat (21/4/2023).
25 Astronomer Internasional Buat Pernyataan
Sementara itu, 25 ahli astronomi dari 13 negara-negara Islam di Timur Tenga membuat pernyataan bersama. Isinya, mereka sepakat tidak ada kemungkinan bulan sabit (hilal) Syawal akan terlihat Kamis (20/4/2023) atau 29 Ramadhan dilansir dari Sabq, Kamis (20/4/2023).
Dijelaskan, pada 29 Ramadhan, negara-negara Islam/mayoritas muslim akan melakukan pengamatan langsung bulan sabit (rukyatul hilal), termasuk Indonesia.
Jika hilal terlihat sesuai kriteria yang mereka tetapkan masing-masing, maka mereka akan ber-Idul Fitri pada Jumat. Jika hilal tak terlihat sesuai kriteria yang mereka pedomani, maka Ramadhan digenapkan 30 hari, sehingga mereka ber-Idul Fitri pada Sabtu, 22 April.
Sabq mengungkapkan, ke-25 astronomer itu dalam pernyataannya mengatakan, menurut semua standar astronomi kuno dan modern, bulan sabit pada hari Kamis ini tidak mungkin terlihat dengan mata telanjang di dunia Arab dan Islam.
Pengamatan dengan teleskop pun tidak akan mampu melihat hilal di sebagian negara tersebut. Hal ini karena jarak sudut (arc of light) antara bulan dan matahari kurang dari batas Danjon.
Kriteria Danjon menyebutkan bahwa hilal dapat terlihat tanpa alat bantu jika minimal jarak sudut antara bulan matahari sebesar 7 derajat.
Mereka mengungkapkan, pihak atau negara-negara yang menggunakan metode penghitungan matematis dan astronomis (metode hisab) dan tidak mengharuskan melihat bulan sabit (hilal), benar bahwa Idul Fitri jatuh pada Jumat, 21 April.
Sedangkan negara yang mensyaratkan penglihatan hilal dengan mata telanjang di wilayah lokal mereka atau yang menggunakan teleskop (metode rukyah), diasumsikan bahwa Ramadhan 2023 akan berusia 30 hari sehingga Idul Fitri akan jatuh pada Sabtu, 22 April. (IRN)
Baca Juga: Biak Papua Siap Sambut 100 Ilmuwan Astronom Saksikan Gerhana Matahari Hibrida 20 April
1 syawal 1444 h. hari lebaran penentuan idulfitri hilal hisab gerhana matahari hibrida astronom astronomi
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024